しぬ 13 : ESCAPE

12.7K 624 14
                                    

Di ruang kerja CEO—Adara, Gio, Gibran dan David berada di sofa sambil mengamati Gio yang sedang mengobati lengan Adara.

"Mereka dalam bahaya," celetuk Gibran.

"Siapa saja yang melakukannya?" tanya David pada Adara.

"Dua satpam dan dua resepsionis," jawab Adara.

"Mau gue atau lo yang ngurus?" Kini David bertanya pada Gio.

"I will cut his hand in the most painful way," gumam Gio dengan penuh penekanan.

Adara mengerti ke mana arah pembicaraan kali ini, maka dari itu Adara menghentikan kegiatan Gio yang sedang mengobatinya, meraih tangan pria itu dengan tatapan lembut.

"I'm fine, nothing to worry about."

Detik itu juga Gibran menahan tawa. Bagaimana tidak? Adara berencana mengehentikan aksi Gio yang ingin membunuh pelaku tersebut, sedangkan perilaku Adara berbanding balik dengan prinsip yang telah Gio terapkan selama ini.

"Dia pikir, dia bisa menghentikan Gio?" tanya Gibran dengan tawaan rendah.

****

Seperti yang Gibran katakan sebelumnya, kini Gio berada di torture chamber bersama Adele dan Vregard. 2 satpam dan 2 resepsionis sudah berada di dalam ruangan dengan mata tertutup, mereka tidak tahu bahwa Gio lah yang telah menculiknya.

Gio menoleh ke arah Vregard, mengangguk pelan seolah memberi kode bahwa Vregard sudah boleh melakukan permainannya.

Vregard mengambil thumb screws, alat seperti sekrup yang digunakan untuk menjepit jari sampai jari tersebut terpotong. Vregard berjalan ke salah satu satpam di sana, ia membuka penutup mulut pria tersebut.

"Huft, siapa kalian?! Lepaskan saya!" Seperti anjing menggonggong, Gio tersenyum miring mendengarnya.

"Kau menggunakan ini untuk menyentuh seseorang yang seharusnya tidak kau sentuh," ucap Vregard bersamaan dengan menekan thumb screws hingga pria itu memekik kesakitan.

"ARGHHH! SAKIT, LEPASKAN!"

CTAK. Satu jari telah patah, jari telunjuk. Kini rintihan terdengar lebih keras, juga 3 orang lainnya bergetar dengan tubuh memberontak di tempat. Reaksi yang sama dengan orang-orang yang pernah singgah ke torture chamber.

"S-siapa kau? Lepaskan, ini menyaktikan." Mohon pria itu dengan rintihan, membuat yang lain semakin ketakutan tentang apa yang dilakukan.

Vregard menoleh ke belakang, menatap Gio yang tengah bersandar di tembok dengan kedua tangan bersedekap. Gio menganggukkan kepala, memberi intruksi agar Vregard melanjutkan tahap kedua.

Vregard berjalan menuju meja bundar, meraih the spanish tickler. Sebuah alat seperti cakar yang terbuat dari logam.

Cara menggunakan the spanish tickler adalah dengan menggarukkan ke tubuh korban hingga hancur. Alat penyiksaan paling mengerikan pada Abad Pertengahan.

"Tangan ini menciptakan bekas kemerahan di tubuh Nona," tutur Vregard yang sudah beralih ke satpam satunya.

Vregard meletakkan the spanish tickler ke lengan atas satpam tersebut, menekan dengan kencang hingga ujung the spanish tickler menusuk dengan sempurna pada lengan satpam tersebut.

"ARGHH! AKHHH!"

Teriakan kencang itu bersembunyi di balik kain yang mengikat mulut satpam tersebut, namun tetap terasa kencang karena suasana ruangan tengah senyap.

"NO—FUCK! YOU TORTURE US!"

Setelah mengetahui bahwa tangan satpam tersebut hancur, darah mengucur deras dengan bau anyir menyengat di satu ruangan tanpa akses udara.

しぬ SHINU (COMPLETED)Where stories live. Discover now