Part 10

22.3K 2K 114
                                    

Sepanjang perjalanan Jaemin hanya berdiam diri sambil menatap kosong kearah depan, pemuda itu sudah berhenti menangis sejak 5 menit yang lalu. Jeno hanya bisa sesekali meliriknya tanpa mengajaknya berbicara, dia tahu Jaemin sekarang sangat sedih. Begitu juga dengan keadaan Jaemin sendiri, yang sangat jauh dari kata baik. Bajunya dipenuhi oleh darah Lucas, Mata dan Bibirnya bengkak.

Mata Jeno kembali menggelap mengingat Lucas sudah mencium Jaeminnya.

Flashback

Dengan ugal-ugalan Jeno mengemudikan mobilnya. Dia sudah Frustasi, hampir setengah jam dia mencari Jaemin. Tetapi pemuda itu tidak juga dia temukannya.

Dia melewati taman kota, entah kenapa dia ingin mencari Jaemin disana. Lalu dia menghentikan mobilnya di taman itu, dia berjalan kearah taman sambil terus menelusuri sudut sudut taman. Namun nihil, dia sama sekali tidak dapat menemukan Jaemin. Dia ingin beranjak pergi dari taman itu, tapi dengan segera telinganya menangkap suara jeritan minta tolong. Dengan gusar dia kembali mencari asal suara itu. Dia khawatir kalau jeritan tadi adalah jeritan Jaemin.

Tidak jauh beberapa meter didepannya dia melihat Jaemin yang berusaha memberontakan diri dari cengkraman seorang pria. Bibir Jaemin sudah dipangut dengan kasar, membuat mata Jeno dengan seketika mengelap. dia mengeram marah.

'brengsek' umpatnya.

Dia berlari kencang kearah dua orang itu, dilihatnya mata Jaemin sudah dipenuhi air mata. Wajah kesakitan ditunjukkan oleh pemuda itu. Dengan segera ditariknya kasar pundak pria yang mencium Jaemin, lalu tanpa aba-aba langsung dihantamnya wajah Lucas dengan tinjunya. Dia sudah kelam. Dikepalanya saat ini hanya satu 'Menghajar Pria dibawahnya sampai mati'

"KUPERINGATKAN KAU. TIDAK ADA YANG BOLEH MENYENTUHNYA SELAIN DIRIKU' lalu melanjutkan serangannya, dia mengeluarkan pisau lipat dari celananya. Jeno mendengar jeritan Jaemin menyuruhnya berhenti. Tapi dia tidak peduli, pria di bawahnya harus mati.

Dirasakannya sebuah tangan melingkari lehernya dan berbisik pilu di telinganya, meminta agar dia tidak membunuh pria itu. Jeno bangkit dari tubuh pria yang sudah di hajarnya habis-habisan. Lalu menatap Jaemin "Akan kulakukan semua permintaanmu sayang" ujar Jeno dan dilihatnya Jaemin tersenyum kepadanya.

Flashback off

Mereka sudah sampai di depan rumah. Jaemin melepas sabuk pengamannya dan segera turun dari mobil Jeno. Jeno mengikuti Jaemin dari belakang sambil memasuki pintu rumah, sampai Jaemin itu berhenti dan berbalik kearahnya.

"Paman, malam ini Nana tidak ingin diganggu. Nana ingin sendiri. Maaf aku tidak bisa memberi mu makan malam ini. Paman bisa menelpon restoran makanan cepat saji, atau sebaiknya Paman makan diluar saja"

Jeno tersenyum lalu mengangguk kearah Jaemin. Jaemin tidak membalas senyumannya, dia langsung berbalik dan tersandung, hampir saja dia jatuh di atas lantai kalau Jeno tidak segera menahan pundaknya.

Jaemin mengangguk lalu melepaskan tangan Jeno dari pundaknya, dan segera berlalu menaiki tangga.
⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

oOo

Ini sudah hampir jam 2 pagi, mata Jeno sama sekali belum terserang kantuk. Dari tadi Jeno hanya bergerak-gerak gelisah diatas tempat tidurnya. Dia memikirkan Jaemin.

'Bagaimana keadaannya sekarang?' batinnya selalu saja gelisah tentang Jaemin.

"Biarkan saja. Aku ingin melihat keadaanya dulu" putus Jeno, lalu segera turun dari kasurnya dan menuju kekamar Jaemin.

"Nana?" panggilnya.

Tok tok tok

"Kau sudah tidur?" pintu itu tetap bergeming. Tidak ada tanda tanda akan segera dibuka. Jeno meraih handle pintu kamar Jaemin lalu memutarnya dan...

My Psychopath Uncle - NoMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang