Panorama 4 Puncak

307 3 0
                                    

Sudut kota telah menampakan indahnya lukisan 4 puncak tanah jawa

Tapi rangkaian petualangan bersamamu menorehkanjejak antara 2 jiwa

Tak lebih dari 15 menit perjalanan dari Tugu tuk sampai di hotel namun Vio masih terlelap dalam pelukanku. Aku mencoba membangunkannya dengan lembut dengan menepuk pipinya dan mencubit pelan pipinya.

"Hmm, udah sampai ya Mas? Maaf aku ketiduran ngantuk banget sih." Ujarnya sambil menguap.

"Yaudah yuk masuk kedalam, kamu duluan biar aku yang bayar becaknya." Jawabku.

Dia pun masuk ke hotel dan menungguku di lobby hotel. Aku sekedar membayar jasa tukang becak tadi dan bergegas menemuinya kembali di lobby hotel.

"Sudah Mas?" tanyanya.

"Sudah kok, yaudah kalau sudah mau tidur kamu kekamar mu sana."

"Perlu diantar gak?" tambahku.

"Hmm, gausah Mas. Aku bisa sendiri kok. Makasih ya" jawabmya.

"Yaudah, aku malah yang terima kasih sama kamu udah nemenin aku jalan jalan dikota Jogja malam ini." Sahutku.

"Hehe, iya Mas." Dia pun beranjak dari lobby untuk menuju kekamarnya.

Dikamar aku hanya tersenyum senyum sendiri melihat foto dengannya dan mengingat momen bersamanya malam itu. Bagaimana mungkin pertemuan dua jam mampu menghadirkan benih cinta karena campur tangan nuansa kota?

Aku mencoba menyapanya malam itu walau sekedar untuk mengucapkan selamat malam saja melalu chatting.

"Malam Vi." Chatku padanya

Sempat berpikir kalau dia sudah tertidur karena pesanku tidak dibaca baca olehnya, sampai setelah setengah jam menunggu notif handphoneku berbunyi.

"Malam Mas, loh belum tidur?" jawabnya.

"Belum nih, kamu sendiri belum? Katanya tadi mengantuk malam sempat ketiduran." Kataku kembali.

"Tau nih, sampai dikamar malah gabisa tidur." Balasnya.

"Wah jangan jangan malah mikirin aku lagi hehe, oh iya besok kamu ada seminar?" tanyaku

"Hmm gak Mas, memang kenapa?"

"Hmm aku sih niatnya besok mau ajak kamu lihat sunrise, aku pernah kesana ya walau sudah beberapa tahun yang lalu tapi aku suka viewnya. Mumpung aku di Jogja jadi pengen kesana lagi. Bagaimana?"

"Aku kira Mas baru pertama kali ke Jogja, ternyata sudah pernah toh kesini. Bisa sih, tapi kita mau berangkat jam berapa?" balasnya.

"Tepatnya kota Jogja aku baru kali ini, tapi soal luar kota Jogja aku pernah hehe. Kalau perjalanan sekitar 2 jam sih kita berangkat berarti sekitar jam setengah 4, sanggup?"

"Boleh, tapi bangun ga ya jam segitu haha." Jawabnya dengan emot tertawa.

"Yaudah kalo gamau kesiangan berarti udah dulu chatnya. Tapi janji harus langsung tidur jangan begadang yah." Kataku.

"Iya iya Mas, udah dulu ya. Bye."

"Bye. Good night." Balasku.

Jam menunjukkan jam 03.00 pagi saat dimana tamu hotel masih terlelap hotel dan hanya seorang recepsionis di lobby hotel yang sedang standby namun Aku sudah menunggu Vio di lobby hotel. Resah melanda setelah 15 menit menunggu namun dia tak kunjung terlihat ku takut dia masih tertidur saat itu, maka ku beranikan menelponnya.

"Iya Mas, ini aku udah siap kok. Bentar lagi sampai di lobby kok." Sahutnya di telepon

"Ohh aku kira kamu ketiduran Vi, makanya di telepon."

Candu CaraniWhere stories live. Discover now