Sembilan Belas

13K 531 9
                                    

"Jessica kemarin sudah sembuh dan saya nganterin dia pulang kerumah. Makanya saya ga dateng semalem." Alzer menjelaskan perihal dirinya yang tidak menepati janji.

Kayla hanya mengangguk-ngangguk.

"Pas udah anter dia, saya ga dibolehin pulang sama dia. Saya disuruh nemenin dia sampai dia tertidur. Saya lelah banget dan tiba-tiba saya dapat sms seperti itu dari temen kamu. Saya emosi dan sshhh... Maaf..."

Kayla tersenyum. "Gapapa."

"Mau jalan-jalan?" tanya Alzer kepada Kayla. Mereka berdua kini tengah makan bersama di meja makan.

Kayla menjawab dengan menggeleng kepalanya. Mengingat kejadian tadi malam, takut jika Alzer hanya janji saja tidak ditepati.

"Kita langsung berangkat sekarang, jangan takut tidak jadi lagi."

Kayla melirik Alzer. Selalu saja lelaki ini tau apa yang ada dipikiran Kayla. "Emang tidak ada kesibukan?"

"Ini kan hari minggu, ada sih pekerjaan tapi bisa ditinggalkan dengan alasan hari libur."

Kayla mengangguk. "Mau kemana?"

"Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi?"

Kayla terdiam lalu mengangguk dan tersenyum sumringah. "Ada, pantai!"

**********

"Yah... Hujan..." Kayla memanyunkan bibirnya sambil menatap ke luar dari kaca mobil. Hujan turun ketika dirinya dan Alzer akan sampai di pantai.

"Saya punya villa di salah satu pantai. Kita ke villa itu dulu sambil nunggu hujannya berhenti," ucap Alzer dan masih tetap fokus menyetir.

Kayla tersenyum. "Terimakasih Alzer." Hari ini akan menjadi liburan paling menyrnangkan mungkin bagi Kayla.

Tidak lama mereka berdua sampai di tempat tujuan.

"Yuk." Alzer membuka pintu untuk Kayla.

Tatapan gadis itu menerawang. Melihat seisi ruangan, sudut-sudut ruangan. Villa yang hampir mirip dengan apartemen. Di dalamnya hanya terdapat dua ruangan. Kamar mandi, dapur dan ruang tidur yang sedang ia tapaki saat ini. Tempat tidur dengan sprai berwarna abu abu tua membuat aksen klasik kamar ini semakin kental.

"Hujannya gede. Jadi pengen tidur sambil pelukan." Alzer berbisik di samping telinga Kayla. Melingkarkan lengannya pada pinggang gadis itu.

"Jangan aneh-aneh!" Kayla menepis lengan Alzer. Melangkahkan kakinya menuju jendela berkaca besar di samping kanan ranjang. Jendela itu mampu membuat Kayla melihat pesisir pantai yang begitu indah

"Bagus ya." Alzer kembali menghampiri Kayla. Meletakkan lengannya di kusen jendela, mengurung pinggang Kayla. Dagunya ia letakan di pundak kanan gadis itu.

"Harum," Bisik Alzer, membuat bulu leher Kayla meremang.
Laki-laki itu melingkarkan lengannya lagi. Menggerakkan tubuh Kayla ke kiri dan ke kanan berirama pelan.

Kayla terdiam dan hanya tersenyum tipis.

Alzer menghembuskan nafas di leher Kayla membuat Kayla tiba-tiba memutar tubuhnya menghadap Alzer. Dengan berani Kayla menempelkan bibirnya. Kayla memegangi kedua pipi laki-laki itu, dengan aktif bibirnya menjelajah. Alzer hanya terdiam, menerima perlakuan Kayla yang aktif, tidak seperti biasanya.

Alzer mendorong tubuhnya untuk maju, menyudutkan Kayla pada kaca jendela. Suara air hujan yang menimpa kaca jendela kamar terdengar jelas. Mengiringi suara deruan nafas kedua insan ini.

"ALZER!!!" teriakan itu sangat lantang terdengar jelas di telinga Alzer dan Kayla. Kedua insan itu tersentak, menghentikan aktivitasnya dan menatap satu sa lain.

With You? [TERBIT]Where stories live. Discover now