Part 8

418 18 0
                                    

Itulah salah satu tulisan yang Alesha tempel didinding kamarnya.

Pagi-pagi udah dapet chat dari gebetan, siapa sih yang gak semangat kalau udah digituin, eh bukan gebatan sih temen.

Putra: 'Sha besok pulang sekolah ketemuan di Caffe biasa, kita nongkrong gak ada penolakan titik gak ada negosiasi'

Alesha: 'Eh mau ngapain dulu nih ?'

*Read

"Cih so sibuk amat sih lu tra," guman Alesha pelan sampai Tiba-tiba Zaina sudah duduk disamping Alesha tanpa Alesha sadari.

"Muka lo kusam amat neng," ucap Zaina tepat ditelinga Alesha dan seketika Aleshapun terlonjak kaget.

"Inalilahi !!," ucap Alesha refleks dan memegang dadanya karena terkejut dengan kehadiran Zaina yang sudah berada tepat disampingnya.

"Dih inalilahi dikira gua udah mati kali," ucap Zaina kesal setelah mendengar Aku mengucapkan kaliamat Inallilahi.

"Suruh siapa lu ngagetin gua," saut Alesha yang tak kalah kesal.

"Hehe sorry oh iya gua mau nanya nih kemaren gua kan nemenin Abang gua ketemuan sama temennya terus gua gak sengaja liat lu di Caffe sama cowok itu bener lu Sha ?," tanya Zaina sambil menatapku karena menunggu jawaban dariku.

'Mampus gua diintrogasi abis-abisan ini ujungnya,' ucap Alesha dalam hati.

"Malah bengong nih bocah ditanya juga," ucap Zaina sambil melambaikan tangan tepat didepan wajahku.

"Eh Sory tadi apah lu nanya apa?, sorry gua kurang nyimak," tanyaku pada Zaina.

"Lupakanlah mungkin salah liat," jawab Zaina dan langsung sibuk kembali dengan ponselnya.

Sepulang sekolah sesuai perintah Putra, Alesha sudah duduk manis di meja tengah Caffe sambil menunggu Putra dan tak lama Putra datang bersama perempuan.

'What the hell!!! itu Ririn mau ngapain dia haduh', ucap batin Alehsa.

"Hay," sapa Putra dengan tangan menarik kursi tepat dihadapanku seolah mempersilakan Ririn untuk duduk dihadapanku, Aku hanya bisa terdiam dengan sedikit tersenyum.

"Hay juga!," balasku dengan tersenyum sedangkan Ririn menatap Alesha dengan tatapan tajam.

"Maaf yah udah nunggu lama," ucap Putra sambil melepaskan jaket yang dia kenakan, belum sempat aku menjawabnya Ririn sudah memotongnya.

"Tra to the point aja maag aku udah hampir kambuh nih," ucap Ririn seolah tidak ingin berlama-lama.

"Ok disini aku mau jelasin ke kamu Sha sebelumnya maaf udah bikin kamu baper alias bawa perasaan banget sama chat atau sikap aku yang emang bikin kamu naru harapan sama Aku," Kata Putra dengan mata yang menatapku dengan tatapan seolah ada penyesalan.

"Intinya," potong Alesha cepat karena Alesha juga sudah mulai tidak nyaman dengan situasi sekarang.

"Ck pada gak sabar amat sih jangan potong ucapan gua!!," dan hanya dibalas gumanan oleh kedua belah pihak Alesha dan Ririn.

"Jadi gua mau memperjelas hubungan ini, gua nganggep lu cuma sebagai sahabat gak lebih, dan lu harus tau hubungan gua sama Ririn itu pacaran jadi maaf yah sekali lagi," jelas Putra pada Alehsa dengan sangat hati-hati.

"Haha...," tawa Alesha hingga Putra da Ririn melihat kearah Alesha secara bersamaan, "Selow aja gua juga udah bilang ke lu gua sayang lu juga cuma sebagai sahabat so don't worry l'm fine", balasku sopan hingga mereka terdiam atas jawaban yang Aku lontarkan.

Duo PenerbangWhere stories live. Discover now