3. Luar Angkasa

2.4K 347 21
                                    

       Setelah kami melewati atmosfer bumi, tubuh kami terasa lebih ringan dari biasanya, seolah-olah gravitasi itu sudah tidak ada lagi di tubuh kami. Tiba-tiba kami mendengar suara kapten yang berbicara kepada kami.

"Yang belum membuka mata, kalian sekarang sudah bisa membukanya dan lihatlah pemandangan luar angkasa ini, tenang saja guncangan sudah tidak ada lagi" kata kapten menyuruh semua kadetnya

      Kami pun yang tadinya memejamkan mata, mulai membuka dan melihat pemandangan luar angkasa yang penuh dengan bintang dan bersinar terang di seluruh jagat raya, kami pun melihat ke belakang dan ternyata bumi lebih besar dari yang aku kira sebelumnya. Kami semua terpesona melihat pemandangan luar angkasa yang begitu indah.

"Kalian jangan terpana dengan hal ini dulu, masih banyak planet indah yang akan kita lewati termasuk rumah kedua yaitu Mars" kata kapten

"Kapten, apakah kita akan singgah ke mars?" tanya salah satu kadet

"Maaf kadet, sepertinya tidak, karena bahan bakar kita hanya cukup untuk ke planet yang menjadi tujuan kita saat ini"

"Baik, mengerti kapten!!!" sambil memberikan hormat

"Kalian boleh makan terlebih dahulu, sambil mendekatkan diri satu sama lain"

      Semua kadet pun menuju ruangan tengah untuk makan, dan ternyata sangat sulit sekali berjalan tanpa gravitasi, karena kita di buat melayang di udara, dan aku baru sadar ternyata kursi yang berada di atas kapal ini juga untuk makan karena sebelumnya aku kira hanya pajangan saja.

      Aku pun mengambil makananku yang di bagikan sama asisten kapten, kami di bagi satu per satu biar mendapatkan jatah yang sama agar persediaan bisa terjaga dan kami tidak akan kehabisan makanan ketika sampai ke planet baru tersebut. Ternyata makanan disini tidak ada makanan cair karena di takutkan sulit untuk memakannya, kami pun minum minuman yang sudah di buat padat.

     Setelah selesai makan, kami mendengar kapten memanggil kami melalui pengeras suara yang terpasang di ruangan itu, kapten menyuruh kami kembali ke kursi untuk melihat planet kedua yaitu Mars.

      Kami pun yang sudah selesai makan kembali menuju ke kursi kami, dan melihat planet mars yang sudah di tinggali sama orang-orang kaya, planet Mars sekarang sudah sangat hijau di bandingkan sebelum di tinggali manusia.

      Aku kadang merasa iri melihat Mars, padahal Bumi dulunya hijau, di hancurkan begitu saja sama orang kaya yang tidak bertanggung jawab, mereka merusak dengan membangun pabrik-pabrik, mengunduli hutan-hutan yang menjadi sumber kehidupan, dan memburu binatang di lindungi. Namun ketika sekarang bumi sudah hancur, mereka malah membuat tempat tinggal baru, bukannya memperbaiki bumi seperti sedia kala.

Bersambung

Planet Terjauh : The Begining [ END ] [Segera Terbit]Where stories live. Discover now