10. "Terimakasih"

1.3K 180 26
                                    

15 years later.

Suasana rumah tampak sepi, hingga membuat gadis ini takut-takut untuk masuk kedalam rumah. Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB, semoga ia masih diberi kesehatan dan juga keselamatan setelah masuk kedalam rumah.

Diraihnya gagang pintu, kemudian bergerak masuk kedalam secara perlahan. Terlihat seperti maling, sih. Baru saja ia bergerak, menaiki anak tangga kedua, suara serak mengagetkannya.

"Dari mana, mbak?" tanya sebuah suara berat dibelakangnya. Mati! ia ketahuan.

"Pulang nonton konser, yah," jawabnya pelan sambil berbalik. Plis saat ini ia butuh buna!

"Oh, trus kenapa jalannya kaya maling gitu?" tanya sang ayah dengan suara yang mengintimidasi. Ia tak mampu menjawab dan hanya mampu terdiam.

"Lho, mbak sudah pulang?" sebuah suara merdu menghapus semua suasana mencekam itu, penyelamat hidupnya akhirnya tiba.

"Yuk, cepat masuk. Sudah malam, pasti capek kan? Gimana konsernya tadi?" tanya sang ibunda dengan hangat, berbeda dengan ayah.

"Seru, bun," jawabnya lesu.

"Kok jawabnya gak berenergi gitu?" tanha sang ibu sambil menatap anak gadisnya yang sedang menunduk. Tak ada jawaban yang didapatnya dari sang putri.

"Mbak, coba jawab ayah dengan jujur," sang ayah menghela napas, "mbak tadi nonton konser sama siapa?"

"Temen, yah."

"Cewek apa cowok?"

"Cowok."

"Bukan pacar?"

"Bukan."

"Selain nonton konser kemana lagi?"

"Makan di McD jalan sudirman, trus pulang."

"Hp-nya kenapa gak aktif?"

"Habis batrai, yah."

"Mbak, gak punya powerbank?"

"Punya, ada 4."

"Terus apa fungsinya mbak punya powerbank sebanyak itu kalau gak dipake? Mbak tahu gak kalau Buna sama Ayah khawatir sekali sama mbak yang gabisa dihubungi?"

"Mas, sudah ah. Anaknya capek lho ini."

"Lain kali jangan diulangi ya mbak?"

"Iya, yah. Mbak minta maaf," ujar gadis itu lagi, sang ayah hanya mengangguk. Sementara buna dengan segera membawanya ke kamar.

"Sebentar, buna ambil teh anget dulu," ujar buna meninggalkannya sendiri dikamar. Tiba-tiba dua buah kepala muncul didepan pintu, membuat kaget saja.

"Mbak Yuli!" panggil salah satu dari mereka. Benar, itu adalah Yuli yang tahun ini sudah menginjak kelas 3 SMA. Dan yang mengintip adalah adik kembarnya. Azzikri dan Azzura atau yang kerap disapa Mas Iki dan Dek Jura, mereka baru kelas 4 SD. Dan yang memanggilnya tadi adalah Jura tentu saja.

"Cie, kena marah," ledek Iki kepada mbaknya itu.

"Mas iki gak boleh gitu," Jura memperingatkan sang kakak.

"Nah tuh denger!" ujar Yuli seolah mendapat pembelaan.

"Loh, kok kalian belum tidur?" tanya buna saat melihat dua anaknya lagi mengintip sang kakak.

"Eheheh, maaf buna," si kembar segera menuju ke kamar mereka masing-masing, sementara buna segera menghampiri Yuli.

"Buna, mbak minta maaf, ya? Tadi engga tahu kalau konsernya lama," ujar Yuli menunduk.

Get Married ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang