16.

4.2K 259 20
                                    

Pertama kali yang Hera liat itu langit langit warna putih. Juga bau obat obatan yang familiar di hidung Hera.

Dia hela nafasnya pelan sambil tutup matanya pake tangan kanannya yang gak dipasang infus.

'Cklek

Ada suara pintu kebuka. Juga suara salah satu orang yang dia kenal.

"Hera?!" Hoseok langsung deketin Hera yang cuman lirik dia.

"Ra? Ada yang sakit gak? Bentar ya, abang panggil dokter dulu."

Sangking tololnya, Hoseok lari keluar buat manggil dokter. Padahal ada tombol disamping kasur Hera.

Kan bego. Hera cuman diem, gak berniat ngomong. Dia butuh waktu sendiri.




'Cklek

"Hera, ini——"

Kosong. Itu yang di dapati Hoseok sama dokter juga perawat pas masuk ke ruang inap Hera.

"Ta–Tadi, Hera ada disini.." ucap Hoseok getir.

"Perawat Shin, tolong cari nona Hera disekitar rumah sakit ini." Perawat yang bersama dokter Park itu mengangguk kemudian bergegas keluar.

"Saya akan okut cari di luar. Anda mohon tetap tenang." Selepas dokter Park pergi, Hoseok langsung mencari di sekitar ruangan.

Tapi nihil. Ia berlari keluar ruang inap untuk mencari Hera seraya menghubungi yang lain.









Mingyu, Yena, Yeonjun, dan June hari ini berniat menjenguk Hera. Mereka membawa parsel buah juga beberapa buku novel untuk Hera baca agar tidak bosan selagi menginap di rumah sakit.

Mereka berjalan beriringan sembari menyapa beberapa pasien juga dokter lain saat berpapasan.

Mata Yena menyipit melihat sosok yang sepertinya ia kenal,
"Eoh? Bukannya itu.."

Mata Yeonjun, June juga Mingyu ngebelalak.
"Hera!!"

Mereka langsung aja berlari ngehampirin Hera. Bisa mereka liat, muka Hera yang pucetnya masih kentara. Juga keringet dingin yang keluar dari tadi.

"Ra? Lo ngapain diluar sini sendirian?" tanya Yeonjun. Mingyu ngeliat tangan kiri Hera yang ngeluarin darah.

"Ra? Jangan bilang lo mau kabur?" tepat di detik itu. Hera limbung dan jatuh. Tapi untungnya, June langsung sigap nahan biar Hera gak jatuh ke lantai.

"Ra?! Hera?!" mereka panik pastinya. Mereka langsung bantuin June buat gendong Hera dan bawa Hera masuk lagi.

Di lobi, mereka ketemu dokter Park bareng Hoseok.

"Heraa!!" langsung aja beberapa perawat bawa bangkar buat baringin Hera terus dibawa untuk diperiksa.






Mereka semua duduk di depan kursi tunggu. Dokter Park belum keluar dari ruang inap Hera.

Kedenger beberapa suara derap langkah kaki ngedeket.

"Bang! Hera gimana?" Itu Jimin yang nanya. Barusan dateng bareng Taehyung sama Jungkook.

Mereka baru aja pulang sekolah. Sedangkan yang lainnya masih kuliah.

"Gak tau Jim. Dokter Park belum keluar dari tadi."

Mingyu angkat kepalanya dan ngepalin tangannya pas lait Jungkook.

Jungkook sama Mingyu emang deket karena mereka satu eskul. Dan Mingyu gak bisa buat gak marah pas liat Jungkook ikut nyakitin Hera.

'Bugh!

Jungkook yang gak siap, tentu aja langsung kesungkur.

Pas Mingyu baru aja mau ngelayangin satu pukulan lagi. Tangan sama badannya ditahan Yeonjun sama June.

Sedang Hoseok sendiri bantuin Jungkook bangun, di temenin Yena yang langsung ngerentangin tangannya diantara Mingyu biar Mingyu gak lagi maju.

"Mingyu! Lo apa apaan langsung nonjok anak orang kayak gitu?!?" Mingyu diem sambil ngatur emosinya.

"Kalo Hera tau, dia gak bakal suka!"

"Biarin! Gue gak perduli walau Hera gak suka!" Emosi Mingyu naik lagi pas inget kejadian waktu Hera mau di gangguin berandalan itu.

"Gue gak bisa diem aja begitu liat orang kayak mereka diem doang pas adeknya hampir dirusak oleh orang."

'Deg!

Bersaudara Kim itu tersentak, apalagi Jungkook.

"Lo-Lo bohong kan gyu?" Jungkook waktu itu gak percaya, dia kira Hera cuman bercanda doang.

"Kenapa? Kaget lo? Heh, gak nyangka gue, kalo Hera bakal nyembunyiin ini dari abang abangnya.." Mingyu senyum remeh.

"G-Gak.. Hera gak nyembunyiinya.. Dia-Dia ngomong sama gue waktu itu, tapi gue—gue kira dia bercanda, makanya gue gak perduli.." Kini mereka natep gak percaya ke Jungkook.

"Lo—! Lo kelewatan Kuk, gak percaya sama omongan Hera. Sekarang, mampus aja lo."

Tonjokan Mingyu berenti ketika pintu ruang inap Hera kebuka. Mereka semua langsung berbondong nanya.

"Gi-Gimana dok? Hera gakpapa kan?" Yena nanya. Dokter Park hela nafasnya,

"Nona Hera baik baik saja."

"Tapi kami tidak bisa pastikan bagaimana kondisi mental Nona Hera. Ia tidak menjawab apapun begitu kami bertanya, hanya diam menatap kosong. Jika tidak dalam waktu dekat ada perubahan pada Nona Hera, kemungkinan besar Nona Hera mengalami depresi berat."


Genggeman Tangan Yena sama jas dokter Park ngendur. Tangannya lemas dan jatuh di kedua sisi badannya.

"Depresi?" Air mata Yena jatuh. Gak bisa bayangin kalo sahabatnya bakal ngalamin hal berat kayak gitu.

"Gak! Gak! June, bantuin Hera a-ayo. Yeon, kita ha-harus sembuhin Hera. Mi-Ming, kita harus hibur Hera. Bang Hoseok, Jim, Tae, Jung.. Ki-kita harus bantuin Hera. Kita harus bantuin Heraa!!" Tangis Yena pecah.

June langsung bawa cewek itu ke pelukannya sambil terus usap punggunngya buar tenang. Walau Yena pecicilan, Yena adalah orang yang paling sensitif akan keadaan orang yang dia sayang.










"Depresi? Lagi?" Hana ngerjapin matanya gak percaya. Badannya langsung limbung begitu aja ke pelukan Junmyeon.

Orang orang disana dibuat panik begitu Nyonya Kim tidak sadarkan diri.














——————Tbc!

Hoho~ Miss me? Aku buat sedikit berat ya? Tapi gak berat berat amat kok. Janji ya. Maaf kalo misalnya gak nyambung konfliknya.

No, double update:)

Our Little Sister |BTS x BrothershipWhere stories live. Discover now