0.3 || Nightmare

2.6K 243 23
                                    

Terdengar kericuhan dari lapangan sekolah. Belakangku, tepatnya. Aku tidak tau kenapa ada keributan lagi. Aku menengok ke belakang yang tak lain adalah sumber suara keributan itu.

Aku terkejut ketika melihat empat iblis yang sedang berkelahi dengan...

Kakak kelas!

Astaga, mau apa mereka sebenarnya? Aku yang tidak mau lagi berurusan dengan mereka pun langsung naik ke mobil karena Pak Ucup, supir ku sudah sampai.

Di dalam mobil, aku terus memikirkan kejadian tadi. Astaga, hari ini benar-benar panjang! Bahkan aku saja baru setengah hari sekolah hari ini, tapi sudah dua kali melihat keributan. Bagaimana kalau aku fullday berada di sekolah dan terus menyaksikan aksi-aksi empat iblis itu?

🎡🎡🎡

Setelah menjelaskan dan bercerita sedikit tentang hari ini kepada Mama, aku memutuskan untuk ke kamar dan membersihkan badan ku.

"Rara, udah bersih-bersih belum? Ayo minum obat abis itu makan," panggil Mama ku dari luar kamar ku.

"Iya, Ma." Aku pun memakai bajuku dan keluar dari kamar serta turun untuk meminum obat.

Ting!

Tunggu, ponsel ku berbunyi pertanda ada pesan masuk. Aku pun terlebih dahulu mengecek benda pipih itu.

VanyaBauKetek
Le!
Para The Most Wanted tadi tawuran sama kakel!

Astaga, untungnya aku sudah pulang tadi. Bagaimana jika mereka memakai benda-benda berbahaya untuk aksinya? Kenapa mereka tidak bisa akur sekali?

Leaa
Iya. Tadi sebelum dijemput gw liat sekilas doang.

VanyaBauKetek
Kak Adi ikut ribut loh, Le.

Astaga! Kak Adi... -batinku.

Zeadi Hewitt. Kakak kelas yang sempat menjadi pangeran di hatiku.

Salah satu anak dari keluarga Hewitt, keluarga terkaya ke-lima se-Indonesia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Salah satu anak dari keluarga Hewitt, keluarga terkaya ke-lima se-Indonesia. Muka yang sangat tampan, badan yang atletis, alis yang tebal dan rapih, rahang yang kuat, membuat hatiku selalu berdebar ketika melihatnya. Tapi itu semua dulu, sebelum aku tau bahwa dia mempermainkan ku. Haha, menyakitkan bukan?

Leaa
Oh. Gak peduli.

VanyaBauKetek
Oiya lupa, Lea kan mau mupon :(
Pis ya Le.

Aku pun mematikan ponsel ku dan lanjut menuruni tangga ke bawah yang tadi sempat tertunda. Di bawah, ada abang dan Papa ku yang sepertinya baru pulang kerja.

"Rara udah pulang?" tanya Papa sambil mengelus kepala ku.

"Udah Pa, Rara ga enak badan tadi jadi Rara pulang," jelasku yang dibalas anggukan oleh Papa.

"Kirain bolos lo dek." Kali ini abangku yang bersuara. Dan aku hanya Menatapnya sinis sebelum akhirnya aku menghampiri Mama ku.

Setelah meminum obat, aku kembali ke kamar ku. Sekedar membuka YouTube dan, Instagram. Ingin sekali rasanya aku berfoto dan post foto tersebut di Instagram, seperti teman-temanku yang lain. Tapi sayangnya, aku begitu tidak percaya diri. Lalu, aku yang sudah ngantuk pun segera mematikan ponsel ku dan tidur.

🎡🎡🎡

Di sekolah, aku hanya berdiam di kelas sembari memakai earphone ku dan mendengarkan beberapa lagu. Aku tidak terlalu mengencangkan suaranya. Tunggu, apa suara keributan ini dari dalam lagunya? Tidak! Aku pun membuka earphone ku dan keluar dari kelas.

Betapa terkejutnya aku ketika melihat para iblis berdiri di tengah-tengah lapangan yang sudah disoraki banyak siswa dari atas, depan kelas mereka. Apa itu?

"Lea!" Aku yang terpanggil pun segera melihat ke sumber suara. Bolehkah aku bunuh diri? Terdapat tulisan besar-besar yang sedang dipegang para iblis itu di tengah lapangan.

"AILEA SECARA RESMI DINOBATKAN SEBAGAI SISWI TERJELEK SE-SMA GARUDA."

Masalah apalagi ini ya Tuhan? Bahkan aku tidak berbuat apapun dengan mereka.

Tiba-tiba datang seorang laki-laki yang sepertinya dari kelas sebelah. Yang lain sudah menertawakan kejadian ini, lalu buat apa dia disini sekarang?

"Haha! Lo pantes buat dapetin itu!" ucapnya. Lihat? Bahkan dia menghampiriku hanya untuk mengejek!

Ya Tuhan, tolong cabut nyawa ku sekarang. Aku yang sudah tidak tahan dengan semua ini pun lari sejauh-jauhnya sambil menangis dari sekolah terkutuk itu! Ketika aku ingin menyebrang, aku terkejut ketika ada sebuah mobil yang mengarah ke arah ku.

Tin! Tin!

"Rara!"

Astaga, gue mimpi? -batinku.

"Kenapa lo? Mimpi buruk? Tidur lo kayak orang resah banget. Liat, keringet dingin tuh!" tanya abang ku penasaran.

Alhamdulillah, aku hanya mimpi. Tapi bagaimana bisa mimpi itu terasa sangat jelas?

Aku pun duduk setelah dibangunkan oleh abangku. "Ng-nggak bang gak apa-apa," jawab ku gugup.

"Ya udah mandi sana, nanti keburu telat. Abang anter."

Aku pun mandi dan bersiap-siap. Setelah itu aku turun ke bawah dan mulai sarapan bersama keluarga ku. Ah, ini hal yang paling bahagia, bukan?

Sampai sekolah, aku pun pamit kepada abang ku dan keluar dari mobil. Di kelas, sudah banyak yang datang ternyata. Baiklah, aku sedikit telat hari ini.

"Morning Lele!"

I hate that word -batinku.

"Eh, maap Le, keceplosan," ucap Vanya lagi dengan muka sedih yang dibuat-buatnya.

Mendengar aku hanya berdeham, Vanya mengikutiku sampai aku duduk di tempatku. Apa yang mau ia bicarakan kali ini?

"Le...

.
.
.
.
.

Jelek ya? Jelek ya? Dahla maapin aja, aku nub buat bikin cerita. Tapi hobi baca nopel trus tangan gatel pengen buat cerita. Tapi nub. Gimana dong?:( ngerti kan kalian? :">

Revisi, 15-Juli-2020.

VOTE DAN KOMENNYA GAIS!

sweetlove,
Karina.

INSECURE [✔]Where stories live. Discover now