Chapter 48

245 124 8
                                    

Rumah megah bertingkat dua itu masih menimbulkan kesan kagum pada diri Vana. Sama seperti dua tahun yang lalu, suasana rumah itu sepi dan dingin.

Mencerminkan diri pemiliknya.

Tak heran Radith sering mengeluh tak ingin pulang.

Vana berdeham kaku. Di depannya,  sosok Pria paruh baya berdiri angkuh, menatapnya dingin.

Setelan jas mahal membungkus tubuhnya yang masih terlihat kekar di umurnya yang setengah abad.

Wajahnya benar-benar duplikat Radith versi tua. Hanya saja Radith memiliki wajah yang hangat karena selalu  tersenyum. Tak seperti ayahnya. Dingin dan kaku.

Mungkin Radith mewarisi kehangatan ibunya.

"Mencari siapa?"

Suara bapak itu menarik Vana dari lamunannya. Vana berdeham sekali lagi sembari menghela napas gugup.

"Em, saya mencari Radith, Om."

"Untuk apa mencari Radith? Dia nggak ada di rumah."

"Begini Om, Radith udah tiga hari nggak masuk sekolah. Saya ...." Vana memutar otak untuk mencari kalimat salanjutnya.

Dia merutuki dirinya sendiri karena datang tanpa persiapan. Begitu pulang sekolah dia langsung ke rumah Radith, bahkan masih memakai baju putih abu-abu dan bertemu dengan ayah Radith di depan gerbang.

"Radith bolos sekolah! Anak ini udah kelas tiga masih aja bolos. Apa dia nggak mau lulus?" Pria patuh baya menggerem marah.

Vana mengerjab.

Gawat, apa Vana salah bicara.

"Lihat saja tuh anak. Akan saya beri pelajaran nanti kalau dia pulang."

Vana mengatup mulutnya rapat-rapat.

Radith dalam masalah!

Dan itu karena dia.

Pria paruh baya itu berlalu dari hadapannya dan masuk ke dalam mobil yang pintunya dibukakan oleh supirnya. Benar-benar mengabaikan kehadiran Vana.

Vana manyun saat mobil itu pergi meninggalkannya yang berdiri bodoh di depan gerbang rumah mewah itu.

Vana kemudian mencari Radith di tempat latihannya. Namun dia tak perbolehkan masuk oleh Pak satpam.

"Saya cuma cari Radith, nggak rampok kok, Pak," ujar Vana memelas di depan satpam berwajah sangar.

"Saya bilang nggak boleh ya nggak boleh!"

"Minimal panggilkan aja Radith, bilang teman sekelasnya mencarinya."

"Sudah banyak yang mau ketemu Radith. Ngaku-ngaku sebagai pacar atau teman sekolah dan lain-lain. Tapi mereka ternyata fans-nya Radith. Maklumlah bintang bulu tangkis. Bulan depan dia akan mengikuti ASEAN GAMES. Jadi semakin banyak yang mau ketemu dia. Kami sebagai penjaga keamanan, kewalahan juga menghadapi para penggemar yang maniak."

Vana melongo mendengar penuturan panjang lebar satpam yang terlihat bangga menjelaskan tugas penjaga keamanan.

"Jadi kami harus mempersiapkan keamanan tingkat tinggi dari gangguan teknis, reporter, penjahat, pencuri, teror---"

Vanaria (Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora