Part 23

4.6K 236 7
                                    

Arya menatap zahra, dia tak mengerti dengan pola pikir adiknya itu. Mengapa dia tidak peka sekali? "Zahra, adam tidak berubah. Buktinya dia masih ingin menunggu mu bukan? Coba kk tanya sekaramg. Pernah ndak kamu menemukan laki-laki yang sudah berpisah selama bertahun-tahun lalu di pertemukan kembali, setelah pertemuan singkat itu mereka akan di pisahkan lagi selama jangka waktu yang tidaklah sebentar. Dan dengan yakinnya si laki-laki tersebut akan menunggu si wanitanya."

"Setia, ya itulah gelar yang pantas untuk adam dapatkan saat ini. Dia tidak berubah, hanya saja dia sedang bimbang. Zahra, kamu tidak mengerti perasaan adam. Terkadang laki-laki ingin wanitanya lebih peka dengannya mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan seperti yang adam tanyakan pada mu. Adam merasa was-was zahra, was-was ketika suatu saat nanti bagai mana jika kamu menemukan cinta yang baru?"

Zahra memasang wajah bingungnya "Tapi kan adam nanyanya bagaimana jika aku lebih dulu yang menemukannya bukankah itu termasuk tanda-tanda?"

"Ada satu sifat laki-laki yang tidak wanita mengerti. Jika adam berkata demikian maka itu bukan untuk dirinya namun untuk diri mu zahra. Masud dari kata-katanya itu adalah bagai mana jika kamu menemukannya lebih dulu?"

"Be-na-rk-ah? Ja-di ad-am?"

"Ini kesalahan fatal mu zahra, dengan mudahnya kamu berkata akan berhenti mencintainnya pedahal dia sedang membutuhkan kenyakinan karena ke was-wasannya pada mu. Jika kk berada di posisi adam mungkin kk memilih untuk di tenggelamkan saja dari pada harus di sugukan pilihan seperti ini"

Zahra memukul tangan arya dengan kesal "Ish, abang mah adeknya lagi serius juga malah di ajak becanda mulu"

"Zahra, kamu tau bukan bahwa sang Kholik kita maha pencemburu? Maka janganlah kamu terlalu mencintai hamba-Nya di bandingkan diri-Nya. Jika Dia sudah cemburu maka Dia akan sedikit menyentil kehidupan mu. Dia (Allah) ingin menyadarkan bahwa cinta ini bukan lagi anugerah dari-Nya, cinta mu sudah di kotori dengan typo daya syaiton"

"Astagfirullah, ya Allah kk benar. Aku sudah melalaikan-Nya hanya karena rasa ini"

"Ini lah yang aku takutkan ya Rab, aku takut masa ini akan datang di mana rasa cinta yang menguasai adik-adik ku malah akan membuatnya jauh dari-Mu"

"Bertaubatlah ra, sesungguhnya Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang senantiasa bertaubat"

"Naam ka, syukron telah mengingatkan ku"

"Wa iyyaki, itu memang sudah menjadi kewajiban kk"

"Astaga, abangggggg ini sudah tengah malam! Pasti bunda nyariin akuuuuu. Ga mau tau pokonya kalau bunda bikin ceramah dadakan abangggg yang tanggung semuanya"

"Loh?! Ko abang si? Kan kamu yang tadi ngajak cerita, abang kan cuma ngasih masukan aja"

"Dih! Selama 7 jam abang kemana hah! Siapa yang nyuruh aku nunggu dari sore sampai malam kaya gini? Mana yang katanya bilang cuma sebentar? 7 jam abang bilang sebentar? Mikir atu maneh teh"

"Sudah ku dugong pasti dia akan mengomel. Sudah cape operasi cape ngadepin zahra pula, belum lagi nanti dapet ocehan dari bunda. Lengkap sudah penderitaan ku"



"Masih inget jalan pulang kamu!"

Deg!
"Aduh mati aku"

Assalamualaikum, calon makmum [Revisi]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora