#F1 Fabian Delcastilo

73.2K 1.4K 19
                                    

Fabian's Story 1

Desahan menggoda kembali terdengar, kala seorang lelaki dengan tubuh atletisnya menghimpit wanita di bawahnya. Tubuh mereka menyatu, beriring menjemput kepuasan dunia. Cakaran bahkan umpatan nikmat terdengar nyaring.

Keduanya beradu napas, saling menatap penuh damba. Satu sentakan mengakhiri kenikmatan dengan kepuasan tak terkira.

Napas mereka tersengal, senyum licik namun puas tercetak jelas.

"Tubuhmu menyimpan api gairah yang sangat besar rupanya," gumam Fabian si sulung Delcastilo. Wanita di bawahnya hanya memalingkan wajah. Enggan menanggapi ucapan Fabian.

Fabian tersenyum licik, dadanya yang berbulu mengoda puncak payudara wanita itu hingga mendesah lirih. Tatapan sayu wanitanya membuat Fabian semakin bernapsu, kembali ia memasukkan miliknya ke milik sang wanita. Sembari menikmati cumbuan yang disuguhkan wanita itu.

Diana...

Kau terlalu nikmat untuk di abaikan...

---

"Shit!" Fabian mengumpat melihat tonjolan celananya. Mimpi bercinta dengan  Diana Kartika adalah hal paling erotis yang mampu membangkitkan jiwa kelaki-lakiannya. Sialnya ia tak dapat mengontrol miliknya dengan benar saat ini. Terpaksa Fabian bergegas ke kamar mandi, mengguyur diri dengan air dingin demi meredam miliknya yang tak terlampiaskan. 

"Diana," Erang Fabian parau, wanita asal Indonesia itu mampu  menyalakan kembali gairahnya. Dibalik kemeja katun yang dipakai Diana menyimpan sejuta kenikmatan gairah yang tak dapat Fabian bayangkan bagaimana nikmatnya. Lembut, sensual dan penuh. Paduan yang pas untuk partner bercinta.

Kembali Fabian membayangkan tubuh molek Diana. Payudaranya yang membusung, padat dan nikmat, belum lagi pantat yang berisi, bibir sensual yang selalu membuat Fabian tergoda untuk melumatnya dengan kasar, mendesahkan namanya atau mengoral batang milik Fabian. Diana adalah hal terliar dalam hidup Fabian hingga saat ini.

Shit!

Bukannya mengecil, batang kejantanan Fabian semakin membesar. Membuat Fabian semakin frustasi, dengan kesal ia membuang kesadarannya, membayangkan Diana mencumbu miliknya, menghisap, memutar dan membelainya. Hingga tanpa sadar Fabian di ambang batas surganya.

"Sialan kau Diana," desisnya parau.

---

Pagi ini, ia kembali ke rutinitas seperti biasa. Melakukan rapat dengan timnya untuk membahas pembuatan film baru. Posisinya sebagai Direktur D Prodution House, mengharuskan ia untuk terjun langsung ke lapangan, menilik seberapa pesat perkembangan proyeknya.

Fabian memang terlahir dari keluarga kaya dengan limpahan warisan yang tak akan habis tujuh turunan. Tapi hal itu tak membuat Fabian bersenang-senang. Posisinya sebagai sulung, mengharuskan Fabian untuk mempertahankan kejayaan usaha Delcastilo demi gengsi.

Tekanan dan ancaman sudah pernah Fabian dapatkan. Tapi untuk kesenangan, dia punya cara sendiri. Sejak tahun lalu, Fabian memiliki hobi baru berkenaan dengan Diana. Perjumpaan pertama saat assisten Ibunya itu datang ke kantor mengantarkan bingkisan dari Ibu Fabian. Mengenakan celana bahan dan kemeja slim fit, tubuhnya seolah menggoda Fabian untuk dicicipi. Tak pernah Fabian merasa nakal, namun saat pertama kali bertemu dengan Diana, sisi liarnya yang terkurung seolah keluar. Menghasutnya untuk melakuka kegilaan. Entah daya tarik apa yang membuat Diana seolah magnet yang menarik Fabian, untuk terus tahu tentangnya.

Tak pernah habis kata jika menyangkut Diana. Begitulah pikir Fabian.

Setelah selesai berdiskusi dengan tim-nya, Fabian melangkahkan kaki untuk meninggalkan kantornya menuju tempat usaha sang Ibu. Well, selain melihat keadaan Ibunya, Fabian juga mempunyai tujuan khusus. Melihat Diana atau tepatnya kemolekan Diana. Menurut Fabian—entah untuk menyangkal tuduhan siapa—ia tertarik secara fisik saja pada wanita berkulit kuning langsat itu, tapi tidak untuk hubungan monogami yang serius.

---

"Baiklah, akan segera saya sampaikan." Diana menutup telpon dan menatap Fabian yang berada di ambang pintu ruang kerjanya yang merangkap menjadi ruang tunggu untuk tamu pemilik butik mewah ini. Diana sudah tiga tahun berkerja di sini, namun baru tahun lalu ia bertemu dengan Fabian. Sulung Delcastilo, dari ketiga putra Mrs. Delcastilo, Fabian lah yang paling susah untuk ditemui karena ia memang sibuk, sedangkan putra keduanya, Diana sudah pernah berjumpa beberapa kali, dan  yang terakhir si bungsu yang cantik, memang selalu  berkujung ke sini saat jam makan siang atau akhir pekan. Dan sejak tahun lalu pula, Fabian kerap berkunjung kemari. Entah dengan tujuan apa, Diana juga tak ingin ambil pusing.

"Mrs. Delcastilo sedang rapat dengan klien. Anda bisa menunggu di sini," ujar Diana yang memang sudah hapal kebiasaan sulung Delcastilo. Fabian mengangguk, memilih untuk duduk di sofa tunggu. Diana bergegas bangkit dari duduknya, menyiapkan secangkir kafein untuk menemani Fabian.

---

Tatapan Fabian masih terfokus pada punggung Diana. Memperhatikan tiap lekuk pinggul Diana. Dia menggunakan kemeja coklat dengan paduan celana kain berwarna hitam. Tampak lebih menggairahkan, rambutnya diikat bentuk cepol demi mempermudah pekerjaannya yang memang menuntut.

Fabian penasaran, bagaimana jika cepolan rambut wanita itu dilepas, akankah sama kecantikannya dengan fantasi Fabian selama ini?

Fabian tersenyum getir. Your wish!

Fabian berdehem, saat melihat Diana memasuki ruangan. Ia membawa baki yang berisi kopi dan gula, Diana selalu tahu kesukaannya.

Wanita itu menunduk, menaruh kopi yang tanpa sadar memberikan Fabian pemandangan menggoda iman. Belahan dadanya terlihat, menampilkan bra berenda berwarna merah terang.

Sialan!

Miliknya langsung bereaksi!

Fabian memperbaiki duduknya, agar tak terlihat seperti lelaki mesum yang siap menerkam korbannya.

Diana berdiri, memperbaiki bajunya kembali. "Selamat menikmati siang anda, Mr. Delcastilo," Diana meninggalkan Fabian di ruang itu sendirian.

Fabian mengangguk, memandang punggung Diana yang menghilang di balik pintu.

---

The Secret Passion of D FamilyWhere stories live. Discover now