petang itu, gadis dengan bersurai hitam kecokelatan tengah menyinggahkan raga pada sebuah bangku cokelat, tepat di teras rumahnya.
sembari memandangi layar ponsel, lengkung pada bibirnya terbentuk begitu sempurna. sesekali ia menggeser layar dengan ibu jari, semakin tak menentu rasa hati.
kalau enggak berani, enggak bakal dapat. jadi? harus berani,
juga ganteng.
gadis itu terkekeh, memamerkan gigi putihnya. sesekali ia menutup mulut dengan tangannya. bukan karena lucu saja, keterangan pada kiriman yang ia lihat membuatnya tersipu malu.
"captionnya gini amat, haha."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"purna udah dimana?"
pemuda itu bersembunyi di balik pintu kelas. sembari menggenggam mawar merah besar di tangannya, napasnya terengah-engah. detak jantungnya tak biasa, begitu besar harapan di dada.
"1-2-3!"
bayangannya mulai terlihat pada ubin kelas itu, ia memasuki ruangan. pemuda itu melangkah, memberanikan keluar dari tempat persembunyiannya. menyodorkan mawar yang ia genggam pada sang pujaan hati.
"ra-radit? apaan nih?" tanya gadis itu bingung, sesekali melihat ke arah bunga itu. pemuda itu tersenyum sebentar, lalu membuka bicara.
"hai purna, maaf kalau aku bikin kamu risih. tapi aku enggak ada niatan sama sekali kok. cuma mau bilang ke kamu, kalau aku suka sama kamu. ini, yang kamu liat sekarang, memang rencana aku buat ngungkapin perasaanku ke kamu. juga-"
gadis itu mengerutkan dahi tipis, "juga apa, dit?" tanya purna heran.
"mau nembak kamu." jawab sang raditya gugup, menahan malu yang sedari-tadi mendekamnya.
suasana hening beberapa saat, kemudian raditya kembali membuka bicara. saat itulah momennya.
"k-kamu mau jadi pacar aku, pur?" tanya raditya gugup, menatap gadis itu dalam-dalam.
anak-anak sekelas yang menyaksikan itu, ikut penasaran dengan jawaban si pujaan hati dari raditya ini. mereka juga berharap yang terbaik untuk raditya. mereka membuat suasana itu hening, sembari menunggu jawaban dari purnama.
gadis itu tak dapat menahan senyum, kemudian ia mengangguk perlahan. bibirnya pun ikut mengatakan, "ya." sembari menerima mawar itu.
mata raditya membulat, mulutnya ikut ternganga. senangnya bukan main. pasalnya, ia berhasil. berhasil mendapatkan sang purnama, pujaan hati yang ia suka sejak lama.
"cieee!"
"selamat ya! raditya dan purnama!"
"pajak jadiannya dong!"
"apa nih, masa gak ada traktiran?"
pasangan baru itu hanya tertawa mendengar sorakan dari teman-teman mereka. teman-teman mereka bersorak, pasalnya raditya sukses menyatakan cinta pada purnama.
beberapa menit kemudian, raditya mengeluarkan ponsel dari saku celananya. merangkul purnama, hingga membuat gadis itu bingung.