1. First Impresion

82 4 0
                                    


Dentuman music, gemerlap lampu dan segelas bir. Pelampiasan paling sempurna untuk 4 laki-laki ini setelah konser tour mereka. Club ini memang sudah menjadi langganan mereka, bahkan pemiliknya bisa dibilang member kelima mereka saking akrabnya.

"Ryu-kun. Ruang nomer 6 minta 2 botol wine" Seorang gadis meminta bartender bernama Ryu itu untuk mengambil 2 botol wine yang ada di belakang pantry.

Sontak ke empat laki-laki yang sedang nongkrong didepan pantry ini menoleh kepada gadis itu.

"Wah.. siapa gadis cantik ini?" Tanya Taka pada gadis itu, laki-laki yang duduknya paling dekat dengan posisi gadis itu.

Gadis itu tampak gugup di tatap 4 orang yang menyeramkan. Semenjak bekerja di tempat ini, ia sudah bertemu banyak laki-laki yang menakutkan, bahkan yang bertampang polos pun akan menakutkan saat menggodanya. Terlebih penampilan empat orang ini cukup membuatnya berpikiran yang tidak-tidak, rambut di cat dan lengan penuh dengan tattoo.

Begitu Ryu-kun menaruh 2 botol pesanannya tadi, ia langsung membungkuk pada mereka alih-alih menjawab pertanyaan Taka. Ia menyambar botol-botol itu lalu meluncur bergitu saja ke ruangan pelanggannya.

"Tipe pemalu ya, tidak seru" gumam Taka setelah ia diacuhkan.

"Ryu-kun kau pintar sekali menemukan gadis cantik" Sahut Ryouta pada Ryu yang kembali meracik minuman.

"Dia host baru disini?" Tanya Tomoya.

"Sembarangan, kau tidak lihat seragam yang dia pakai?" Jawab Ryu. Gadis itu memang menggunakan seragam yang sama dengan Ryu. Kemeja dan celana jeans dipadukan apron dengan logo club ini. Tidak ada unsur sexynya sama sekali, tapi wajah gadis itu memang terlalu cantik untuk sekedar jadi pelayan.

"Cantik juga" Sahut Toru.

"Sayang sekali, jika dia jadi host disini pasti akan laris sekali." Ryouta menambahkan.

"Aku sudah menawarinya saat dia melamar disini. Tapi dia menolak." Balas Ryu. "Lagi pula aku tidak mau memaksanya."

---

Hana memijat lehernya, ini sudah jam 3 pagi dan club masih saja ramai. Jam kerjanya akan berakhir 2 jam lagi. Membasuh wajanya untuk menyegarkan kembali matanya yang terserang kantuk.

Ia memandang wajahnya sekali lagi di cermin. Matanya yang sendu dan rambut yang sedikit acak-acakan karena berlari kesana-sini saat melayani pelanggan. Belum lagi kalau ada pelanggan yang mabuk dan mencoba melakukan hal yang tidak-tidak padanya.

Bekerja di tempat ini mungkin melelahkan hati, pikiran dan fisiknya. Tapi ini satu-satunya pekerjaan tengah malah yang bayarannya cukup tinggi selain menjadi wanita malam dan sejenisnya.

Hana keluar dari toilet dan disambut sepasang muda-mudi yang sedang berciuman mesra diujung lorong. Ini hal yang sudah biasa ia lihat semejak bekerja 2 minggu yang lalu. Tapi yang mengagetkannya si pria itu adalah laki-laki yang mencoba menyapanya dengan cara tidak sopan tadi. Pria dengan banyak tattoo di lengannya. Hana mencoba mengacuhkannya, ia berjalan melewati mereka. Tapi entah mengapa ia menangkap tatapan mata laki-laki itu, kepadanya. Dengan tatapan tajam, dan ciuman yang semakin dalam.

Hana kembali ke pantry, merapikan apapun yang bisa ia rapikan.

"Hana-chan" sahut Ryu. "Kau ingat 4 orang yang duduk disini tadi?"

Hana mengiyakan sambil mengangguk. "4 orang yang menyeramkan tadi"

Ryu tertawa mendengar jawaban jujur Hana.

"Mereka orang yang sering kuceritakan."

Hana langsung terkejut. Pasalnya mereka adalah orang yang berharga untuk Ryu. dan ia sudah mengacuhkan mereka atau bisa dibilang tidak sopan terhadap mereka. Berarti mereka adalah teman Ryu yang merupakan band ternama ONE OK ROCK. Pantas saja ia merasa familiar dengan beberapa wajah mereka, terutama si lelaki pencium wanita di toilet tadi.

No Good at GoodbyeWhere stories live. Discover now