4. Dasar Gila!

3.5K 508 62
                                    

Thanks buat yang udah mau baca book ini ❤💜

Happy Reading 😘

.....

+62825010997**

|Nanti akan ada mobil yang jemput kamu.
13.00

|Saya tidak terima penolakan. (Juna).
13.00

Isi pesan dari nomor tidak dikenal yang ternyata adalah Juna sukses membuat mood Luna memburuk siang ini.

Luna memilih sibuk melayani pelanggan bersama para rekan kerjanya di cafe dan mengabaikan pesan itu.

Kebanyakan pelanggan adalah anak kuliahan, karena lokasi cafe yang bisa dibilang tidak jauh dari AIU, harganya terjangkau dan suasana cafe yang sangat nyaman untuk sekedar nongkrong ataupun mengerjakan tugas menjadi daya tarik tersendiri.

"Udah beres semua?" Tanya Lila saat Luna berjalan mendekat kearahnya setelah meletakkan piring dan gelas kotor di dapur.

"Udah kok, belum ada pelanggan lagi kan? Aku mau istirahat bentar deh." Kata Luna kemudian duduk lesehan di sisi kosong di sebelah counter kasir yang diikuti Lila.

Keduanya memilih beristirahat sejenak karena sedari awal shif mereka dimulai keadaan cafe sangat ramai padahal ini bukan akhir pekan.

"Loh, kenapa pada duduk di bawah?" Tanya sebuah suara membuat Luna dan Lila langsung berdiri.

"Loh mbak Sonya, kapan dateng?" Tanya Naya pada wanita hamil yang merupakan pemilik cafe tempat mereka berkerja, Elpída Cafe.

"Baru aja, oh ya Luna kok masih disini? Bukanya kamu mau pergi ya sama Juna?" Tanya Sonya heran membuat Luna membelalakkan matanya kaget.

"Hah? Enggak kok mbak, saya nggak mau kemana-mana." Balas Luna mengabaikan tatapan penuh tanya kedua temannya.

"Masa sih? Tapi ini Juna barusan chat mbak lagi, bilang kalau harus pulangin kamu karena kalian mau pergi bareng." Kata Sonya membuat Luna harus meneguk ludahnya susah payah.

"Eh? Ta-tapi.. sa-"

"Nona Luna?" Tanya sebuah suara membuat mereka semua menoleh dan mendapati seorang pria yang sepertinya seumuran dengan Sonya atau lebih tua sedikit mungkin?

"Loh Jim kamu mau jemput Luna? Disuruh Juna?" Tanya Jinan yang kini bersuara, lelaki yang sedari tadi hanya diam sembari merangkul pinggang istrinya posesif itu tampak kaget.

"Iya Pak, saya disuruh Pak Juna untuk jemput nona Luna." Balas Jimmy sopan.

Luna merasakan atmosfir yang aneh sedang mengelilinginya dan lihat bahkan ada orang yang memanggil Juna dengan sebutan 'Pak' sedang menjemputnya karena perintah pria itu.

Seperti nya Juna memang bukanlah orang biasa, selain sangat aneh pria itu juga penuh dengan kejutan yang membuat Luna tak habis fikir.

"Ini serius Juna nyuruh kamu? Aku baru tahu Juna bisa kaya gini." Kata Sonya takjub yang dibalas anggukan oleh suaminya.

"Kalau Juna sampai nyuruh Jimmy berarti emang ada sesuatu." Balas Jinan sembari ekor matanya melirik kearah Luna.

Sonya ikut menatap kearah Luna yang terlihat gelisah.

"Saya nggak mau." Kata Luna pada akhirnya membuat mereka semua fokus menatap kearah Luna.

"Saya kemari bukan untuk menanyakan kesediaan nona, tapi saya kesini untuk menjemput nona." Kata Jimmy santai namun penuh penekanan.

Butterfly (ON REVISI-New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang