enam; jogging

4.3K 545 23
                                    


Semalam, 'Anak Buah Mang Ujang' merencanakan untuk berolahraga pagi ini. Hanya sekedar lari santai mengelilingi taman sambil cuci mata. Meneliti siapa tahu ada cogan kecantol, atau cecan seksi ikutan jogging.

Rencananya begitu, sesuai dengan apa yang dibicarakan di grup pribadi mereka bertiga.

Resya mengatakan bahwa mereka akan mulai jogging pukul 06.00 tepat. Berkumpul di rumahnya karena yang lebih dekat dengan taman; sekaligus menjadi start lari mereka.

Namun, dalam hal pergi bersama-sama sudah tentu dan pasti ada yang telat. Entah acara apapun itu, ada saja oknum jam karet, alias molor. Dan sekarang, pelaku utamanya adalah Resya.

Ketika Haje dan Yaya sampai di rumahnya, pukul enam kurang seperempat; pemilik rumah yang membuat acara masih bergelung di selimutnya. Padahal, Haje dan Yaya rela bangun pagi di hari liburnya untuk merelealisasikan rencana mereka. Pantas saja tadi waktu Haje bertanya di grup, Resya belum respon. Masih bermimpi rupanya.

"WOII, BANGUN! NGEBO MULU LO! INGET RENCANA SEMALEM OOIII!" Yaya mengguncangkan tubuh Resya agar cepat bangun.

Keduanya langsung masuk ke kamar Resya. Atas perintah bundanya Resya juga tentunya. Bahkan, bundanya yang menyuruh mereka berdua untuk membangunkan anaknya.

"GA BANGUN, GUE TINDIHIN LO!" ancam Haje, menarik selimut Resya sampai bawah.

"Nyari kesempatan aja lo."

"Apasih lo berdua, ganggu banget," keluh Resya. Ia malah menutupi kedua telinganya dengan bantal.

Kesabaran Yaya diuji sekarang. Ia naik ke kasur Resya, mengusik tidur sahabatnya itu dengan menarik-narik bantal serta mengajak Resya untuk segera beranjak. Buset, anak orang kebo banget deh.

"Rey! Bangun lo! Jadi jogging ga sih!?" Haje sudah jengah. Ia beralih ke meja belajar Resya dan melihat beberapa barang di sana yang dikiranya unik.

Perlahan-lahan Resya membuka matanya. Ia ingat rencana semalam, namun matanya susah sekali untuk dibuka. Lengket seperti dipasang lem.

Tadi malam, Resya baru tidur sekitar pukul 01.00. Teman-temannya Lukas masih di rumahnya sampai malam. Mereka malah menyanyi random bersama hingga malam. Semakin malam, ternyata semakin asik. Jadilah Resya ikut nongki-nongki sebentar.

"Iya, iya. Gue bangun nih."

Dengan malas Resya bangun dari tidur yang hanya lima jam—bukan tidur panjangnya. Berjalan menuju ke kamar mandi saja ia sempoyongan seperti orang habis mabuk lima botol.

Dugh!

Resya menabrak tembok.

"Ish, siapa sih yang naruh tembok di sini. Ganggu banget."

Orang kalau emosinya sudah tersulut sejak awal—benda mati pun ikut disalahkan. Tembok yang notabene tidak berjenis kelamin laki-laki juga serba salah jadinya.

"Awas Rey nabrak," ujar Haje memperingatkan.

"Udah kejadian!" bentak Resya lalu melangkahkan kaki menuju ke kamar mandi. Tanpa terjedot lagi.

"Tembok udah di sini dari dulu disalahin. Temen lo tuh Je, aneh banget."

"Lah?! Temen lo juga kali. Enak aja temen gue doang."

"YA, AMBILIN BAJU GUE DI LEMARI DONG!" suruh Resya setengah berteriak dari dalam kamar mandi.

Benar. Nyawa yang belum terkumpul akan membuat aktivitas tidak berjalan dengan sempurna. Ada saja yang kurang.

mas ketos; end Where stories live. Discover now