Bagian 1

756 13 5
                                    

Enam tiga puluh menit, aku tiba di kelas. Baru ada 2 temanku yang datang. Sambil menunggu Seli yang biasanya datang tidak lama setelahku, aku duduk dan mengeluarkan novel dan mulai membacanya.

"Ra," tiba-tiba saja dari pintu kelas muncul sosok laki-laki yang ku kenal. Baik, namun kusut masai yaitu Ali.

Aku mengerutkan kening heran, kok bisa ini anak muncul pagi-pagi. Karena hampir setiap hari, Ali selalu terlambat.

"Ya ?" aku meletakkan novelku dan menatapnya setiba Ali di depanku.

"Nanti pulang sekolah, rapat di basement !" Ali hanya mengatakan singkat karena khawatir ada tiba-tiba teman kami lainnya yang datang.

Kami memang telah sepakat, bahwa basement rumah Ali merupakan markas kami sekarang. Tidak lama kemudian Seli datang, ia pun sempat mengerutkan kening ketika melihat Ali sudah ada bersamaku.

"Kalian berangkat bareng ?" Seli bertanya dengan nada yang sangat manis, nada yang sudah ku kenal, dia menggodaku.

"Tidak," aku menjawab sementara Ali menggeleng.

"Kalau tidak, kok tumben Si Jenius bisa datang pagi ?" Seli masih bertanya penuh selidik sambil tersenyum jahat.

"Jangan bahas yang gak penting Sel, nanti siang ke BASEMENT !" Ali menjawab sambil ngeloyor keluar kelas dan menegaskan kata BASEMENT.

Seli belum sempat berkata apapun lagi, ketika Ali sudah menghilang di balik pintu kelas. Ia menatapku, tatapan matanya mengatakan Ada Apa, Ra ?

Aku yang memahami arti tatapan itu hanya bisa mengangkat bahu.

"Sudahlah, Sel. Masih ada waktu lima belas menit. Yuk, kita ke kantin." sebelum Seli sempat berkata aku sudah menarik tangannya untuk keluar kelas.

Kami pun berjalan sambil cerita ngalor ngidul menuju ke kantin.

"Ra, aku masih penasaran apa maksud Ali tadi." Seli berkata pelan sambil memakan batagor super pedasnya.

"Entahlah Sel, biasa paling nanti dia mau kasih kita liat hasil percobaannya lagi. Atau mungkin dia berhasil menemukan klan baru." aku menjawab ngasal.

"Waduh, kalo dia menemukan klan baru, bisa berbahaya nanti." Seli belum apa-apa sudah merasa cemas.

"Santai aja Sel, kan itu baru perkiraan."

KRIIIIING !!!!

Bel masuk kelas berbunyi, kami pun bergegas menuju kelas kami. Pelajaran pertama ini adalah dari Pak Dani, beliau adalah guru baru untuk pelajaran fisika. Hari ini akan dibahas mengenai energi kinetik.

"Selamat pagi, anak-anak." Pak Dani menyapa kami sebelum memulai pembahasan, dan ia pun mengabsen satu per satu. "Baik, kelas sudah lengkap dan semua hadir tepat waktu. Hari yang akan dicatat dalam sejarah." kata-kata Pak Dani tersebut membuat beberapa anak bertanya, sebagian yang memahami candaan garing tersebut tertawa.

"Ya Pak, sangat bersejarah." celetuk Rafa salah satu kawan kami yang selalu memiliki disiplin tingkat tinggi.

"Nah," Pak Dani tersenyum. "Baik, mari kita buka materi halaman 21, tentang energi kinetik. Apakah kalian tahu mengenai energi kinetik ?" Pak Dani tidak meneruskan candaannya, beliau langsung menuju materi.

Ali mengangkat telunjuknya, itu merupakan suatu kejutan kedua pagi ini bagiku dan Seli serta beberapa rekan yang paham tingkah laku Ali.

"Ya, Ali." Pak Dani menunjuk Ali dan mempersilahkan dia menjawab. Aku mengira, Ali akan menjawab ngasal seperti biasanya. Namun ternyata ...

"Energi kinetik, atau bisa disebut energi gerak atau ditulis sebagai energi kinetis merupakan sebuah energi yang dimiliki sebuah benda karena gerakannya. Energi kinetis sebuah benda didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk menggerakkan sebuah benda dengan massa tertentu dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu." Ali menjawab dengan santai, lugas, dan penuh percaya diri. Semua mata menatap heran padanya, tak terkecuali aku dan Seli. Kami berdua saling tatap dan kemudian saling mengangkat bahu. Kejutan ketiga dari Ali di pagi ini.

ALGOLWhere stories live. Discover now