End?

754 52 4
                                    

Typo bagaikan micin dalam makanan
.
.
Happy reading
.
.

  Langit siang ini terlihat sangat indah, biru cerah tanpa celah putih si awan. Walau terik orang-orang tak menjadikan ini sebagai alasan untuk berdiam diri di dalam rumah. Wajar saja karena hari ini adalah akhir pekan. Taman tampak ramai oleh pengunjung, anak-anak yang bermain, berpiknik atau sekedar istirahat sejenak.

   "Dear, menu apa yang kau inginkan untuk makan siang kita?" Tanya pemuda manis yang tampak sibuk mengeluarkan bahan makanan yang baru saja dibelinya.

   "Hmm.. apa ya?" Si tampan mengelus dagunya, memasang pose berpikir.

   "Bagaimana makan kau saja, Love?" Kekeh pria jangkung itu menggoda kekasihnya.

   "Mesum" si pendek menjitak kepala bersurai auburn itu, tentu dengan berjinjit.

   "Apapun yang kau masak akan ku nikmati, love" Ujar pemuda itu mengecup bibir Cherry kesukaannya.

Kecupan itu berubah menjadi lumatan, benda itu terasa makin manis saja bagi Kris.

   "Mpphh.. Kr.. Kris" tangan berbalut kulit susu itu memukul dada Kris pelan.

Dengan berat hati pemuda blasteran itu melepaskan ciumannya.

   "Kau!" Dengus Suho kesal sembari mengusap bibirnya yang basah.

Kris terkekeh, kekasihnya itu sangat menggemaskan.

Hal kecil seperti ini begitu membahagiakan bagi pengantin baru tersebut, tak menyadari sepasang mata yang terkejut melihat adegan manis itu.

Ting..

Bel apartemen mereka berbunyi, Kris dengan malas membuka pintu. Dia kan tengah asyik menggoda kekasihnya yang sedang memasak.

  "Ibu.." Suara Kris nyaris tak terdengar ketika mendapati ibunya lah yang datang.

   "Kris, ibu merindukan mu" Ucap wanita yang masih sangat cantik itu dan memeluk putranya.

   "Kenapa tak bilang kalau ibu akan datang?" Tanya Kris sembari mengambil alih paper bag yang dibawa wanita paruh baya itu.

   "Karena kau selalu banyak alasan" Dengus wanita yang memakai dress maroon tersebut beranjak ke dapur.

Seketika wajah tampan Kris tampak kaku.

   "Suho? Kau memasak?" Tanya Yoona menghampiri pemuda manis yang tengah berkutat dengan pisaunya.

   "Selamat siang, bibi" sapa Suho dan membungkuk sopan.

Yoona tersenyum singkat.

   "Sepertinya sangat enak" Kata wanita itu ketika mencium aroma masakan Suho.

Si manis tersenyum malu.

   "Sebentar lagi selesai bibi, mari makan bersama" ajak Suho, manik coffeenya tertuju pada Kris yang juga menatapnya.

Kris menghela nafas lega.
Untung saja Suho bergerak cepat, jadi figura besar yang berisi foto pernikahan mereka satu bulan yang lalu bisa diamankan terlebih dahulu. Kris dan Suho sepakat untuk tak memberi tahu keluarga Kris, masih memikirkan waktu yang tepat. Takut akan reaksi mereka nanti.
  
   "Masakan mu sangat enak, Suho. Beruntung sekali orang yang menjadi istri mu nanti" Puji Yoona dengan nada yang tak dapat diartikan oleh dua pemuda disana.

Seolah ada nada sindiran.

   "Terima kasih bibi" ucap Suho tulus, mencoba untuk berpikir positif.

  "Ah, Kris. Ibu melupakan satu paper bag lagi di mobil, bisa kau ambilkan?" Pinta Yoona sambil menatap putranya, seolah tak menerima penolakan.

Entah mengapa, Kris merasa kakinya sangat berat untuk dilangkahkan.

Inseparable✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang