しぬ 50 : BITCHES

4.3K 449 427
                                    

Sepasang kaki melangkah menuju meja makan dengan hati-hati. Kini, usia kandungannya sudah memasuki sembilan bulan kurang dua minggu. Ara duduk dikursi, mendapati bi Ina yang tengah menyajikan makanan diatas meja.

"Masak apa bi?" tanya Ara melihat beberapa menu makanan yang tersaji.

"Yorkshire Pudding, Muffin, Lancashire Hotpot, Daging panggang, dan Fish and Chips nyonya." Jawab Bi Ina sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil Daging panggangnya.

"Banyak banget bi, mau ada tamu kah?" tanya Ara.

Bi Ina kembali kemeja makan seraya meletakkan Daging panggang keatas meja, "Tidak nyonya, tuan memberi perintah untuk menyiapkan segala jenis makanan, tuan bilang biar nanti nyonya sendiri yang memilih ingin makan apa." jawab Bi Ina.

Ara mengingat sesuatu, "Ngomongin soal Gio, dimana pria itu?"

"Pagi-pagi sekali tuan pergi untuk berangkat kekantor, kata tuan, nyonya masih tidur." Jawab Bi Ina, masih setia berdiri.

"Bukankah ia mengambil cuti sampai aku melahirkan? Kenapa Gio malah kembali kekantor?" tanya Ara penasaran. Pasalnya Gio sudah berjanji agar selalu berada didekat Ara.

"Maaf nyonya, kalau itu saya tidak tahu." jawab Bi Ina tak lupa tersenyum sopan.

"Baiklah, makasih bi." Bi Ina mengangguk kemudian berlalu menuju dapur untuk membereskan beberapa peralatan yang habis dipakai.

Sedangkan Ara meraih Muffin lalu melahapnya seraya berfikir 'Kok tiba-tiba ya Gio kekantor? Tidak mungkin ada pekerjaan karena Gio sudah membawa seluruh berkasnya kerumah'.

Wait! Apa ada hubungannya dengan kejadian beberapa minggu lalu tentang beberap tikus yang mecoba meretas keuangan perusahaan Gio? Ah, tapi tidak mungkin. Itu sudah cukup lama untuk seorang Gio membalaskan amarahnya.

Tapi bisa saja, perilaku Gio tidak pernah terprediksi oleh Ara, lelaki itu selalu bertindak tiba-tiba dan membuat banyak kejutan. Bisa saja kan Gio membunuh lagi?

Ayolah berfikir positif, Gio sudah pernah berjanji untuk tidak membunuh lagi, untuk apa mencurigai pria itu? Gio bukan tipe lelaki yang suka menjilat ludahnya sendiri.

Ara beranjak dari tempat duduk, lebih baik ia kekantor Gio dan memastikannya sendiri. Itu akan lebih tenang dari pada menebak-nebak tak karuan.

Sesampainya dikamar, Ara melepas baju yang ia kenakan saat ini dan mengganti dengan pakaian yang lebih rapih. Mengenakan buttoned maxi dress berwarna putih dan sepatu selop berwarna cream dengan gaya rambut yang Ara biarkan tergerai bebas.

Ara keluar dari kamar dengan tas selempang yang berada dibahu kiri, melewati ruang keluarga membuat Bi Ina yang sedang berjalan melewati meja makan pun langsung berlari tergesa-gesa menuju Ara.

"Nyonya mau kemana?" tanya bi Ina pelan, wanita paruh baya yang sudah beranjak usia empat puluh tahun itu pun masih terlihat segar bugar setelah merawat mansion sebesar ini.

Tidak sendirian, ada beberapa maid yang ada dirumah ini, tapi untuk soal masak, tentu saja Gio memerintahkan Bi Ina yang memegang kendali.

"Mau kekantor Gio, bi. Kenapa?" tanya Ara sedikit merapihkan pakaiannya.

"Nyonya sedang hamil besar, bahaya jika keluar dari mansion sendirian," kata Bi Ina khawatir.

"Tidak sendirian bi, Ara sama supir kok," jawab Ara dengan tatapan melembut. Ia merasa senang dikhawatirkan oleh sosok wanita paruh baya didepannya.

"Tapi tuan akan marah kalau nyonya keluar—"

"Everything is alright, bi." Ara berjalan menuju mobil Bugatti La Voiture Noire, satu supir pribadi membukakan pintu mobil untuk Ara.

しぬ SHINU (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang