Jangan lupa vote !
Spam comment juga yaReyhan kembali kerumah sakit untuk melihat Sasa, setibanya di kamar inap Sasa sudah ada orang tua Sasa dan orang tua dirinya dan Diko, Abang Sasa.
Diko menghampiri Reyhan dengan wajah merah menahan amarahnya lalu menonjoknya membuat Reyhan tertoleh dan mereka menjerit kaget.
Diko menarik kerah baju Reyhan, "Gue kecewa sama lo, lo gak bisa jagain adek gue, lo gak bisa jaga kepercayaan gue sama lo."
"SEKARANG ADEK GUE KOMA, PUAS LO?!" Bentak Diko emosi.
"LO PIKIR GUE RELA LIAT CEWEK GUE TERBARING LEMAH DI BRANGKAR SIALAN ITU?! GAK! GUE JUGA GAK MAU SEMUA INI TERJADI BANG! GUE TAU GUE SALAH, GUE LALAI!" balas teriak Reyhan ikut emosi.
Reyhan menghela nafas memejamkan mata nya, "Rio."
"Dia yang udah buat Sasa kayak gini." ucap Reyhan.
"Bangsat!" umpat Diko emosi.
"Diko!" ucap Fernan memperingati ucapan anak nya yang kasar.
"Tenang, dia sekarang udah dipenjara bang." ucap Reyhan menepuk bahu Diko.
"Gue minta maaf gak bisa jagain Sasa." lanjut Reyhan lalu berlalu menuju kekasihnya yang terbaring lemah. Reyhan memperhatikan wajah Sasa yang pucat pasi.
"Sakit ya?.." ucap Reyhan lirih mengelus perban yang menempel didahi Sasa.
"Maafin Rey."
"Rey gak bisa jagain sasa, Rey minta maaf..."
"Jangan tinggalin Rey.." ucap Reyhan lirih mengecup kening Sasa.
"Cepet bangun sayang, Rey bakalan tungguin Sasa sampe Sasa bangun.." bisik Reyhan ditelinga Sasa.
"Abang ayo pulang." ajak angel membuat Reyhan menggeleng keras.
"Ayo nak." ajak Tirto.
"Gak, abang mau di sini jagain Sasa, mama pulang kasian Caca." ucap Reyhan tanpa menoleh sedikit pun.
"Yaudah mama pulang ya.." ucap Angel mengelus rambut Reyhan, Reyhan hanya menggangguk.
"Mama mau kekantin dulu, abang, Rey mau nitip apa?" tanya Imel.
"Gak usah ma." ucap Diko dan Reyhan bersamaan membuat Imel menghela nafas lalu pergi meninggalkan ruang sasa.
-
Sudah 2 bulan berlalu Sasa tidak kunjung bangun, Reyhan masih tetap setia terhadap Sasa dan selalu membawakan bunga.
Sikap Reyhan pun semakin berubah dia yang sudah mencair sekarang menjadi beku kembali ralat sangat beku mungkin? Setiap orang yang menyenggolnya ia akan menepisnya kasar dan mengeluarkan kata kata pedasnya membuat orang tersebut takut.
"Ngapain lo bawa bunga terus?" tanya Diko datar saat Reyhan membawa satu tangkai bunga mawar, Reyhan dan Diko memang belum baikan.
"Bunga mawar itu merah, merah itu sama kayak warna darah, menurut gue cinta gue ke Sasa seperti darah terus mengalir dan tidak bisa terhitung." ucap Reyhan panjang lebar lalu menaruh bunga diatas meja dan menghampiri Sasa yang masih tergeletak lemah dengan mata yang terpejam.
Penampilan Reyhan sangat acak acakan tidak memakai dasi, rambut yang semakin menggondrong, bibir yang mulai menghitam, kantung mata yang menghitam.
"Sayang kangen." bisik Reyhan lirih di telinga Sasa.
"Lo ngerokok?" tanya Diko tajam membuat Reyhan menggeleng bohong.
"Lo bohong mati Lo!" ucap Diko tajam membuat Reyhan mengangguk jujur.
"Lo mau bikin sasa benci sama lo?" ucap Diko membuat Reyhan bingung.
"Maksud lo?" tanya Reyhan bingung.
"Gue pernah ngerokok sekali dan ketauan sama Sasa, Sasa marah sama gue selama 3 bulan gak mau ngomong sama gue, mogok makan, pergi sekolah jalan, dan berakhir drop masuk rumah sakit." ucap Diko membuat Reyhan membulatkan matanya.
"Mati lo!" ejek Diko membuat Reyhan menunduk lesu.
"Jangan marah sama Rey, Rey janji gak ngerokok lagi." Reyhan mengecup tangan Sasa berkali kali lalu terdengar gelak tawa dari seseorang lalu di ikuti oleh yang lainnya Reyhan menoleh rupanya sahabat sahabat nya.
"Galau sih mas nya!" ejek Nita membuat Reyhan menatapnya nyalang, Luna menghampiri Sasa lalu mengelus rambut Sasa sayang.
"Kangen!" lirih Luna.
"Ayo bangun! gue punya cerita, pasti lo penasaran, ayo dong bangun.." lirih Luna berkaca kaca.
"Gue pacaran sama Fero hahaha, terus Nita sama bagas, dan lo tau gak? abang lo pacaran sama kak Lili loh, tuh kan lo ketinggalan berita, bangun dong mangkanya.." Luna menangis sedih membuat Fero menghampiri nya dan mengelus pundaknya sayang.
Suara mesin berbunyi dengan nyaring membuat jantung Reyhan berpacu kuat, mereka panik lalu berteriak memanggil dokter.
Dokter dan suster datang dengan tergesa gesa lalu menyuruh mereka untuk keluar terlebih dahulu.
"Pasien sudah sadar." ucap dokter membuat mereka tersenyum senang.
"Kalau kalian mau masuk satu persatu, saya permisi." ucap dokter tersebut lalu pergi.
"Masuk Rey!" ucap Diko menepuk Reyhan yang terdiam kaku, Reyhan memasuki ruang Sasa, Sasa menoleh saat pintu berdecit Reyhan menghampiri Sasa dan langsung memeluk nya erat didalam dekapannya.
"Kangen, kangen, kangen, kangen, kangen..." ucap Reyhan lirih Sasa terdiam lalu mengelus punggung Reyhan yang bergetar.
"Jelek!" ucap Sasa pelan menangkup wajah Reyhan lalu menghapus air mata Reyhan.
"Kangen Rey juga." Sasa memeluk Reyhan lagi.
"Rey!" panggil Sasa.
"Sasa mau ketemu Bagas, Sasa kangen." ucap Sasa serak.
"Gak!" ucap Reyhan menggeleng.
"Rey sebentar aja.." ucap Sasa lirih membuat Reyhan mengangguk lesu lalu berlalu memanggilkan Bagas.
"Sasa?!" pekik Bagas memeluk Sasa.
"Kangen Bagas." Sasa membalas pelukan Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Boy [TERBIT]
Teen FictionTELAH TERBIT DI SIAO MEDIA PUBLISHER LANJUTAN CERITA MY PRINCE BOY = NoTa Merupakan cerita seorang wanita manja, polos dan cerewet bertemu dengan laki-laki tampan, dingin bagaikan es berjalan? emm tidak juga ⊂((・▽・))⊃ Apakah mereka akan disatukan ol...