OB-1

292K 16.1K 3K
                                    

Hai, sekedar menyapa!

Ini cerita saya yang kedua kalinya, versi Romance, huhuhu :v

Semoga kalian suka, dan selalu pantengin, ngikutin, dan selalu nungguin update-an cerita ini pokoknya.

Jadi pasukannya Boss yaa!

Sebagian Part diprivat, jadi follow dulu  demi kelancaran membaca. Oke?

Syarat membaca cerita ini : Jangan jadi silent readers:*

........

Sebagai seorang Pria, Pak Abrisam Kin Dhananjaya sangatlah sempurna. Dalam hal fisik maupun finansial. Behh! Pokoknya, enggak usah diraguin lagi.

Tapi, sebagai seorang Bos, Pak Abrisam-panggilannya- sangat tidak menjiwai sosok seorang pemilik perusahaan. Bagaimana enggak coba, Pak Abrisam ini suka banget marah, suka nyuruh, suka ngelihatin karyawannya dan suka sekali sama hal aneh-aneh.

Dan karena hal itu, aku sebagai sekertaris selalu terkena sialnya. Selalu disuruh ini, itu dan bodohnya aku nurut-nurut aja. Bagaimana enggak nurut, aku nggak mau, gaji bulananku dipotong.

Aku, Davina Liandra, sudah empat tahun bekerja menjadi sekertaris Pak Abrisam. Segala hal tentang Bosku itu, aku tahu. Sebenarnya enggak semuanya, juga sih.

Perlu kalian tahu, Bosku itu duda. Umurnya baru 37 tahun. Beda 10 tahun, lah sama aku. Pak Abrisam, orangnya ini jahil, nyebelin dan banyak mau. Satu lagi, orangnya juga 'gaje'. Pokoknya 'gajeee' banget!!

Pasti kalian bertanya-tanya, kok bisa bekerja sama Bos macem Pak Abrisam ini. Ya, mau bagaimana, dulu, awal-awal aku lulus kuliah. Lagi seneng-senengnya, tuh cari pekerjaan. Semangat 45-lah pokoknya.

Dan, saat itu perusahan kertas, milik Pak Abrisam sedang mencari karyawan, khususnya sekertaris. Aku yang saat itu butuh banget kerjaan, langsung daftar. Beruntungnya, aku langsung diterima. Senengnya bukan main waktu itu.

Eh, tapi setelah bekerja beberapa minggu sampai sekarang. Rasanya nyesel, coba aja kalau enggak dikontrak, aku udah mengundurkan diri.

Andai, aku juga orang kaya. Denda penalti karena melanggar surat kontrak, bisa aku bayar. Sayangnya, uangku cuma cukup buat bayar sewa apartemen, biaya hidup dan transfer keluarga di kampung.

Satu hal, walaupun aku dikontrak, tapi aku tetep dapet uang bulanan.

Hari ini, seperti hari-hari biasa. Aku bangun pagi banget. Bayangin aja, sebelum jam kantor aku harus udah di rumah Pak Abrisam buat ngurusin kepentingannya di rumah.

Seperti, menyiapkan makanan, baju. Gitu terus dari awal kerja sampai sekarang. Sebenarnya enggak awal banget. Karena dulu, masih ada istrinya sebelum mereka cerai.

Pak Abrisam ini cerai waktu pernikahan mereka baru 7 bulan. Waktu itu, aku udah kerja selama 6 bulan. Kata pegawai kantor dan temen-temenku--kita memang suka gosip--mereka bercerai karena katanya Pak Abrisam tidak mendapat kepuasan saat 'ehem-ehem' sama mantan istrinya.

Aku sih enggak percaya, dan enggak ingin bertanya sama Bosku sendiri. Takutnya nanti malah dibilangin 'kepo'.

"Bos, ini jasnya yang warna abu-abu ya. Dan, ini kemejanya." kataku sambil menunjukan pakaian yang kumaksud barusan.

Oke, Bos! (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now