Bab 22 Maaf

3K 173 1
                                    

(Masih di teras mesjid lepas zuhur)

Ayub tak segan-segan mengutarakan isi hatinya kepada suami Aina. Ustdaz Nabil nampaknya sedikit terkejut dengan pernyataan Ayub.

Ayub : "Aina orang baik. Walau dia suka menangis untuk hal-hal yang kecil. Mungkin orang tua saya gak mau kasih tahu kalo Aina sudah menikah karena takut saya sedih. Mereka tahu saya suka Aina sejak lama."

Ustdaz Nabil mendengarkan Ayub dengan tenang.

Ayub : "Saya bukannya mau menghakimi mas Nabil. Tapi dengan begini saya lega. Paling tidak. Saya titip Aina, ya?".

Ustdaz Nabil : "Insya Allah, mas. Saya pasti jaga Aina. Semoga mas Ayub juga mendapatkan jodoh hang terbaik."

Ayub : "Satu lagi, mas. Jangan sakiti Aina, ya. Dia anak baik. Kalo mas gak suka sama Aina lagi.... Biar saya yang jagain Aina. Saya pamit, ya. Assalamualaikum."

Ustdaz Nabil yang tak sempat menjawab salam hanya diam saja sammbil menggelengkan kepalanya sedangkan Ayub sedikit berlari sambil mengusap air matanya.

*******

Ustdaz Nabil : "Da habiis.. begitu ceritanya."

Ustdaz Nabil melihat Aina yang ternyata tertidur disamping.

Ustadz Nabil : "Lhaa.. tidur."

Ustdaz Nabil mencium kening Aina lalu kembali berbaring.

Pukul 02.15

Sebuah notifikasi pesan berbunyi. Aina tiba-tiba bangun.

Aina : (sambil mengusap matanya karena masih terkantuk) "Eh, bukan alarm tho."

Ia melihat handphonenya Ustadz Nabil. Tertera pesan di layar. Penasaran, Aina membukanya.

085623####
Hari ini bisa ketemuan gak, mas? Di Toko kue Mega. Ada cafe kecil di dalam. Jam 10, ya. Aku kangen.

Aina membulatkan matanya.

Gak salah ni pesan?
Apa ini? Toko kue Mega?

Aina melirik Ustadz Nabil.

Gak mungkin mas Jun selingkuh. Pasti aku salah paham lagi.

Pagi itu hari seperti biasanya. Aina menyiapkan sarapan bersama Ibu. Ustdaz Nabil dan Ayah sedang berbincang di meja makan. Tak ada gelagat aneh dari Ustadz Nabil, begitu kira-kira pikiran Aina.

Ustad Nabil : "Aina, habis ini mas pergi sebentar, ya? Ada perlu sama teman."

Aina : "Teman? Laki apa perempuan?"

Ustdaz Nabil : "Laki-laki. Kenapa? Cemburu ya?." Ustdaz Nabil tersenyum.

Bohong !!!

Aina hanya tersenyum simpul.
Setelah menyelesaikan sarapan pagi, Ustadz Nabil bergegas akan pergi.

Ustdaz Nabil : "Mas pergi dulu, ya. insya Allah setelah zuhur mas pulang."

Aina mengangguk.

Kepergian Aina membuat ia nampaknya berpikir untuk mengikutinya. Ia merasa sedikit resah karena SMS yang tiba-tiba masuk ke ponsel Ustadz Nabil.

30 menit berlalu.

Tok tok tok...

Aina segera membuka pintu.

Lita, Putri, Lutfah : "Assalamualaikum, Na."

Aina tersenyum dan langsung memeluk ketiga sahabatnya.

"Waalaikumsalam. Yeee.... Rame rumahku. Masuk yuk.", Jawab Aina senang.

Lita : "Kakak Ipar mana?"

Ustadz, jangan jatuh cinta padaku [TAMAT]Where stories live. Discover now