3. "Angkringan, Gimana?"

1.1K 207 12
                                    

Karena entah apa yang terjadi, ayah Charina harus meminjam mobil putrinya untuk pergi ke acara pernikahan sepupunya di kota sebelah. Usut punya usut ternyata mobil sang ayah harus menginap di bengkel 3 hari ini. Berakhir Charina berangkat kerja harus diantar oleh Dara.

"Mas Fariz pergi juga, buk?" tanya Charina sambil mengoleskan selai cokelat keatas rotinya.

"Iya, Mbak. Kan satu kota sama mas-mu," jawab ibu disahuti anggukan mengerti dari Charina.

"Kalau sempat besok dateng kesana, Mbak. Ajak Yuanda juga, gak enak sama budhe-mu, lho," sang ayah yang sedang menikmati kopinya memperingati Charina. Membuat gadis itu hampir tersedak rotinya. Ini baru saja jalan dua minggu setelah pertemuan keluarga itu dan Charina baru beberapa kali bertemu dengan Yuanda, meski chat tetap jalan, sih.

"Kenapa jadi Mas Yuan, sih? Titip saja salamku buat Mirna, semoga samawa," ujar Charina lagi, "yuk, Dar, antarin mbak."

"Ayo," Dara yang masih tampak mengantuk itu segera mengambil kunci mobil, Charina salim kepada ayah dan ibunya sambil mengucapkan hati-hati dijalan.

Dara menyetir dengan tenang, sementara Charina disebelahnya sibuk memainkan ponsel.

"Balesin chat sopo toh, mbak? Senyam-senyum begitu," tanya Dara saat mobil mereka berhenti di lampu merah.

"Oh, ini Mas Yuan mengirimkan foto Yuli. Lucu sekali anaknya, dek," ujar Charina. Dara ngangguk-ngangguk saja, kemudian melajukan mobilnya kearah bank tempat Charina bekerja.

"Mbak, nanti pulangnya minta jemput Mas Yuan saja. Ndak usah pake ojol," ujar Dara sesaat Charina baru saja hendak turun dadi mobil.

"Iyo, wes kamu pulang sana. Hati-hati nyetirnya. Bilang ke Mirna maaf mbak gak bisa dateng," ujar Charina, Dara ngangguk lagi kemudian melaju meninggalkan Charina. Wanita muda itu menghembuskan napasnya, rumah pasti sangat sepi rasanya.

---

Kerjaan hari ini beres, sesuai dugaan Charina bahwa pekerjaannya semakin menumpuk saja. Padahal sudah ada Yara yang membantunya meringankan pekerjaan tersebut.

"Siapa tadi, mbak?" tanya Yara ketika mereka sedang menikmati makan siang.

"Yuanda Agung Haritama," ulang Charina lagi. Yara yang sedang menggigit burger-nya mendadak tersedak. Bagaimana bisa dunia ini sempit sekali.

"Ternyata Mbak Charina yang dijodohkan sama Mas Yuan?" tanya Yara kaget, Charina ikutan kaget. Yara kenal dengan Yuanda memangnya?

"Kamu kenal dengan Mas Yuan?"

"Adiknya Mas Yuan 'kan pacarku, mbak. Astaga sempit banget dunia ini," Yara terkekeh sementara Charina mengerjap tak percaya.

"Si Martino iku pacarmu?" tanya Charina lagi. Yara mengangguk dengan semangat, "bisa-bisanya," kemudian ia terkekeh mengingat betapa konyolnya hidup ini.

Akhirnya setelah makan siang yang cukup penuh kejutan itu, mereka kembali ke kantor. Selama sisa setengah hari ini tak banyak yang dikerjakan Charina karena pagi tadi sudah ia handle semua.

Tangan perempuan itu sibuk mengetik sesuatu di layar ponselnya, membuat Yara tersenyum meledek, "lagi chatting sama Mas Yuan, ya? Cieeee," goda Yara membuat Charina malu. Belum disana masih ada Hendra yang kepo abis lagi.

"Siapa tuh Yuan?" tanya Hendra mengeluarkan jurus keponya.

"Gak usah kepo ya, Mas Hendra," ujar Yara terkekeh kemudian kembali ke mejanya.

Get Married ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя