11. Sosiologi VS Kedokteran

506 64 8
                                    

-oOo-

"Jika memang itu dirinya, bisakah kau memberi aba-aba untuk bisa mengingat semua?"

-oOo-

Hari ini adalah hari pertandingan basket antar fakultas kampus Suardana. Turnamen memang selalu diadakan sebelum menjelang studi banding ke luar kota untuk seluruh fakultas. Studi Banding adalah perjalanan untuk menambah wawasan dari mahasiswa kampus yang rutin dilakukan satu tahun sekali pada tingkat semester 3.

Zean dan timnya sudah berdiri tegap di atas lapangan basket. Mereka meregangkan beberapa otot yang membuat tontonan gratis untuk para mahasiswi pengagum mereka. Liona terlihat memakai topi dan duduk di tribun bersama Hani. Hari ini fakultas ilmu sosial akan bertanding dengan fakultas kedokteran. Seluruh mahasiswa dan mahasiswi memadati tribun penonton untuk menyaksikan pertandingan emas ini. Tim basket dari jurusan sosiologi adalah musuh terbesar bagi para tim basket fakultas kedokteran.

"Gue yakin, fakultas kita pasti menang lagi. Tapi gue gak tega liat Zean kalah." Ucapan Hani membuat Liona menyeringai aneh. Ia begitu sinis melirik Zean di tengah lapangan.

"Gue harap dia kalah."

"Lio kok lo gitu? Sportif dong!"

"Ya masa gue belain fakultas lain sih Han?"

Pertandingan dimulai dengan kondusif, walaupun anak sosiologi sempat tertinggal, ia mampu mengejar poin menyusul Zean dan timnya yang sebelumnya memimpin.

"Anjir! Jangan sampe kalah Ze. Posisi lo agak kanan kek!" Yuda sudah terlihat emosi sendiri karena point mereka hampir menyamai lawan.

"Shoot Ze!"

Gion mengover bola pada Zean. Mata Zean terfokus pada ring, ia berlari dan kemudian melompat membuat tegang para gadis. Sebuah kaki menyenggolnya dan ia terjatuh dengan memasukkan bola ke dalam ring.

Bughhh.

"Aw!"

Zean merintih kesakitan di dasar lapangan.

"Anjing lo, curang!"

Gion mendorong lawan mainnya dengan emosi membuat pertandingan tidak kondusif lagi.

"Gi udah Gi. Jangan ribut, bahaya!" Yuda berusaha menahan emosi Gion.

"Anjir! Sakit banget dah, gue gak bisa lanjut. Kayaknya tulang kering gue cedera!"

Zean melambaikan tangannya pada panitia, ia tak sanggup untuk meneruskan permainan membuat pertandingan akhirnya dihentikan sementara. Masing-masing tim saling menyalahkan membuat suasana semakin panas.

Liona dan Hani terheran ketika Zean mulai diangkut dengan tandu keselamatan kampus. Akibat pertandingan tersebut, masing-masing mahasiswa dari fakultas ilmu sosial maupun kedokteran saling melempar kata kasar, nyeleneh maupun ribut di tribun, seperti biasanya.

"Anak sosiologi curang. Pantes aja mereka menang, curang toh."

Beberapa ucapan keluar dari anak kedokteran membuat telinga Lio begitu nyeri mendengarnya.

"Apa lo bilang? Heh, si Zean aja yang buta." Liona menimpali membuat Hani melotot dan segera menghentikannya.

"Hehe maaf ya, mulut temen saya emang gini. Maaf maaf!"

"Apaan sih mikut aja kayak magnet. Kalau gak bisa main diem aja deh," sahut cowok yang baru saja dimarahi oleh Lio.

Di UKK, Gion maupun Yuda terlihat tertunduk kesal karena kejadian tersebut.

"Besok studi banding. Kaki lo cedera, gimana Ze?" Yuda bertanya cemas.

"Kalian bisa pergi tanpa gue."

"Gue harus bilang apa sama Mama lo? Lo kan udah dilarang buat maen basket lagi." Gion menimpali cemas Zean yang masih terbaring di kasur UKK.

"Anak kedokteran pada ribut gara-gara tadi. Gue rasa sampe kapanpun kita gak akan bisa damai sama anak sosiologi."

Zean tertunduk sesal, ia sudah menyebabkan beberapa peristiwa yang membuat antar fakultas malah saling bersimpangan.

"Besok gue mau musyawarah sama perwakilan anak sosiologi. Gue gak mau ini sampe mencoret nama baik kampus seperti dulu."

Terlihat Roy yang tengah tertawa terbahak melihat video pertandingan basket antara tim Zean dan anak sosiologi yang malah viral.

"Ngapa lo?" Liona bertanya sinis pada Roy.

"Lo liat? Gue rasa yang salah emang anak sosiologi. Dia mau shoot, si Agung malah sengaja benturin badannya."

"Lo anak mana sih? Kenapa belain anak kedokteran?"

"Heh, di sini gue bela yang menurut gue bener. Masa pertandingan ecek-ecek gini doang jadi viral sekampus cuma karena si Zean. Udah pada dewasa juga, apa sih yang diributin?"

Sejenak memang perkataan Roy ada benarnya. Jika bukan tim Zean yang bertanding, masalah tak akan separah sampai mencoret nama baik antar fakultas. Zean ternyata adalah orang yang sangat berpengaruh di kampus. Ia pun sempat menjadi ketua BEM Suardana untuk beberapa periode sebelumnya. Ia pun sudah terkenal aktif di SMAnya dulu. Posisinya diganti karena memang waktunya tak bisa terbagi karena kesibukannya untuk kuliah juga aktifitas di luar kampus. Belum lagi masalah yang pernah ia dapatkan.

"Zean mantan BEM SU?"

"Lo udah pertengahan semester gini tapi gak tau tentang itu." Hani menimpali datar.

"Lo baru sadar kan kalau Zean orang yang sangat berpengaruh buat kampus kita. Dia terlalu sempurna, apa sih yang dia gak bisa? Ribut sedikit antar fakultas jadi merembet satu kampus."

Jangan pelit VoteTHx❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan pelit Vote
THx❤

OFFICIALLY MISSING YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang