1: Hey, Bro!

107 11 4
                                    

HEY, BROTHER — 1: HEY, BRO!

***

Pantai adalah salah satu destinasi terbaik saat liburan, apalagi di akhir tahun.

Keanu menaikkan kacamatanya ke puncak kepala, lalu berkacak pinggang sembari mengedarkan pandangan pada manusia-manusia yang begitu menikmati keindahan dunia. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada cewek bule yang sedang berjemur ditemani sekaleng soft drink-dan pakai bikini tentunya. Keanu sendiri mengenakan celana pendek biru langit dan kemeja lengan pendek dengan aksen daun yang dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka.

Pukul sepuluh pagi. Keanu masih punya banyak waktu untuk menikmati sejuknya air laut. Tersisa celana pendek, usai ia menyimpan kemeja dan kacamatanya pada Mama yang juga sedang berjemur.

Byur!

Keanu berenang hingga ke kedalaman yang menurutnya sudah cukup. Lalu, berbaur dengan orang-orang yang sudah daritadi menceburkan diri. Ia mengambang, seolah-olah sedang berbaring di atas air, menatap langit yang sedang cerah-cerahnya itu, kemudian menutup mata, membiarkan energi positif masuk ke dalam otaknya.

"HIU! ADA HIUUU!!!" Seorang pria muda tiba-tiba berseru dari tempatnya berenang, disusul dengan kepanikan dan teriakan histeris dari wisatawan, sementara yang di atas pasir juga ikut-ikutan panik dan mulai berlari ke arah mana saja.

"SEMUANYA MENJAUH DARI AIR!" Petugas pantai memberi peringatan melalui megaphone, diikuti oleh gerakan tangan yang menyuruh orang-orang untuk segera menyelamatkan diri.

Sementara Keanu, ia masih bertahan pada posisi semula, membiarkan matahari menyinari tubuhnya yang kian mengkilap, matanya yang terpejam, berusaha untuk relaks, setengah tertidur.

Perairan perlahan sunyi, tersisa dirinya dan seekor hiu yang berenang tak jauh dari tempatnya. Langkah petugas pantai terhenti saat melihat seorang remaja yang masih berada di perairan, lantas pria besar dan berotot itu meniup peluit kuat-kuat.

Dengan mata yang masih memejam, Keanu memainkan tangannya, menyapu air berkali-kali dengan ritme pelan, hingga tangannya tak sengaja menyentuh sesuatu yang lancip, licin dan ... agak tajam.

Satu detik ... dua detik ... tiga detik ... hingga di detik ke lima, Keanu baru sadar benda apa yang baru saja ia sentuh. Matanya refleks terbuka, pupilnya perlahan bergerak ke kiri memastikan bahwa taksirannya itu salah. Tapi, tidak! Benda licin, lancip dan agak tajam itu benar-benar aset ikan hiu, dan tanpa ba-bi-bu, Keanu langsung mengambil pose tengkurap dan berenang dengan cepat ke bibir pantai, bahkan ia kewalahan saat menaikkan celanaya yang agak melorot karena beban dari air.

Keanu mengeratkan tali celananya. Ia melihat ke kiri dan ke kanan, karpet-karpet yang wisatawan gunakan untuk berjemur jadi tak beraturan, bentuknya aneh.

Saat ia melihat lagi ke air, ikan itu masih ada di sana, berenang dengan santai, sesantai Keanu yang beberapa menit tadi sangat-sangat menikmati terik matahari. Entah kenapa, insting Keanu menginginkan untuk tetap berdiri, menikmati lamat-lamat pergerakan hiu yang hanya berenang di situ-situ saja, berputar, lalu agak ke tengah dan kembali lagi ke tempat ia berputar-alias tempat yang tadi Keanu pakai.

Aneh, alisnya mengkerut, hingga ia menemukan sebuah clue, bahwa selain benda itu juga ada sebuah benda panjang berwarna hitam yang juga mengikuti arah berenang tulang ikan hiu itu-ralat, bukan mengikuti, melainkan benda hitam itu yang lebih dulu maju dan sekilas benda hitam itu lebih mirip seperti ... selang! Iya, selang. Keanu yakin 100% bahwa itu adalah selang. Dan, itu artinya ikan hiu yang mereka maksud adalah PALSU!

"MAS, LETS GO!" seru petugas pantai, "Menjauh dari pantai sampai ikan itu pergi!" Keanu menuli, ia masih berdiam diri. Sementara petugas pantai menggelengkan kepalanya menyerah, percuma kalau Keanu saja tidak mendengar seruannya. Lantas, petugas pantai itu berdecak, dasar anak keras kepala. Lo mati bukan tanggung jawab gue, lalu meninggalkan Keanu sendirian.

Keanu mengambil ancang-ancang untuk kembali ke air, tapi urung karena sesaat setelah salah satu kakinya terangkat, ikan palsu itu kemudian berdiri. Dugaannya benar, bahwa ternyata itu adalah manusia yang memakai tulang ikan hiu palsu di punggungnya, yang kemudian melepas kacamata renang beserta selang dari wajahnya.

Orang asing itu berlari menuju bibir pantai, lalu berhenti dengan jarak kurang dari lima meter di depan Keanu. Bertatapan cukup lama, hingga Keanu menganga tak percaya dengan apa yang sekarang ia lihat.

TIDAAAK!

Ini semua tidak mungkin!

Ini pasti hanya halusinasi karena beberapa hari lalu tenaganya benar-benar terkuras habis karena harus belajar menghadapi ujian semester ganjil yang sangat sangat stressfull kalau dihadapi itu.

"Hey, Bro!" Orang itu berjalan mendekatinya.

Masih tidak percaya, Keanu kemudian menampar pipinya. "Ssh, aw!" Terasa sakit, jadi ini bukan mimpi. Keanu mengucek mata berkali-kali, nggak mungkin, nggak mungkiiiin!!

"Lo ngapain?" tanya orang itu dengan kening yang berlipat-lipat.

What? Lo ngapain katanya?!

Suasana seketika berubah jadi horor. "Lo manusia?!" Keanu kontan mundur.

"Menurut ngana?" (kamu). Orang itu balas bertanya. "Keanu?"

Keanu langsung memekik dratamis. "Lo ... dari mana lo tahu nama gue? Jangan bilang kalu lo jin yang-"

"Hahaha. Bukaaan, gue manusia! Orang seganteng gue masa lo katain Jin, sih?"

Keanu menggeleng dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun. "Gue masih di bumi, kan?" Pertanyaan itu khusus untuk dirinya sendiri, tapi lagi-lagi orang itu tertawa.

"Yaelaaa, segitunya amat lo ngeliat gue. Sebenarnya gue udah menduga, sih, kalau kita bakalan ketemu."

Keanu menghela napas panjang, lalu mengusap wajahnya dengan tangan kanan. "Ini nggak mungkin, ini nggak mungkin, ini nggak mungkin, ini nggak-"

"Ini mungkin, kalau lo ngedengerin penjelasan gue dulu," ujar pria itu, "Gue Kenan, adik kandung lo!"

HEEE? NANII?!

ADIK KANDUNG?!

Bahu Keanu melemas, seolah bumi baru saja runtuh.

***

terima kasih sudah membaca...

btw kamu tau cerita ini darimana?

kesan pertamanya?

Hey, Brother!Where stories live. Discover now