Part 41

392 25 0
                                    

Di Taman.

"Aku sampai duluan," kata Alesha sambil memarkirkan sepedahnya.

"Alesha Kamu harus hati-hati," peringat Azka pada Alesha yang terlalu aktif.

Tiba-tiba ada Seorang pedagang ice cream yang jaraknya tidak jauh dari Mereka.

"Bih, mau ice cream yah?," rengek Alesha dengan wajah memohon pada Azka.

"Just one," ucap Azka dan Alesha mengangguk senang.

Azka langsung membeli ice cream kesukaan istrinya itu tapi saat Azka kembali dengan membawa ice cream, Alesha sangat sumringan saat suaminya membawa ice cream kesukaanya, Merke duduk dibangku panjang dengan bertukar cerita kehidupan ditemani dengan ice cream favorite mereka masing-masing, bahkan dijalan Alesha tidak henti-hentinya berbicara soal calon anak yang sekaang dia kandung.

"Aku pengen punya anak kembar Cowok kayanya seru deh," ucap Alesha dengan tangan yang mendorong sepedeahnya.

"Aku pengennya Perempuan," saut Azka yang sedang mendorong sepedahnya juga tepat disamping Alesha, Alesha menatap Azka dengan wajah yang sudah ditekuk dengan mulut cemberut.

"Cowok dulu dong sayang baru Cewek biar bisa ada yang jagain," protes Alesha pada Azka, Azka yang mendengar protes dari sang istri langsung menghentikan langkahnya.

"Ah Kamu gitu," kata Azka yang tiba-tiba badmood.

"Aku yang hamil Kamu yang ngambek mulu sih," ucap Alesha bingung karena Azka selalu saja tidak ingin kalah dengan Alesha apapun itu.

"Aku juga gak tau," jawab Azka yang juga merasakan aneh terhadap dirinya.

Tidak terasa Merekapun sampai di Rumah, Alesha langsung berjalan ke Dapur untuk mengambil makanan, sedangkan Azka sedang merapihi sepeda yang tadi mereka pakai, setelah itu Azka menghampiri Alesha.

"Sayang besok Aku ada jadwal flight," ucap Azka, Alesha yang mendengar langsung memberhentikan aktifitas makannya.

"Terus Aku ditinggal?," tanya Alesha dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Iya Aku minta maaf tapi Aku janji, Aku secepatnya akan pulang," ucap Azka berjanji.

Alesha langsung berhambur memeluk Azka dan berjinjet berusaha membisikan sesuatu.

"Safe flight suami kesayanganku," ucap dengan berbisik tepat dikuping Azka lalu mencium semua sudut wajah Azka, Azka tidak menyangka Alesha akan berbicara seperti itu, biasanya jika kehamilan pertama dan ditinggal suami flight akan merengek tidak ingin ditinggal tapi kenapa Alesha berbeda.

"Baiklah Akuu akan keatas untuk mandi lebih dulu," ucap Azka, Alesha yang mendengar itu mengangguk dan langsung membereskan acara makannya dan langsung menyiapkan kebutuhan untuk Azka, setelah merasa semuanya selesai dia langsung menaruh koper besar Azka diatas kasurnya, lalu Alesha naik kedalam koper Azka, tidak berselang lama Azka keluar dengan baju putih polos, celana pendek dan rambut yang masih basah.

"Bawa Aku bersamamu," ucap Alesha memohon dan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Tidak bisa Dear, Kamu sedang hamil," tolak Azka dengan halus.

Alesha langsung berdiri dan meloncat pada Azka, Azka dengan sigap langsung menangkap istrinya.

"Huwaaaa!!!, Aku akan slalu merindukanmu," tangis Alesha pecah didekapan Azka.

"Stts.., Aku disini untukmu," kata Azka mencoba menenangkan Alesha, Azka duduk dipingir ranjang karena sudah tidak kuat menahan Alesha yang terus ingin memeluk Azka dengan posisi digendong oleh dirinya, setelah tangis Alesha reda, Azka melepas pelukannya dan membaringi badan Alesha dan disusul oleh Azka.

"Peluk," ucap Alesha manja dengan tangan yang sudah terbuka lebar-lebar.

Azka dengan sigap memeluk Alesha dan mencoba menenangkannya dan kadang masih terisak, Mereka berduapun tertidur dengan lelap tapi saat jam tiga pagi, entah kenapa Azka tidak bisa tidur, Azka menoleh pada Alesha yang masih tertidur lelap.

"Melihatnya menangis saat malam tadi, Aku jadi tidak tega meninggalkanmu," guman Azka dan mencium kening Alesha.

Azka turun ke Dapur untuk mengambil minum, setelah itu Azka kembali dan berniat untuk tidur tapi dia tidak bisa tidur karena tidak tega meninggalkan Alesha.

"Sayang Kamu belum tidur?," tanya Alesha dengan suara khas bangun tidur.

"Aku sudah tidur tapi tadi Aku terbangun dan tidak bisa tidur lagi," saut Azka pada sang istri yang ikut terbangun dan mengubah posisinya menjadi duduk.

Merekapun akhirnya memutuskan untuk bersantai dibalkon kamar mereka menghirup udara segar, dengan sesekali diselengi cerita dan canda tawa.

09.00 Pagi.

"Baiklah Aku akan berangkat," pamit Azka yang sudah menaiki mobil jemputan dari Perusahaan.

"Hati-hati," kata Alesha lalu mencium suaminya tanpa malu.

"Baiklah Aku berangkat Assalamu'allikum," ucap Azka yang juga ikut mencium sang istri lalu mengusap perut Alesha yang sudah mulai membesar.

"Wa'allikumsallam," jawab Alesha lalu melambaikan tangan saat mobil melaju meninggalkan Alesha yang terus menatap mobil yang membawa Azka.

Setelah Azka berangkat Alesha langsung ke Dapur dan memasak, Asisten pribadi Alesha yang melihatnya kaget, pasalnya Tuannya menitipkan istrinya kepada dirinya dan Azka mengatakan Alesha tidak boleh berada di Dapur untuk memasak selama dia hamil.

"Nyonya anda tidak perlu memasak, biarkan Saya yang melakukannya," ucap Lala asisten pribadi Alesha.

"Lala, Kamu cukup membereskan Ruanganku, Aku ingin memasak, Aku sangat bosan karena Azka tidak mengizinkan Aku keluar Rumah," saut Alesha pada Lala.

"Tapi nyonya....," ucap Lala lalu langsun dipotong oleh Alesha.

"Tidak ada kata tapi, begini saja Kamu bantu Aku saja untuk mengocok telur dan Aku yang meracik dan menakarnya, bagaimana?," ucap Alesha mencoba bernegosiasi.

"Baiklah," ucap Lala pasrah karena dirinya tidak bisa membantah perintah Alesha.

1 jam kemudian, semua masakan sudah matang.

"Oke semuanya selesai, La tolong bereskan semuanya Aku sangat lelah," kata Alesha dan berjalan melewati Lala.

Alesha membuat Brownis kering kesukaan suaminya dan mertuanya dan membuat kue pie yang berisi bermacam toping.

"Nyonya mari Saya antar ke Kamar anda," ajak Lala karena Lala khawatir melihat wajah Alesha yang sangat pucat.

"Tidak perlu Lala Aku bisa sendiri," ucap Alesha lalu meninggalkan Lala yang masih memperhatikannya karena khawatir ada hal yang tidak diinginkan.

Alesha langsung menaiki anak tangga perlahan, jujur saja Alesha sangat lelah karena harus menaiki anak tangga hanya untuk beristirahat di Kamarnya, tapi apa boleh buat ini sudah menjadi resiko, hitung-hitung ini olahraga kecil.

Sesampainya di kamar Alesha langsung membersihkan diri dan memakai baju Azka untuk tidur, entah kenapa dia ingin memakai baju Azka yang pasti Alesha sangat merindukan suaminya.

"Oh my god Aku sangat bosan apa yang harus Aku lakukan," guman Alesha yang sudah merasa bosan karena harus berdiam diri di Rumah.

Alesha berjalan mengelilingi kamarnya, siapa tau dia bisa menghilangkan rasa bosannya, tapi tiba-tiba dia melihat sebuah gitar dipojok kamar dan Alesha langsung mengambil gitar tersebut dan langsung memainkannya dibalkon kamar.

Alesha langsung memasang handphonenya ditrifon untuk merekam dengan telaten Alesha langsung memetik gitarnya dan bernyanyi untuk suami yang sedang dia ridukan.

---

Karena jarak, Aku berhasil dibuatnya gila karena rindu.

Duo PenerbangWhere stories live. Discover now