The Secret Passion of D Family

#F1 Fabian Delcastilo

Fabian’s Story #2

Kepalanya pening, sudah dua hari ini ia tak bisa tidur nyenyak. Bayangan Diana kembali menghantui pikiran dan mimpi Fabian.  Padahal ia sudah meneguk pil tidur dalam dosis yang dapat membuat orang tidak bangun hingga esok hari. Kenyataannya, obat itu tak memberi efek apapun pada Fabian.

Semakin lama ia menghiraukan keberadaan Diana, semakin lekat ingatannya tentang gadis berkulit kuning langsat itu. Tanpa diminta-pun, bagian vitalnya juga merindukan sosok Diana.

Malam ini Fabian berencana akan segera ke London untuk menghadiri acara ulang tahun rekan kerjanya yang kebetulan juga seorang produser. Usianya tak lagi muda, namun gaya hidupnya seperti kaum muda-mudi. Pesta dan Sex sangat identik jika produser gila itu membuka satu acara. Fabian sengaja datang ke acara temannya, berharap bayang semu Diana segera menghilang.

---

Pakaian minim, musik dengan dentuman lembut nan sensual, membuat suasana semakin terlihat pas untuk melakukan hal-hal menjurus, sengaja Fabian datang saat jam-jam tengah malam seperti ini. Tak peduli lagi pada image, Fabian segera melirik mangsa. Seperti Fernando—adik keduanya—yang sudah duluan mendapatkan seorang perempuan pirang untuk di bawa ke ranjang dengan cepat.

Fabian harus mencari pelepasan secepatnya, mencari cara agar ia tak lagi terbayang tubuh molek atau percintaan panas yang mengharuskannya melakukan masturbasi akhir-akhir ini yang sering dilakukannya. Fabian selalu merangsang batangnya dengan membayangkan sepasang payudara Diana yang ranum. Fabian sudah tidak tahan lagi. Ia harus mencari perempuan siapapun itu untuk memuaskan hasrat terpendamnya.

“Kau sendirian?” Fabian menoleh, menaruh cocktail-nya ke meja bartender terdekat. Menatap seorang model Playboy yang tengah naik daun. Seperti model telanjang kebanyakan, Delilah seorang model dengan tinggi badan hampir menyamai Fabian. Tubuh molek mengundang minat lelaki, payudara menantang dengan puting tegang mencuat, bibir sensual yang di oles lipstik merah darah, belum lagi rambut hitam gelombang yang menutupi sebagian punggung. Delilah mengunakan gaun di atas lutut dengan potongan dada rendah, menampilkan belahan payudaranya yang besar dan bulat. Bagian belakang punggungnya transparan hingga ke pinggang, membuat siapa saja kehabisan napas saat memandang Delilah.

Fabian tersenyum memancarkan pesona pria penakluk. Saatnya ia beraksi.

“Seperti yang kau lihat,” ujar Fabian lalu memperbaiki posisi duduknya—berhadapan dengan Delilah yang terlihat sangat ingin segera membawa Fabian ke ranjang. Delilah maju ke depan, berdiri di antara kaki-kaki jenjang Fabian.

“Pria tampan dan penuh kekuasaan sepertimu, di biarkan menganggur sendirian,” Delilah memberanikan diri untuk mengusap dada Fabian yang dilapisi jas kerjanya. Fabian mengangguk cuek. Mendongak menatap Delilah yang memberikan wajah sensual penuh godaan. Belum lagi dada Delilah yang ada di depan Fabian. Mengundang Fabian untuk segera merobek gaun Delilah dan melahap puting yang tercetak sempurna tanpa penghalang.

Rileks, Bro… Batin Fabian sambil tersenyum licik.

“Biarkan aku memuaskanmu, kalau begitu,” bisik Delilah di telinga pria tampan itu dengan erotis. Bibir yang semerah darah mengulum lembut cuping telinga Fabian. Gigitan kecil menggoda Fabian untuk segera melarikan wanita itu ke kamar terdekat.

Fabian tersenyum, tak sulit untuk menangkap wanita sebagai pemuas kebutuhannya. Tapi entah kenapa reaksi tubuhnya berbeda. tak ada desir hangat atau dentum jantung menggebu untuk menyeret Delilah keluar dari pesta seks ini.

Fabian selalu salut dengan rekannya yang satu ini. Dia selalu dapat mendatangkan wanita cantik dengan popularitas luar biasa untuk mengisi malam pesta liarnya. Sebenarnya bukan hanya Delilah model panas yang bisa menghangatkan ranjang setiap produser atau undangan yang ada di pesta malam ini, ada begitu banyak. Tapi hanya Delilah yang berani untuk menantang dan mendekati putra sulung Decastilo. Fabian berikan sedikit kesempatan untuk Delilah menggunakan tubuhnya dalam pergumulan mereka.