BAB #24

2.4K 74 2
                                    

Queen membanting pintu mobil rayn dan segera berlari memasuki mobilnya, lalu pergi. Ia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, banyak pengguna jalan yang mengutuknya. Ia tidak peduli itu semua, disaat putrinya mengatakan membencinya rasanya benteng yang ia bangun bertahun-tahun hancur begitu saja, ditambah kembalinya rayn secara tiba-tiba.

Queen menerobos lampu merah, dengan waktu yang bersamaan. Sebuah truk dari sebelah kanan queen melaju dengan sangat cepat, dan...

BRUKKK. . .






Pandangannya berkabur lalu menjadi gelap. Semua orang keluar dari mobilnya masing-masing dan melihat mobil Queen yang hancur ditabrak truk.

"Oh astaga.. kasihan sekali wanita ini" gumam seorang wanita paruh baya yang melihat wajah queen sudah dipenuhi darah.

Bianca yang bingung melihat keramaian di tengah jalan itu segera menghampiri dan bertanya-tanya kepada salah seorang lelaki disampingnya. "Permisi, ada apa ini?" Tanya Bianca. "Kecelakaan, wanita ini melawan lampu merah dan ditabrak truk besar itu, kasihan sekali. Padahal wanita itu sangat cantik, sepertinya ia sedang dalam masalah besar" jelas pria itu.

Bianca mengangguk, ia merasa ada sesuatu yang menariknya untuk melihat sang korban yang masih di kelilingi masyarakat. Bianca membuang perasaan buruknya dan membalikkan badannya untuk segera pergi, namun. "Lukanya sangat parah, astaga.. panggil ambulan cepat atau dia bisa tiada" ujar seorang nenek tua dramatis. Bianca kembali menerobos dan melihat siapa yang menjadi korbannya.

Tidak hanya bianca, ternyata rayn juga baru datang di tempat kejadian ketika Bianca menerobos untuk melihat kakanya. Kaki Bianca lemas, mulutnya terbuka lebar, air matanya berjatuhan. "QUEEN!!!" rayn berteriak ketika melihat wanita yang ia doakan setiap harinya kini tidak sadarkan diri dengan banyak darah di kepalanya. "PANGGIL AMBULAN!!!!! QUEEN.. sadarrr, sayang sadarr.. sayang.. tolong.. sadar" rayn menepuk-nepuk pipi queen. Bianca terjatuh menangis, ia merasa dipukul jutaan balok.

"Tenang tuan, ambulan akan datang sebentar lagi" jelas seseorang yang menjadi penonton. Rayn membawa kepala Queen kepangkuan nya, "sayang sadar, tolong..!!!!" Bianca sangat shock sekarang, ia menatap kakaknya sambil menggelengkan kepalanya. Sampai ambulan datang dan membawa Queen ke rumah sakit, rayn dan Bianca menyusul dibelakang.










💛💛💛









Queen sedang ditangani di ruang UGD. Rayn dengan baju yang penuh darah baru kembali setelah menyelesaikan masalah queen yang juga melanggar lalu lintas , Bianca sudah mulai menenang meski dalam otaknya berfikir yang negatif.
Rayn duduk disamping Bianca yang sedang meminum air.

"Kau tidak menelfon suami kaka mu?" Tanya rayn dingin. Bianca menggeleng membuat rayn bingung, "kenapa? Apa mereka bertengkar?" Bianca menatap rayn yang juga menatapnya. "Kaka tidak pernah menikah lagi setelah berpisah dengan kau" penuturan Bianca membuat rayn terkejut. "Lalu putrinya? Darim-" pertanyaan rayn kembali dipotong Bianca.

"Alice. Dia putri kandung kaka ku dan juga putri kandungmu.." Deg, jantung rayn kembali berdenyut kencang. Sangat kencang. "Saat kau memberikan surat cerai itu, beberapa Minggu setelahnya Kaka ku sakit. Ia mulai mual dan menjadi pemilih menu makanan, kak Ara dan sahabat lainnya membawanya ke dokter dan dokter itu bilang. Kakak ku sudah mengandung anakmu 1 bulan," rayn kembali menoleh kepada bianca dengan tatapan berbinar. "Tapi terlambat. Kami semua dengan sengaja menutupi hal besar ini darimu, kau tau kenapa? Karna kau tidak pantas tau. Bahkan, Alice sendiri tidak mengetahui siapa papanya.. Alice hanya tau papanya sudah bahagia. Ia tidak tau bahagia dalam arti apa"

"Kakaku menutupi semua dan membuang jauh-jauh namamu, segala tentang mu yang bisa mengusik kehidupan nya dan putrinya. Aku bangga dengannya, ia mengurus Alice saat Alice masih menjadi segumpal darah sampai saat ini sendirian, tolong. Jika sudah tau semua ini jangan hancurkan kebahagiaan kakaku lagi. Sekalipun kau mau menuntut, silahkan saja tapi hukum akan tetap menjatuhkan hak asuh Alice bersama kakakku. Karna kakakku yang berkorban banyak untuknya, tidak sama sekali ada campur tanganmu" pernyataan Bianca menusuk hati rayn. Tapi rayn bahagia, ia memiliki keturunan dari orang yang ia sayang.

"Aku masih mencintainya, kau tau.. aku masih mencari-cari keberadaan nya, dimana ia, kemana ia pergi, dan sebagainya. Sepuluh tahun berlalu, ia masih tetap sama. Emosinya, keras kepalanya, wajahnya, semuanya dan ak-" Bianca mengusap punggung rayn. "Aku terpaksa menikahi merlina, aku.. aku.. aku bodoh! Bantu aku, tolong.." Bianca terkejut melihat rayn memohon padanya sembari menangis, "...tolong bantu aku untuk bisa kembali dengannya, dia nyawaku. Aku bersumpah, tidak ada hari ataupun detik dimana aku melupakan dirinya. Tidak ada..." Bianca mengangguk dan memeluk rayn yang masih histeris.

"I..iya kak, ak-aku akan bantu kalian. Demi Alice.." gumam Bianca.








Queen sudah di masukkan ke dalam ruang rawat VIP, rayn sudah menelfon orangtua Queen dan orang tuanya serta teman-teman mereka yang mendengar info lewat tv, mengenai queen. Queen dan rayn memiliki perusahaan ternama di Asia tenggara, hal ini membuat kecelakaan queen dan rayn yang membantunya tersebar luas. Sedangkan, Bianca sedang menjemput Alice dan Lea di sekolahnya, kini hanya rayn yang sedang menatap queen yang masih diperiksa dokter dan suster.

"Kepalanya terbentur sangat keras, mungkin besok atau lusa ia baru sadar. pendarahan nya sangat panjang, membuat stamina nyonya queen sangat menurun. Jangan buat ia marah atau berteriak, dia benar-benar harus istirahat" jelas sang dokter. Rayn mengangguk paham, "panggil saya jika butuh sesuatu, saya permisi dulu"

Rayn tersenyum dan kembali mengangguk, ia menatap queen dalam diam. Air matanya menetes kembali, ia merasa sangat sangat sangat bersalah karna tidak bisa menjaganya. Di genggaman nya tangan queen, lalu di kecup lama punggung tangannya. "Cepat sembuh.. kau tau, selama bertahun-tahun ini. Aku dan merlina tidak benar-benar hidup sebagai sepasang suami-istri. Aku lebih banyak mengurus saham diluar negeri dan dia sibuk menguras uangku, aku tidak mencintai merlina sayang. Aku hanya mencintai mu, dan lea. Dia bermimpi tentangmu, entah kenapa bisa tapi lea sangat menyukai mu"

Rayn mulai bercerita kepada queen, meski ia tau. Queen sedang tertidur disana. "Lea menemukan fotomu di dalam ruang kerjaku, ia bertanya kepadaku 'papah.. siapa tante cantik ini? Lea mimpi in semalam, dia buattin Lea bekal sekolah, buattin Lea camilan, main sama Lea..' kamu maukan, jadi ibunya lea? Lea butuh ibu sepertimu. Kita bangun keluarga kecil dari awal, ada kamu, aku, Alice dan Lea. Aku tau alice itu anakku sayang, aku juga menunggu dia hadir di dunia.." belum selesai berbicara, tiba-tiba suara tangis anak kecil membuat rayn menoleh.

"HAAAAAA... BUNDAAAAA" teriak Alice lalu berlari kearah ranjang queen, Alice menaiki kursi disebelah ranjang queen "Bunda.. maafin Alice, Alice ga benci bunda, Alice sayang sama bunda.. hikd.. bunda bangunnnnnn!!! Auntyyy bundanya suruh bangunnnnnn" teriak Alice histeris. Lea menghampiri rayn dan rayn tersenyum sekilas melihatnya, rayn tertarik melihat tangisan alice. Matanya memerah teduh sembari tersenyum, "bundanya Alice kan lagi istirahat, Alice ga boleh berisik. Kasian bunda, lagi sakit tau" ujar Bianca.

"Ta.. tapi ini salah Alice kan? Alice terus tanya ke bunda siapa papa alice, Alice juga kesal eh nda Alice ga kesal sama bunda. Bunda maafin Alice ya, Alice sayang bunda" Alice mengecup pipi Queen. Ia turun dari kursi dan duduk di sofa, "Alice, lea boleh cium pipinya bunda Alice ga?" Tanya Lea polos. Alice hanya mengangguk terdiam, Lea juga naik keatas kursi dan mencium pipi Queen. "Cepat sembuh tante cantik"

Rayn hanya tersenyum melihat kedua putri kecilnya itu. "Alice, lea. Sekarang kalian pulang dulu ya, mandi, makan, kerjain tugas sekolah terus besoknya kesini lagi. Besok, bunda udah bangun kok dan Lea bobo sama Alice ya malam ini, papah mau jagain Tante cantik" kedua mata anak kecil itu menatap bingung rayn.
"Om siapanya bunda?" Rayn menatap Bianca ketika Alice mengeluarkan kata-kata tadi. "Om ini cintanya bunda, udah yuk kita pulang dulu. Babay om, babay bunda" Bianca menggiring kedua bocah itu, membuat rayn tersenyum.

Rayn ingin mencium Alice, memeluknya, menemani alice bermain dan segalanya. Alice anak kandungnya.












💛💛💛

Maap typo

Maaf juga lama, aku lupa blm update 😅

Vote, komen, and share ya !!!! Makasih

Nikah Sama CEO?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang