しぬ 11 : VIOLATION

14.4K 666 8
                                    

Mata cantik dengan iris berwarna cokelat menatap luar jendela yang memperlihatkan pohon-pohon rindang. Secangkir teh hijau menemani Adara di pagi hari, ia merasa bahwa hidupnya akan lebih baik.

Secret User
The envelope is for you.

Adara teringat pesan itu, ia beranjak dari depan kaca, berjalan menuju meja rias dan mengambil amplop tersebut dari tasnya.

Adara mengamati kertas di tangannya, memikirkan tentang pesan apa yang pengirimnya coba tunjukkan pada Adara. Apakah ada hubungannya dengan Gio? Entahlah, Adara sibuk menimbang banyak hal setelah pertemuannya dengan sosok Gio.

****


Di sisi lain, tepat di kamar Gio—pria itu sibuk menatap monitor laptop. Mengamati kondisi torture chamber lewat CCTV yang memperlihatkan Vregard tengah menyiksa seorang pria bernama Vito.

"Patahkan satu per satu jarinya."

"Jahit mulutnya."

"Cabut satu bola matanya untuk kau koleksi."

"Pukul wajahnya menggunakan bisbol berkawat."

"Minta Adele obati dia."

"Siram bensin—dan bakar tubuhnya hidup-hidup."

Rentetan perintah Gio yang langsung Vregard ikuti itu mampu membuat Vito berteriak memohon ampun.

Vito sudah mencoba melakukan negosiasi bahwa ia akan memberikan ganti rugi lima kali lipat dari jumlah fasilitas yang ia rusakin. Namun lagi-lagi Gio tidak membutuhkan uang itu.

"Don't be killed."

Perkataan Adara terdengar di kepalanya. Gio tidak menyesali perbuatannya kali ini—namun yang pasti merubah sifat seseorang tidak bisa dilakukan dalam waktu per sekian detik.

Tok! Tok! Tok!

"Gio, ini aku," panggil Adara dari luar pintu.

Gio mematikan layar monitor. "Masuk." Intruksi Gio setelahnya.

Adara membuka pintu tersebut, ia tersenyum lembut dan berjalan menghampiri Gio dengan pancake di tangannya.

"Aku membuatkanmu ini," ucap Adara meletakkan pancake dan teh hijau ke atas meja kerja pria itu. "Apa kamu sedang sibuk?"

Gio menggeleng seraya meraih pancake tersebut. "Terima kasih, aku akan menghabiskannya."

Adara mengangguk, Gio perlahan mulai memakan pancake buatan Adara dengan lahap. Kemudian menyeruput teh hijau yang membuatnya lebih rileks.

"Bagaimana? Enak?" tanya Adara.

"Enak, dari mana kamu belajar membuat ini?" Gio bertanya dengan mulut yang di penuhi makanan.

"Dari mamaku, kami belajar memasak tadi pagi," jawab Adara senang. "Tante Selena hari ini jadi berkunjung?"

"Sepertinya tidak jadi. Orang tuaku memang selalu sibuk setiap harinya," jawab Gio sudah terbiasa. "Hari ini aku berencana mengajakmu dan orang tuamu pergi dinner."

Adara mengangguk-angguk setuju, tidak ada bantahan. "Baiklah, aku akan memberitahu Mama dan Papa."

****

Rumah di Kota New York, Amerika Serikat adalah milik keluarga Gio. Pria itu sengaja menyembunyikan Reta dan Randa di sana karena tidak ada yang mengetahui lokasi tersebut karena telah di hapus dari Maps.

"Bagaimana?" tanya Gio saat panggilan tersambung pada tangan kanannya yang masih berada di negara lain.

"Proses kremasi telah selesai dan telah di makamkan dengan layak, boss."

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang