1. "Aku Dijodohkan?"

2.5K 253 35
                                    

Charina Puspa Kuswari. Seorang wanita karir yang bekerja di salah satu bank terkenal di Indonesia. Pintar, tegas, multitalenta, serta ramah, merupakan sedikit perawakan akan dirinya. Perjalanan karirnya terbilang bagus. Berangkat dari seorang teller, Charina berhasil menjadi seorang analis kredit dengan gaji tidak main-main.

Perjalanan karirnya mulus sekali, tapi tidak dengan perjalanan cintanya. Usia Charina tahun ini sudah menginjak angka 29, tapi ia masih melajang. Hal ini yang sering dicemaskan oleh kedua orang tuanya.

Malam ini, Charina pulang sedikit terlambat setelah harus melaksanakan meeting terlebih dahulu. Brio hitamnya sudah terparkir rapi di garasi rumahnya.

"Mbak? Baru pulang?" tegur sang ibu pada anak gadisnya yang tampak kelelahan.

"Iya buk, ada meeting tadi di kantor," ujar Charina kemudian salim pada sang ibu.

"Duduk sini sebentar, mbak. Bapak sama ibuk mau bicara," ujar ibu menepuk sofa disebelahnya, Charina duduk disana. Sang ayah tampak sudah nyaman duduk sambil menyesap kopi hitamnya. Tanpa ditanya, Charina tahu apa yang akan mereka bahas.

Pernikahan.

"Kamu sudah umur berapa, mbak?" tanya sang ayah meletak cangkir kopinya diatas meja.

"Bulan depan aku 29, pak," jawab Charina pelan.

"Sudah berniat menikah belum?" tanya sang ayah lagi, Charina hanya meneguk ludahnya. Kelu sekali lidahnya untuk menjawab, "apa yang kamu harapkan dari Hilman? Dia gak akan kembali, dia sudah menikah dengan Salma," lanjut sang ayah. Charina meremas tangannya sendiri. Kepalanya tertunduk, tak bisa diangkat seolah ada batu besar yang menimpa lehernya.

"Ditanya bapakmu, mbak. Kok gak jawab?" ujar sang ibuk.

"Gak ada yang bisa diharapin, pak," jawab Charina sekenanya.

"Jadi bagaimana? Umur kami ini sudah tua lho, nak. Kami kepingin ketemu cucu dulu sebelum dijemput Gusti Allah. Kamu tidak ada niatan menikah?"

Ucapan ibuk benar-benar menohok Charina. Wajar saja rasanya orang tuanya menyuruhnya cepat-cepat menikah, semua perempuan seusianya bahkan sudah mempunyai anak dua, dan ia masih saja menyendiri.

"Charina tentu saja mau menikah, buk..." jawab Charina apa adanya.

"Trus, opo toh yang kamu tunggu?"

"Charina belum ketemu yang pas saja."

"Mau menunggu sampai kapan lagi, mbak?"

Bagaimana caranya? Charina tidak suka di desak begini. Belum lagi ia sangat lelah untuk berdebat saat ini.

"Ibuk punya temen, anaknya baru saja menduda. Ia seorang pengusaha, cuma punya anak satu, umurnya setahun," ujar sang ibu, dahi Charina berkerut bingung. Otak pintarnya tidak bisa mendeteksi arah pembicaraan ini kemana.

"Maksudnya bagaimana, buk?"

"Kamu mau ya ibuk jodohkan dengan dia?" sang ibu menatap Charina yang masih bingung sambil mengerutkan dahi.

"Aku dijodohkan?" tanya Charina bingung.

"Iya. Bagaimana, mbak?"

"Aku dijodohkan sama duda maksud ibuk?" tak tanggung-tanggung, nada bicara Charina sudah naik satu oktaf. Jelas ia terkejut.

"Anaknya tidak ada yang ngurusin, makanya mencari istri. Ibuk pikir kamu juga sudah cukup untuk mencari uang, adikmu juga sudah selesai kuliah. Bapak masih sanggup kerja. Seharusnya gak ada yang bikin kamu risau kan, mbak?" tutur sang ibu mencoba meyakinkan Charina.

"Tapi..."

"Bapak suka lihat anaknya, mbak. Dia sopan, terdidik, dan sangat mengayomi," ujar sang bapak, membuat Charina lagi-lagi melongo.

Get Married ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang