Delapan

17.4K 1.3K 111
                                    

Semua karyawan menyambut Anggun yang memasuki banking hall dengan diantar Gunadi. Lelaki itu benar-benar menjemput dan mengantar Anggun bekerja. Ia bahkan mewanti-wanti seluruh anak buah Anggun agar menjaga calon istrinya itu.

"Maaf mbak Anggun, kami tidak menjenguk mbak dirumah sakit. Pak Gun melarang." Puspa mewakili semua anak buah Anggun meminta maaf.

"Tidak masalah. Yang penting sekarang saya sudah sehat dan sudah beraktivitas kan. Sudah kita mulai meeting saja. Pasti banyak pekerjaan rumah yang harus saya selesaikan."

"Tidak ada pekerjaan yang tertunda mbak, Pak Anggara sudah menyelesaikan semuanya sebelum mbak Anggun kembali."

"Begitu ya."

"Pawang mbak Anggun benar-benar hebat. Kerjaan aman terkendali dan beres. Saya yakin tahun ini kita yang dapat giliran jadi cabang pembantu dengan kinerja terbaik."

"Oh ya?"

"Bahkan para AO sekarang seringnya duduk manis menikmati secangkir kopi dan maen game."

Anggun terpana dengan laporan anak buahnya. Sejak kapan AO bisa sesantai itu. Setahu dirinya AO akan bekerja keras bagai kuda hanya untuk memenuhi target yang emang tidak akan bisa dicapai karena akan mengalami kenaikan setiap tahunnya.

"Saya tidak masuk seminggu, masa iya semua sudah capai target."

"Benar mbak, semua tinggal tunggu approval saja. Kredit untuk perusahaan dan perorangan semuanya tercapai hanya dengan menjentikkan jari seorang Gunadi Dharmahadi. Tabungan dan deposito aman mbak, payroll pegawai juga masuk."

"Payroll punya siapa?"

"Butik dan jaringan restauran milik Bu Gayatri mbak."

"Pak GM sampai spechless. Pak GM sendiri yang ngirim bantuan dari pusat untuk pembukaan rekening baru agar bisa dilakukan di tempat, jadi karyawan tidak perlu datang kekantor untuk pembukaan rekening baru. Untung tangan pak Anggara ngga kriting tandatangan buku tabungan sebanyak itu."

Anggun sampai melongo mendengar laporan anak buahnya. Bagaimana tidak selama dirumah sakit memang tidak ada yang menghubunginya terkait utusan pekerjaan. Sepertinya semuanya sudah di handle dengan baik oleh Ganesh dan penggantinya. Yang lebih mengejutkannya adalah manuver ibu Gayatri, ia tidak menyangka wanita itu akan all out membantunya dalam urusan pekerjaan memenuhi target.

"Ngomong-ngomong soal pak GM, kami baru tahu kalau pak Ganesh itu kakak mbak Anggun. Kami kira beliau pacar mbak Anggun. Soalnya gosip di cabang utama gitu sich mbak."

Anggun hanya tersenyum menanggapi. Baik Ganesh maupun dirinya tidak pernah mengklarifikasi isu itu. Keduanya sengaja bungkam dan membiarkan isu itu hilang dengan sendirinya.

"Mbak Anggun beruntung punya dua lelaki yang all out memberikan dukungan untuk karir mbak. Saya sih ngga akan mikir dua kali buat nerima pak Gun atau pak Ganesh."

"Manusia itu makhluk yang ribet ya, mbak. Kaya saya, pengen banget punya suami model pak Ganesh atau pak Gun. Tapi ngga ada yang seperti itu dalam hidup saya. Sedangkan mbak Anggun sendiri yang sudah jelas-jelas dilamar pak Gun  tapi masih bimbang dan ragu. Kesempatan ngga datang dua kali mbak."

"Berita tentang saya cukup up to date juga ya?"

"Gimana ngga up to date mbk, Bu Gun tiap hari curhat saat transaksi."

Anggun meringis ngeri, bagaimana tidak, jika yang antusias itu Gunadi dia masih bisa maklum karena lelaki itu ingin mempersuntingnya. Tapi ini yang antusias istrinya yang ingin menjadikan Anggun madunya. Bagaimana Anggun bisa tenang.

Love Bank / E-book / KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang