Bab 24 Aina, ayo kuat !

3.1K 165 0
                                    

Ismi tersenyum saat menjawab pertanyaan bagaimana keseruan di pondok.

"Hmm, bukan teman-teman. Ustadz yg anterin aku itu. Ustadz Nabil."

Lita, Lutfah dan Aina memandang Ismi bersamaan. Bukan hal yang asing seorang murid kagum dengan seorang guru. Ketiganya lantas tertawa.

Ismi : "Kok ketawa?"

Lita : "Gpp gpp. Lumayan danger ya?!"

Ismi yang terheran-heran dengan ketiga temannya mulai bingung.

Lutfah : "Gak gak. Maksud kami. Hey, siapa yang gak kagum sama Ustadz Nabil? Muda, berilmu, ganteng, apa lagi? Wajar. Cuma..."

Ismi menaikkan alisnya.

Lita : "Expired, Mi. Uda ada yang punya."

Ismi : "Ha? Yaaa..."

Lutfah : "Iya uda nikah orangnya. Istrinya ni..(Aina menutup mulut Lutfah dengan memasukkan cemilan)."

Aina : "Sekedar kagum sebagai motivasi sih memang gak masalah. Selagi itu positif."

Ismi : "Wah, ada yang retak ini di sini."

Lita : "Uda, lupain. Makan dulu nih aku suapin. Nanti bakal banyak yang kece dan menarik lagi. Siap-siap ya jadi inceran."

Ismi yang lugu sembari mengunyah makanan dan tersenyum melihat teman-temannya begitu memperhatikannya.

************

Malam itu, setelah semua persiapan untuk tidur.

Di kamar Aina.

Aina : "Tadi kita ketemu Ismi di taman."

Ustadz Nabil : "Ismi? Hmm... Santri baru yang mas antar itu?"

Aina : "Iya. Gak sengaja dia main juga disitu. Terus dia bilang. Suka sama Ustadz Nabil."

Ustadz Nabil : "Ha? Suka sama mas? Ya, wajarlah. Ganteng gini masak iya ada yang nolak."

Aina : "Aku dulu menolak lho.'

Ustadz Nabil : "Ha? Iya? Nolak? Kok bisa?"

Aina : "Dalam hati sanubari yang paling dalam. Aku pingin punya pasangan yang aku pilih sendiri. Mau pilihan orang ganteng kek, kaya kek, tokek kek."

Ustadz Nabil : "Kok sedih dengarnya?"

Aina : "Ya kan dulu. Namanya juga anak-anak. Tidur ah yuk."

Ustadz Nabil membuat muka manyun. Tanda tak setuju dengan istrinya, Aina.
Aina melirik suaminya.

Aina : "Kok cemberut? Udahan yuk. Sekarang kan gak gitu."

Ustadz Nabil : "Berarti gak boleh takabur ya?"

Aina : "Ya Allah..... Dicubit nih. Ayo tidur."

Aina mencubit pinggang Ustadz Nabil. Malam itu panjang karena mereka hanya bersenda gurau hingga rasa lelah dan kembali beristirahat.

***********

Pagi hari, Aina dan Ustadz Nabil pamit hendak pergi ke rumah Abah dan Umi.
Sampainya di ndalem, Ustadz Nabil dan Aina menyapa Abah dan Umi.

Abah : "Jun, Ustadz Baihaqi kemarin bicara sama Abah. Kalo di pondok butuh 1 guru lagi. Gimana? Apa kita buka lowongan kerja saja?"

Ustadz Nabil : "Wah, boleh, bah. Tapi sebelumnya. Coba Jun koordinasi dulu sama Ustadz Lukman. Kita juga butuh pendapatnya."

Abah mengangguk. Ustadz Nabil meneguk teh Uwuh hangat di meja.

Abah : "Oia, Masih menunggu Aina lulus dulu?"

Ustadz, jangan jatuh cinta padaku [TAMAT]Where stories live. Discover now