Part 5

25.3K 2.1K 129
                                    

Besok paginya Jaehyun, Taeyong dan Jaemin kembali menikmati sarapan pagi mereka.

"Yeobo, Jeno belum bangun?"

"Tadi udah aku bangunin, tapi gak ada jawaban dari dalam kamarnya"

"Jeno gakpapa kan? Tidak seperti biasanya. Setahuku, Jeno orangnya rajin sekali bangun pagi" Ujar Jaehyun heran.

'Siapa suru pulangnya larut malam, mana pake mabuk segala'
Celetuk Jaemin dalam hati.

Terdengar langkah dari pintu ruang makan, Itu Jeno. Dengan wajah pucat dia menyapa orang tua Jaemin.
"Pagi hyung, pagi kakak ipar"

"Jen, kamu sakit?" Tanya Taeyong segera sesudah Jeno duduk di kursi dekat hyung-nya.
Jaemin hanya melirik Jeno datar, sedangkan Jeno membalas tatapan itu dengan senyuman lemah.

"Saya tidak sakit, hanya pusing sedikit"

"Kalau gitu setelah sarapan kamu balik ke kamar yah? Nanti ku bawakan obat"

"Tidak perlu kakak ipar. Hari ini saya mau mengantar Nana ke sekolah dulu"

"Kamu istirahat di rumah aja Jen, biar hyung yang mengantarkan Nana ke sekolah" Ujar Jaehyun yang membuat Jaemin sangat senang karena tidak perlu ketakutan dan was-was lagi.

"Biar Jeno saja hyung. Semalam Nana udah janji sama saya, kalau dia saya yang antar"
Ujarnya lalu tersenyum manis ke arah Jaemin.

Deggg

'Gue masih tidurkan? Gue gak lagi mimpi kan?!!' batin Jaemin kaget.

'Kok dia ingat! ! ! Ya Tuhan'

"Bener Na?" Tanya Jaehyun.
Jaemin mengangguk kecil lalu menatap mata Appa-nya.
"Iya Appa, karena kemarin Nana udah biarin Paman Jeno nungguin Nana di sekolah. Trus Nana malah pulang cepat"
Ujar Jaemin basa basi. Lalu melanjutkan
"Tapi karena kondisi Paman lagi gak baik, Nana di antar sama Appa aja yaah?" Ucapnya manja. Saat ini dia tidak mau menatap Jeno.

"Gak. Kamu Paman yang antar. Biar kamu tidak mengingkari janji, oke?" Suara Jeno terdengar lembut tapi matanya sudah menatap tajam kearah Jaemin.

"Yaudah jangan diperpanjang lagi. Hari ini Nana di antar sama Paman Jeno yah sayang?" Ujar Taeyong sambil menatap anaknya lembut. "Terus kamu Jen, kalau udah antar Nana ke sekolah langsung pulang yah? Jangan ke mana mana dulu. Kamu perlu istirahat, oke?"

Mendengar ucapan Taeyong, Jaemin hanya mengangguk lesu lalu kembali melanjutkan acara makannya yang tertunda.

'Bibir ku akan membengkak lagi'

oOo

"Jen, hati-hati bawa mobilnya! Dan ingat langsung pulang kalau udah selesai nganterin Nana ya?" Pesan Taeyong kepada Jeno.

"Siap! Habis nganterin Nana, saya pasti langsung pulang" Balas Jeno, lalu menancap gas mobilnya.
Seperti kemarin, Nana hanya diam sibuk memikirkan dirinya. Sekarang dia lagi satu mobil dengan Pamannya.
Berbeda dengan Jeno, sepanjang jalan menuju sekolah, dia terus terusan tersenyum sambil sesekali melirik kearah Jaemin. Mengingat sikap Jaemin semalam membuat dia senang bukan kepalang. Apalagi kalau dia mengingat ciuman mereka, walaupun Jaemin tidak membalas ciumannya, setidaknya semalam dia tidak memberontak sepeti sebelum-sebelumnya.
Jeno melirik kearah pergelangan tangan Jaemin, tampak warna kebiruan mewarnai kulit putih keponakannya.

Jeno mengulurkan tangannya untuk menyentuh memar itu, secara spontan tubuh Jaemin langsung menegang.

"Maaf, aku melukaimu" Ujar Jeno menyesal. Sambil mengelus pelan pergelangan tangan Jaemin. Jaemin menarik tangannya kasar dari elusan Pamannya.

"Jangan sentuh gue!" Jaemin berkata dengan nada kasar. Mendengar itu Jeno menghentikan mobilnya tiba-tiba, sampai Jaemin terpantul ke depan. Untung dia memakai sabuk pengaman.
Dengan kaget diliriknya Jeno yang sudah menatapnya dengan tatapan tajam, sarat amarah.

"Apa kau bilang?"

Badan Jaemin segera tegang mendengar suara Jeno.
"Kau melarangku untuk menyentuhmu? Ada apa denganmu hah? Semalam dengan suka rela kau mengelus rambutku tanpa ku minta. Dan sekarang kau melarang ku untuk menyentuhmu? Permainan apa yang sedang kau mainkan Na?" Ucap Jeno berapi-api.

"Gue terpaksa OKE? Ada orang mabuk masuk kedalam kamarku dengan sembarangan, dia menyakiti pergelangan tanganku. Lalu kau pikir apa yang akan aku lakukan selain berpura-pura lembut?" Jelas Jaemin dengan nafas terengah-engah.

Jeno terdiam beberapa saat berusaha mencerna apa yang dikatakan Jaemin. Setelah dia mengerti, Amarah kembali menguasainya.

"Jadi Semalam itu hanya pura-pura?" Ucapnya penuh penekanan.
Jaemin tidak membalas ucapannya, sebaliknya dia membuang muka kearah jendela.

"LIAT GUE NA!" Teriak Jeno.

"APA? APA YANG KAU INGINKAN HAH?!" Jaemin menjawab emosional. Dia sudah capek seperti ini, dia ketakutan.

Jeno memegang kepalanya, pusing tiba-tiba Menguasainya. Lalu dia kembali menatap tajam Jaemin. Tapi itu tidak berlangsung lama, tubuh Jeno secara mengejutkan terjatuh kearah Jaemin tepat didadanya. Jaemin dengan panik mendorong Jeno dari dadanya, sehingga Jeno terlempar kearah pintu kemudi. Matanya tertutup rapat, melihat itu Jaemin menjadi panik.

'Ada apa dengannya?'

"Paman? Paman?" Jaemin memanggil Jeno. Tetapi tidak ada respon.

'Astaga! Dia pingsan'

oOo

Dengan panik Jaemin mengambil HP yang berada didalam tasnya, segera di telponnya Jaehyun.

"..........."

"Appa, appa dimana?"

"..........."

"Paman Jeno...  Dia pingsan di mobil"

"..........."

"Nana didekat persimpangan jalan, dekat warung makan dipinggir jalan"

"..........."

"Iya Appa, cepatlah" Lalu Jaemin mematikan HPnya.






*:..。o○ ○o。..:*

Hello~
Akhirnya aku bisa up lagi xixixi
Jangan lupa vomennya yaak <3

My Psychopath Uncle - NoMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang