11.berlatih pedang

33 9 0
                                    

"Aku...." gumamku terkejut.

"Ya, bahkan baju yang kau pakai sekarang, anting yang kau pakai sekarang, sampai pedang yang kau dapatkan sekarang, ada Kristal hijau itu." jelas Kak Emily.

Aku bergidik ngeri, "jadi... Apa maksudnya?"

Semua orang menggelengkan kepalanya, bahkan Ryan pun ikut menggelengkan kepalannya.

Semua informasi ini membuatku pusing! Apa yang harus aku lakukan.. Ibu Rean! Pikirku sambil menggenggam pegangan pedang besar itu dengan erat.

Aku menghela nafas kasar, "HAAH!! sudahlah, kita lupakan hal yang tabu ini. Aku kesini juga hanya untuk menyelamatkan Putri Riana, aku tak mau mengalahkan Raja Atheron lagian sepertinya itu merepotkan. Tapi yah... Aku hanya ingin merasakan petualangan yang menyenangkan dan mendapat partner baru selain Ryan," ucapku memecahkan keheningan.

Aku melirik kearah Deon, "maaf saja. Aku gak mau jadi kekasihmu,"ucapku.

Deon kecewa. Aku bisa melihatnya dari gerak alisnya yang tiba-tiba relaks. Aku melihati kearah Ryan, "kau juga harus segera mengajarkanku menggunakan pedang dan sihirkan?, jadi kita lupakan masalah ini, dan kita mulai perjalannya. Lagian juga kita gak boleh disini terus,kan?"

Ryan terkekeh kecil, "iya juga ya.. Sejak kapan kau menjadi bijaksana Bayi besar!?" geramnya seraya mengacak acak rambutku.

"Jadi, bibi. Aku akan pergi, jaga dirimu bibi," ucapku dan diikuti anggukan bibi "ya.. Hati-hati,"

Tapi saat aku mau melangkah pergi, Deon memegang tanganku, "aku ingin ikut denganmu,"

"Hah? Apa lagi yang kau katakan!"

"Kalau aku tak bisa jadi kekasihmu, setidaknya aku ingin jadi partnermu. Bolehkan?"tanyanya.

Aku melirik kearah Ryan, tapi dia hanya mengangkat bahu. "Hhh.... Tapi, bibi.. Apa kah ini boleh? Kau baru saja bertemu anakmu loh,"

Dia hanya tersenyum pahit, "kalau itu keinginannya, aku tak bisa berbuat apa-apa," ujarnya.

Aku kasihan pada bibi, "Deon, setidaknya kau harus memeluk ibumu. Dia adalah orang yang melahirkanmu,"ucapku serius.

Deon diam,.. Dia melirik kearah ibunya, dan mendekatinya. Mula-mula dia memegang tangannya dulu. "Maafkan aku, Ibu.."

Lalu dia memeluk ibunya. Sambil meneteskan air mata, ibunya memeluk Deon balik dengan erat dan mengangguk-angguk. Deon melepaskan pelukannya, "aku menyayangi ibu,"

Ibunya tersenyum bahagia. "Ya, aku juga menyayangimu Deon," dia menepuk pundak Deon, "hati-hati," dan diikuti anggukan Deon. Saat Deon berbalik, disana terdapat Ayahnya,

"Deon,"

"Ayah..."

Ayahnya tersenyum, "jadilah ksatria saat kembali,"

Deon tersenyum,"ya,"

Lalu Deon berjalan kearah kami, dan aku dan kak Emily tersenyum sedangkan Ryan bermuka datar.

"Kalau begitu.... Melissa, aku juga akan jadi partnermu!" ujar Kak Emily sambil memelukku dari belakang.

Mataku berbinar, dan mulutku terbuka lebar "benar kah?! Yuuhuuu!!!" sorakku riang sambil melompat-lompat.

***
Kami sekarang berada di toko Kak Emily, kami sedang berdiskusi.... Mengenai aku,

"Tak kusangka, ternyata Calon yang akan mengalahkan raja Atheron, belum bisa apa-apa," Keluh Deon sambil berkacak pinggang.

"Huuh!!? Padahal 10 menit yang lalu kau memintaku menjadi kekasih mu, sekarang kau malah menjelekkan aku?!"

"Sudahlah... Tapi ngomong-ngomong, pedangmu itu apakah berat? Kelihatannya itu sangat besar dan berat," tanya Kak Emily sambil melihati pedang besar yang tergeletak di belakang bangkuku.

"Awalnya aku juga berfikir begitu, tapi.." aku mengangkat pedang itu dengan satu tangan tinggi-tinggi, "saat aku pegang itu tak berat,"

Ryan mengambil pedang besar itu dari tanganku, dan seketika urat ditangannya berkeluaran. "Apaan nih.. Berat banget tau,"

"Ya.. Saat aku membuatnya itu pun sangat berat, sebenarnya sisik naga itu ringan.. Tapi entah kenapa menjadi sangat berat saat sudah selesai dibuat,"

Ryan meletakan pedang itu di belakang kursiku. "Jadi... Untuk sekarang, kita harus fokus untuk.. Melatih Melissa, mulai dari pengetahuan, sihir, dan juga seni berpedang," ucap kak Emily dan mentapku.

"Aku harap kau siap," ucap kak Emily dengan muka menyeramkan.

Apakah ini..... Akan sangat menyakitkan?

"Pertama-tama pastinya seni berpedang! Tanpa bertarung kau takkan bisa apa-apa ini dilakukan pagi hari yang diajari olehku, kedua sihir, kau juga harus menguasai sihir dominan ya dilakukan siang hari diajari oleh Ryan Dan yang ketiga, pengetahuan, kau juga harus pintar ini dilakukan malam hari tentu saja diajari oleh sijenius Deon. Hahahaha.... Aku seperti aku akan mengajari seorang bayi besar," jelas Kak Emily kegirangan.

"Kau mengatur semuanya," keluh Ryan jengkel.

"Sepertinya aku akan menderita hari ini.." gumamku sambil bergidik ngeri.

***
Sekarang aku bersama Kak Emily berada di belakang masion tua. Ini dijadikan sebagai markas ku dan kelompokku.

"Dengar ya, ini adalah seni berpedang paliiing dasar, dan kau harus menguasainya," ujar Kak Emily sambil mengeluarkan pedang emasnya dari dimensi sihir.

Mau berapakali aku melihatnya juga, itu tetap menakjubkan. Aku ingin bisa seperti itu.. Tapi aku harus bersabar,

"Yak! Pertama-tama.. Kamu harus bisa mengayunkan pedangmu kesegala Arah, kanan kiri atas belakang dan bawah secara cepat,"

"Seperti?"

Kak Emily mengayunkan pedangnya ke kanan dan dengan cepat kekiri, terdapat percikan api disana.. Wow..

"Eehh.. Aku terlalu bersemangat, hehe.." kekeh Kak Emily.

Kak Emily mengulangnya kembali tanpa percikan Api, "coba kau lakukan, ingat 'cepat' okeh???"

Aku menyiapkan kuda-kuda, lalu mengayunkan pedangku kekanan lalu kekiri dengan cepat tanpa ada hambatan. Yaampun, pedang ini semakin digerakan semakin ringan! Apa ini, padahal ini pedang besar,"pikirku.

"Woow!! Untuk pertama kalinya itu sangat mengesankan Melissa, jangan-jangan kau jenius??" puji Kak Emily seraya menepuk pundakku.

Aku hanya tersenyum dengan rona dipipi. Tiba-tiba Deon datang menghampiri, "hei, sepertinya itu berjalan Lancar ya?" tanya Deon.

"Kau tau? Melissa bisa mengayunkan pedang yang bahkan Ryan tak bisa mengangkatnya dengan mudah dan setara dengan Level langit, Melissa itu sangat Jenius loh," puji Kak Emily sambil merangkulku.

"Mau bagaimana pun itu, kita kedepan mansion dulu ada yang menunggumu, Emily," ucap Deon sambil berlalu dan diikuti aku dan Kak Emily yang kebingungan.

Kami berjalan semakin mendekati ruang utama, aku bisa melihat siapa yang datang. Seorang pria muda tampan dengan....... Sayap hitam lebar di punggungnya sedang berdiri dan berkacak pinggang menunggu Kak Emily.

"Woww. Siapa yang datang ini?" ucapku dengan kagum.

Tapi, Kak Emily malah berhenti dilorong. "Kau.."

Pria itu melirik kearah Kak Emily dan langsung tersenyum senang. "Emily, lama tak jumpa.

Kak Emily menutup mulutnya, "kau... Seharusnya udah mati, kenapa? Kau hidup lagi??"

"Mungkin, karena aku belum pernah bisa mengalahkanmu sekalipun, sampai aku..... Bangkit kembali," ucapnya sambil mengeluarkan tombak dari bawah tanah diikuti aura yang sangat menakutkan,

Kak Emily mengeluarkan Pedang Emasnya dari dimensi sihir, api ini terasa lebih panas dari terakhir kali aku melihat api yang meliuk di tangan Kak Emily,

"Petinggi ke-4 raja atheron. Sayap kedengkian, Vie! "


Banyak ya?? Iyah banyak.. Hehe...

Next!

SEYLIKIA this My New World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang