Sweet Life

874 54 6
                                    

Typo bagaikan micin dalam makanan 😗
.
Part ini mungkin membosankan
.
Happy reading
.
.
  Pagi di apartemen yang dihuni Kris dan Suho ini dihiasi kerusuhan. Salahkan alarm yang tak mengerjakan tugasnya dengan baik, atau memang pada dasarnya pasangan inilah yang tak tahu waktu.

  "Love, dimana sepatu Gucci ku?" Teriak si tampan yang kalang kabut mencari sepatunya di lantai bawah.

  "Aku tak tahuu.." balas si manis dari kamar mereka, tentu saja juga berteriak.

  "Dear, kau lihat ponsel ku?" Tanya Suho berlari mendekati Kris yang sedang memakai sepatunya yang baru saja ditemukannya.

"Ck, berapa kali ku bilang jangan berlari di tangga" ujar pria bersurai auburn itu dan menyentil pelan dahi mulus kekasihnya.

  "Sakit" balas Suho mempoutkan bibir cherry nya.

Si tampan hanya terkekeh dan mengusak rambut dark brown milik Angel-nya itu.

  "Ini ponsel mu, Love" kata Kris menunjuk ponsel di tangan Suho dan menggeleng pelan melihat kekonyolan pria manis itu.

Pipi gembilnya bersemu malu.

  "Ayo cepat, nanti kita ketinggalan pesawat" Balas Suho menyeret yang lebih tinggi.

Kris terkekeh, mengapa pemuda berusia 25 tahun itu bisa semenggemaskan ini.
.
.
  Setelah perjalanan selama 12 jam, akhirnya Kris dan Suho sampai di Paris. Mereka telah lama merencanakan liburan ini, hanya saja Kris dan Suho sama-sama sibuk.

  "Huwaahhh Pariss" teriak Suho antusias ketika keluar dari bandara.

Kris menggeleng pelan, jika yang lain terkesan kampungan, Suho malah tampak sangat menggemaskan. Jika tak ingat tempat mungkin Kris sudah memakan pria-nya itu.

  "Dear, cepatlah aku tak sabar" Lagi, Suho menggeret yang lebih tinggi. Kris patuh mengikuti Ratu-nya.

Setelah sampai di hotel tempat mereka menginap, Suho langsung berbaring dan Kris merapikan barang-barang mereka. Bukankah Kris suami idaman?

  "Love, mandilah dulu" kata Kris menepuk pelan pantat si manis yang berbaring membelakanginya.

Tak ada sahutan, tangan nakal si tampan mulai meremas pantat Suho yang tampak sekal.

  "Unghh" lenguhan singkat itu cukup bahaya, Kris tak mau ambil resiko.

Sudah pasti kekasihnya itu tertidur, kalau tidak mungkin pipi Kris sudah memar di pukul pria yang lebih pendek itu. Jangan lupa kalau Suho masihlah laki-laki dan, galak. Mereka telah berpacaran 2 tahun lalu, namun tak ada yang dilakukan selain ciuman dan pelukan. Suho dengan keras melarang Kris melakukan hal yang enceh-enceh. Dan si tampan tak mau memaksakan kehendaknya. Kris tak munafik, tentu dia tergiur dengan kekasih manisnya itu. Tingkahnya yang menggemaskan selalu menggugah nafsunya. Suho diam saja dia tergoda. Pemuda auburn itu mendengus, membayangkan pria-nya itu saja membuat bagian selatan tubuhnya mengeras. Kris dengan langkah cepat memasuki kamar mandi dan menyalakan air cukup deras, menutupi lenguhannya didalam sana.
.
.
  Waktu berlalu dengan cepat dan pemuda manis ini masih terpejam. Tak lama matanya mengerjab pelan memperlihatkan manik coffeenya yang indah. Namun rasa kantuk itu masih ada dan maniknya kembali tenggelam dibawah kelopak matanya.

  "Eungh.. Kris" Lenguhnya pelan sambil meraba sisi ranjang disampingnya.

Kosong. Dengan malas akhirnya Suho bangun juga. Bibirnya terpout lucu ketika tak melihat Kris. Sembari menguap pria manis itu melangkah menuju kamar mandi. Kosong.

  "Ish, dimana Kris?" Decaknya kesal dan kembali duduk di ranjang.

Ceklek

Pintu berwarna putih gading itu terbuka, memperlihatkan pria jakung yang tersenyum manis ke arah Suho. Sedangkan pemilik surai dark brown itu memalingkan muka. Ingat, Suho masih kesal.

  "Kemana saja kau?" Dengus Suho tanpa mau melihat kekasihnya.

  "Aku hanya berjalan di sekitar sini, Love" Ujar Kris memeluk mesra pemuda manis itu.
Dagu lancipnya bertengger dipundak Suho.

  "Maafkan aku ya" Bibir merah itu masih setia membujuk Suho.

  "Baiklah" decak pria manis itu akhirnya. Dan membalas pelukan hangat kekasihnya.

  "Ayo kita makan, ini sudah malam" Ajak Kris menggandeng tangan yg lebih kecil.

  Suho memandang takjub kota Paris di malam hari. Kelap-kelip lampu di gedung-gedung tinggi dan lampu kendaraan memperindah suasana malam ini.

  "It's beautiful" Ujar Suho dengan mata berbinar menatap Eiffel tower yang berada tepat didepannya.

Mereka sedang berada di lantai teratas sebuah restoran berbintang lima yang menghadap langsung ke keajaiban dunia milik Prancis ini. Tak hentinya bibir cherry Suho mengucapkan kalimat kagum.

  "You're more beautiful" bisik Kris memeluk kekasihnya dari belakang.

Suho mengelus tangan kekar yang melingkari perutnya.

  "Terima kasih sudah membawa ku kesini" Balas pemuda manis itu tulus.

Kris melepaskan pelukannya. Cukup lama dia menatap Suho. Bahkan rona merah samar-samar terlihat di pipi berisi pemuda Kim itu.
Tak lama Kris berlutut, layaknya pangeran di negeri dongeng. Suho tak mau berharap walau instingnya mengarah kesana, Kris melamarnya.

  "Love, aku bukanlah orang yang sempurna tapi aku menjadi jauh lebih baik jika bersama mu. Mungkin aku tak romantis, tapi maukah kau menjadi pendampingku selamanya?" Ucap pria tampan itu dengan tegas, namun matanya menatap penuh kelembutan. Tangannya mengulurkan sebuah kotak beludru berisi cincin yang sederhana tapi terlihat sangat indah.
Suho termangu, lidahnya kelu, tanpa sadar manik indahnya berkaca-kaca.

  "Ak..aku  mau" Jawab pemuda manis itu sambil mengangguk cepat.

Kris menghela nafas lega, beban yang sedari tadi menghimpitnya sekarang sirna sudah. Dengan cepat memeluk pria yang lebih mungil itu. Mengecup Kening Suho penuh kasih sayang.

.
.
TBC
Vote, comment,and Share😌
Jan lupa polow gua✋

Inseparable✔️Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin