27. Pertarungan (2)

11 8 0
                                    

Peri itu tersentak saat melihat Melissa melesat kearahnya, kecepatannya tidak secepat dia. Itu aneh.. Dengan cepat, dia mengibaskan tangan kecilnya kearah Melissa. Angin besar terbentuk dan menerbangkan Melissa kebelakang, tapi saat dia ada di atas udara dia membalikkan tubuhnya sehingga dia jatuh berdiri.
Melissa masih menyeringai, dia menusukkan pedangnya kebumi. Seketika bumi bercahaya sangat terang, hingga peri itu menutup mata. Tapi, peri itu tertawa kecil, "apa kau lupa? Aku ini peri kegelapan tau!!" setelah mengucapkan itu, dia mengangkat tangannya, seketika aura gelap menyebar dan membuat cahaya Melissa redup. "Cih!" Melissa berdecih.

Dia mengangkat pedangnya, dan dengan kuda-kuda yang dia ciptakan akhir-akhir ini dia segera melesat kearah peri itu secepat cahaya. Peri itu pun sangat kaget, "sangat cepat!"

Melissa mengibaskan pedangnya secara horizontal, tapi sebelum itu mengenai peri itu peri kecil itu menyiapkan perisai dari udara. "Air shield!" pedang Melissa berbenturan dengan perisai udara, membuat peri itu terpental beberapa meter.

"Uuh... Itu cukup Menyakitkan,"ucapnya. Belum selesai dia mengambil nafas, Melissa sudah menyerangnya lagi sehingga peri itu tak punya pilihan lain selain menyerang dengan kuat. "Air lance!"

Udara dengan cepat memadat dan ujung tajamnya menembus perut Melissa.

"AHHKK!" Melissa muntah darah. Untung saja udara itu tidak menembus sampai ke punggung Melissa.

"Hahaha!! Apa yang Vampire. Dia sekarang hanya anak kecil lemah,"

Betul, sekarang dia hanya anak kecil lemah. Melissa memasang kuda-kuda baru kembali. Perutnya sangat sakit dan pedih. "Unlimited Slash!" Melissa menggerakkan pedangnya secara horizontal kembali.

Sebuah sabit besar dari cahaya menuju kearah Peri itu. Peri itu mulai membuat skiil baru, "heheh!! Ini cuma mainan anak kecil!! Dark Empire!!" setelah mengatakan itu, angin membentuk sebuah badan wanita cantik. Dia memegang pedang tipis, saat serangan Melissa hampir mengenainya, dark Empire langsung melawannya dengan serangan vertikal.

Itu membuat ledakan yang besar,

Boom!!

"Serangan lemahmu takkan pernah bisa menembus Dark Empire," peri itu berkata walaupun dia belum melihat kondisi dark empire miliknya.

Melissa tertawa kecil, "oh?? Benarkah?"

Alis peri itu bertaut, Debu mulai memudar.. Serangan Melissa memang hilang,

Mata peri itu melebar, "ti-tidak mungkin!"

Dia melihat Dark Empirenya kehilangan senjata dan juga tangannya sampai kesiku. Dark empire berteriak kesakitan. Walaupun itu hanga angin, Teriakannya sangat memilukan. Lalu dengan cepat dark Empire menghilang. "Walaupun tebasanku tidak mempengaruhi nyawanya. Tapi.. Serangan mutlak, hukumnya mutlak sehingga tidak bisa dia keluar tanpa luka yang agak serius,"

"Kamu!"peri itu mulai histeris melihat dark empire hilang "aggh!! Itu baru saja pulih kemarin!! Sekarang aku harus menunggu 1 tahun kembali.. Huaaa!!" teriaknya.

Kembali kepenonton,

Mereka tak percaya apa yang mereka lihat, Dark Fairy Beast benar-benar terpukul mundur? Walaupun dia tidak terluka  tapi memojokkan nya saja itu bukanlah sesuatu yang bisa orang biasa lakukan. Tapi, sebaliknya Melissa terluka parah diperutnya dengan satu serangan.

"Melissa.... Bertahanlah.. Tuhan.." Emily mulai khawatir.

"Melissa.." gumam Ryan. Entah kenapa dia sekarang menyesal telah meragukan dia.. Justru, Melissa mati-matian membela mereka dan dia hanya duduk diam melihati Melissa. Sebagai laki-laki.. Dia tak berguna sama sekali.

Kembali lagi ke pertarungan.

Peri itu berhenti menangis setelah menerima serangan Melissa kembali. "Sialan!! Kamu harus membayarnya karena Dark empire terluka!!" dia mulai mengeluarkan aura dark Fairy Beastnya.

Seakan tidak terpengaruh Melissa tetap tenang dengan tatapan yang hanya tertuju pada peri itu. Mata merah padamnya perlahan-lahan kembali ke warna hitam, karena kehilangan banyak darah. Peri itu mulai mengumpulkan sesuatu ditangannya dengan kegelapan.

Itu adalah sebuah panah, panah sihir! Dia membidik Melissa, semakin lama dia membidik itu semakin kuat "rasakan ini, sialan!"

Peri itu melepaskan tangannya, dan sihir berbentuk panah besar menuju Melissa dengan cepat. Melissa tak sempat menghindar, dia terkena serangan itu dengan cepat.

"Gahhk!" dia memuntahkan darah kembali,  dia terbaring ditanah. Tapi dia berusaha untuk bangkit kembali. Seaakan tau Melissa akan menyerangnya, Peri itu mulai menembaki Melissa. Dengan serangan beruntun. "Sialan! Sialan!sialan!_sialan!sialan!aahhh!! Sialan!!"

Melissa tak punya kesempatan untuk bangun. Emily yang melihati melissa dibuly sepeti itu, dia mulai berteriak. "MELISSA! " dia berlari kearah Melissa.  Tapi dia langsung didorong mundur oleh kekuatan angin  "ini pertarunganku dengan dia, kalau kau ingin mati kau bisa mati setelah dia,"ujar Peri itu.

Emily mengigit bibirnya, "jangan bunuh dia Peri Brengsek! Kampret! Dasar iblis!" maki Emily sambil mengeluarkan air mata.

Peri itu tidam menghiraukan Emily, tapi dia fokus dengan Melissa. Dia mengerutkan kening.. Ada yang aneh dengan Melissa..

Sudah jelas, tadi dia menembaki Melissa membabi buta. Tapi... Tidak ada darah yang berceceran di tanah, itu hanya di baju putihnya yang kini menjadi merah. Itu terlalu aneh.  Dia menyiapkan serangan terakhir, "dengan ini kau berakhir"

Saat dia berkata seperti itu, samar-samar dia melihat Melissa menyeringai. "Oh.. Benarkah? Aku tak berfikir seperti itu,"

Peri itu diam tertegun. Melissa berdiri dengan lemas. Dia mengarahkan tangan kanannya yang penuh darah kearah Peri itu.

"Apa?? Kau ingin mati berdiri, konyol. Dah.."  peri itu melepaskan serangan terakhirnya.

Tapi belum itu sampai di Melissa, dia bergumam sesuatu. "Blood of Glutony"  Mata peri itu melebar, serangannya memang mengenai Melissa.

Melissa terpukul mundur dengan darah yang menyembur dari dahinya. Tapi, begitupun dengan peri itu..
Sesuatu muncul dari bawah peri itu, berbentuk mulut binatang buas yang terbuat dari darah. Mulut itu menjangkau bagian kaki sampai pinggangnya. Tanpa peri itu sadari, pinggang sampai kakinya hilang dimakan darah itu.

Peri kehilangan kesadaran, dan tergeletak tak bernyawa di tanah. Dalam pertarungan ini..

Melissa pemenangnya.

Emily dan yang lainnya masih tertegun konyol.

Melissa menang?

Beneran?

Emily tak bisa membantu tapi dia buru-buru berlari kearah Melissa. Dengan bercucuran air mata, dia memeluk Melissa "Melissa.. Sadarlah.. Ayolah jangan mati.." ujar Emily pelan.

Tiba-tiba Melissa membuka matanya yang kini sudah menjadi hitam legam. Dia tersenyum lemah. "Aku....menang ..loh.." lalu dia kehilangan kesadaran sepenuhnya.

..
.

SEYLIKIA this My New World!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang