DADDY~ (Younseok 💕 Nam Dohyun) (END)

Dohyon~

Seungyoun yang melihat anaknya selalu dengan mood yang bagus, kecuali kalau soal perkaran makan. Seungyoun mengamati anaknya yang berjalan mendahuluinya. Seungyoun menatap curiga ke anaknya yang tiba-tiba masuk ke kamar setelah ngebantu daddynya bukain gerbang buat masukin mobil. Pintu itu ditutupnya, ngga pelan dan ngga kencang juga. Tapi mampu membuat Seungyoun mengerutkan keningnya ketika ocehan yang biasanya ia dengar, kali ini seperti angin lalu saja.

Seungyoun mengarahkan langkahnya ke kamar anaknya, berusaha meluruskan rasa penasarannya.

Tok tok tok

Ketukan itu tidak ada balasan dari yang di dalam. Ngga biasanya.

Tok tok tok

Lagi

“dek? Kamu udah mau tidur?” tapi sahutan belum ia dengar sama sekali. Dibukanya pintu kamar tersebut, yang menampilkan anaknya yang sudah telentang dengan salah satu tangan yang menutupi matanya, dengan sepatu dan pakaian yang sama yang masih melekat di tubuhnya. Dihampirinya anaknya dengan pelan, mendudukan dirinya di samping ranjang. “dek” Seungyoun rasa ada yang aneh dengan anaknya. Ngga biasanya anaknya seperti ini, maksudnya tidur dengan menggunakan sepatu. Dohyon termasuk yang cukup mengerti dengan aturan di rumahnya. Dan dia paham ketika tidak menuruti aturan yang dibuat daddynya akan berakibat seperti apa.

Seungyoun menggoyangkan badan anaknya pelan, berusaha buat membangunkan anaknya supaya memberihkan badanya terlebih dahulu sebelum tidur. “Dohyon? Hei ganti baju dulu, sepatunya lepas” masih belum ada sahutan dari anak tunggalnya.

“dek-“

“aku ngantuk dad!~”

“iya tau, tapi itu lepas dulu sepatunya”

Dengan berat hati, Dohyun menuruti perintah daddynya dengan malas. “eh mau ngapain?”

“tidur dad”

“cuci kaki cuci tangan cuci muka, baru boleh tidur”

Decakan terdengan di telingan Seungyoun. “biasanya juga daddy ngga harus merintah dulu, kamu udah ngerti sama kebiasaan sebelum tidur”

Dohyon berjalan ke arah kamar mandi, lalu keluar dengan wajah dan bagian tangan dan kaki yang sudah basah dengan air. Seungyoun menyandarkan tubuhnya di meja belajar Dohyon, mengamati gerak-gerik anaknya yang sudah merangkak ke atas tempat tidur. Seungyoun menghampiri anaknya. Memperhatikan anaknya dengan seksama. Dohyon menyamankan tidurnya, dengan sengaja memunggungi daddynya yang mendudukan diri di pinggiran kasur. “mau cerita sama daddy?”

Ia sengaja memunggungi daddynya supaya tidak terlibat dengan pertanyaan-pertanyaan yang pasti bakalan keluar dari mulut daddynya kalau keadaan Dohyon yang tiba-tiba diam. Dohyon lagi males buat tanya jawab sama daddynya. Dohyon cuma mau tidur. Masih dengan memunggungi daddynya dan masih enggan buat menjawab pertanyaan dari daddy-nya. Dohyon yang mendengar langkah kaki menjauh dan pintu yang ditutup dari luar, ngebuat dia mulai mengusap dengan kasar liquit bening yang mulai turun ke samping matanya. Memeluk gulingnya dengan posesif.

Pikiran Dohyon melayang ke beberapa jam lalu, ketika ia pertama kali bertemu dengan seseorang yang sangat ia rindukan.

Dan Dohyon mendengar semuanya.

Tidak lama kemudian suara pintu yang dibuka dan langkah kaki yang beberapa menit menjauh, tiba-tiba berjalan ke arahnya. Ada pergerakan pelan pada ranjangnya. Dohyon paling ngga bisa nahan air matanya kalau sudah dikasih waktu berdua seperti ini dengan daddynya. Dengan suasana yang sangat hening. Dohyon paling ngga suka dianggap lemah kalau sudah dihadapkan dengan sosok yang sudah merawatnya dari kecil. Dohyon cuma ngga mau ngebuat sosok di belakangnya ikut sedih karenanya. Dohyon merasakan ada orang yang ikut berbaring di belakangnya. “daddy ngga akan maksa kamu buat cerita sekarang. Tapi daddy boleh tidur di sini?” pertanyaan itu mampu membuat Dohyon berbalik badan, menghadap sosok yang sekarang ikut berbaring menatap langit-langit kamarnya. Tatapan pria berumur 36 tahun itu beralih menatap anaknya yang sekarang menatapnya dengan mata sembabnya. “kamu nangis?!” isakan halus keluar begitu saja. Ada jejak air mata di samping kedua matanya. Seungyoun sedikit kalut ketika melihat anaknya yang sebenarnya jarang sekali menangis.