Delapan Belas

21K 538 7
                                    

Setelah mencapai pelepasan itu, Alzer mengecup kening Kayla lembut, melepaskan dasi yang mengikat tangannya. Ketika dasi itu terlepas, Kayla diam dan langsung tidur membelakangi Alzer.

Alzer mengelus bahu Kayla. Tangannya kedepan untuk meraih pergelangan tangan Kayla. "Apakah ini sakit?"

Tidak ada jawaban dari Kayla. Alzer menghela nafas, setiap setelah melakukan hal ini, Kayla pasti akan merenung dan mungkin besok akan menjauhinya.

"Maaf..." Bibir Alzer mengecup pipi Kayla dari samping. "Rasanya akhir-akhir ini saya ingin sekali menjadikanmu sebagai milik saya yang sesungguhnya."

Kayla tertegun lalu menoleh sedikit ke arah Alzer. "Jangan bercanda, gue tahu lo cinta banget sama Jessica."

"Nah, kalau saja kamu lebih dulu hadir di hidup saya."

"Ck!" Kayla tertawa miris. "Nasib cuman bisa jadi pemuas nafsu saja."

"Jangan berkata seperti itu, saya akan mencium kamu sampai bengkak jika kamu berkata seperti itu." Ancaman Alzer tidak main-main. Karena wajahnya sudah semakin mendekat ke arah Kayla, seperti ingin mencium gadis itu lagi.

"Iya.. Iyaa, udalah aku mau tidur. Ngantuk!" Kayla mendorong pelan bahu Alzer dan menarik selimutnya sampai dada untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.

Kayla sudah terlalu letih untuk menanggapi obrolan yang tidak berbobot. Matanya sudah berat, serasa ada bandulan satu kilogram menggantung di sana. Pertengkaran di ranjang tadi sudah cukup menguras tenaga. Jadi sebisa mungkin Kayla mengabaikan pria itu. Baru saja akan melekatkan kelopak mata, suara ponsel terdengar. Suara ponsel Kayla.

Kayla bangun dengan malas-malasan untuk mencari ponselnya yang terselip di selimut. Tidak ada nama di panggilan tersebut, Kayla mengernyitkan alisnya, tapi ia tetap mengangkat telfonnya.

"Halo?" sapa Kayla.

"Hai Kay, ini Bara."

"Bara?" Kayla mengangakan mulutnya. "Astaga Bara apa kabar? Dimana lo sekarang? Kangen bangettt sama lo. Kangen kangen!!!"

"Gue baru balik dari Amerika, sekarang udah di Indonesia. Gue kangen lo juga. Kapan ada waktu buat ketemu?"

"Mau ketemu? Gue mah bisa kapan aja kok, soalnya gu...."

Tiba-tiba Alzer merebut ponsel dari tanganku dan berkata tegas, "Gausah ketemuan!" ucapnya lalu mematikan panggilan teleponnya.

"Eh, kenapa?"

"Dia simpananmu, ya?"

Pertanyaan sadis meluncur dari bibir Alzer dan itu sungguh membuat Kayla ingin menjejalkan sesuatu ke dalam mulutnya agar dia diam.

Panggilan dari Bara benar-benar terabaikan dan diputuskan secara sepihak dengan pria di samping Kayla ini. Namun sebisa mungkin Kayla mengontrol diri dan mencoba tersenyum padanya dengan senyuman termanis Kayla.

Kayla menangkupkan telapak tangannya di kedua pipi zer. Kulit Alzer sangat lembut. Pasti dia rajin merawat kulitnya.

"Kamu sangat tampan. Matamu, hidungmu, bibirmu. Semuanya indah...."

With You? [TERBIT]Where stories live. Discover now