Chapter 39

217 104 3
                                    

Vana dan teman-temannya hanya bermain sebentar di pantai lalu beristirahat sampai malam.

Malamnya mereka barbekyu di pinggir kolam renang. Pemandangan laut di malam hari dan hembusan angin pantai yang sejuk memberi kesegaran tersendiri bagi mereka.

"Hei, jangan dimakan dulu!"

Mita memukul tangan Dian yang hendak mencomot sotong yang susah payah dipanggangnya.

"Suka-suka gue, yang beli siapa!" balas Dian cemberut.

Mita memelototinya.

Mereka berdua berdebat sambil memanggang aneka seafood.

Sementara di meja, enam orang lainnya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Vana mendesah bosan sambil bertopang dagu menunggu Mita dan Dian memanggang. Kedua orang itu mendapat bagian memanggang sementara yang lain menata meja, piring dan lain-lain.

Ada nasi, sate buah dan minuman tersaji di meja. Makanan utamanya belum selesai karena Dian dan Mita asik berdebat dibandingkan memanggang.

Di seberang Radith dan Vana, Yanti mengobrol dengan Pak John. Sementara Rehan duduk di sebelah Pak John, terlihat sama bosannya dengan Vana. Sesekali matanya melirik gadis berkulit pucat yang terlihat cantik dengan rambutnya yang dibiarkan tergerai.

Mata Radith memincing melihat Rehan terus melirik diam-diam. Dia mengambil sate buah dan menyodorkannya di depan bibir Vana.

"Coba cicip ini, gue yang manggang ini." Tubuh Radith menghadap Vana, maka otomatis dia bertatap muka  dengan Rehan yang duduk di sebelah Pak John.

"Err, makasih."

Vana meraih tusuk bambu dari tangan Radith, namun Radith menahannya dan menempel sate buah di bibir Vana mengisyaratkannya untuk membuka mulut.

Muka Vana memerah. Dia tak mempuanyai pilihan dan membuka mulutnya untuk mengigit sate buah itu.

"Gimana, enak?" Radith mengangkat sebelah alisnya dengan ekspresi jenaka menatap Vana yang mengunyah sate buah itu.

Dia tersenyum miring saat jarinya mengusap sudut bibir Vana dengan mesra lalu mengerling ke arah Rehan. Sengaja menunjukkannya di depan pemuda itu. Rehan menatap sengit lalu membuang muka.

Johnathan mengangkat sebelah alisnya melihat Radith yang menunjukkan kemesraan terang-terangan, lalu melirik Rehan yang duduk di sebelahnya dengan ekspresi sedingin kutub Utara.

"Tadaaa, udah selesai!"

Mita datang dengan membawa piring-piring berisi sotong dan ikan bakar, lalu menaruhnya di tengah meja dengan dibantu Dian. Mita menyerobot duduk di tengah Johnathan dan Rehan.

"Rehan, ini khusus gue panggang buat lo," ujar Mita malu-malu memberi sepiring sotong yang khusus dipanggangnya di depan Rehan.

Dian yang melihat itu mendelik dan duduk di sebelah Biyah, berhadapan dengan Rehan. Rehan balik menatapnya dengan tatapan datar.

"Kalo suka tinggal, nggak usah gengsian," sindirnya saat Mita pergi untuk mengambil sepiring ikan bakar lain.

Dian mendengus.

Vanaria (Terbit)Where stories live. Discover now