5. "Ini Kado Terbaik."

991 190 23
                                    

Tidak terasa akhirnya Charina benar-benar harus meninggalkan pekerjaan yang sudah membawa citra karirnya melambung naik pada hari ini. Yara tampak sangat sedih harus ditinggal oleh atasan yang sudah ia anggap kakaknya sendiri, begitupun dengan Hendra si partner kerja Charina. Semua memang benar-benar tidak terasa, ini sudah sebulan sejak ia menyerahkan surat pengunduran diri itu. Hendra akan mengisi posisinya sementara Yara naik jabatan dan menjadi partner kerja Hendra. Posisi Yara diisi oleh orang baru, kali ini laki-laki. Tadi sempat bertemu dengan Charina juga.

"Mbak Charina harus sering-sering ketemu ya sama aku," ujar Yara mengerucutkan bibirnya sedih.

Bisa dibilang Charina merupakan panutan Yara dalam bekerja. Perempuan itu cekatan, telaten, tegas, dan mandiri. Tak heran banyak sekali klien yang malah salah fokus saat berhadapan dengan Charina. Yara sering memergoki beberapa klien yang tak dapat fokus ketika sedang berhadapan dengan Charina. Meski Charina merupakan sosok yang lembut, ia benar-benar tampak berbeda jika sedang bekerja. Yara sangat mengagumi wanita muda yang satu itu.

"Pastinya, kamu harus sering-sering mampir loh ya kerumah mbak," ujar Charina masih sibuk membereskan barang-barangnya yang harus diangkut pulang kerumah.

Charina sedih sebenarnya, bayangkan saja ini sudah tahun keenamnya bekerja disini, serta tahun ketiganya menempati posisi ini. Bukan hal yang mudah, tapi Charina mensyukurinya. Bertemu dengan rekan kerja yang baik seperti Hendra dan Yara juga merupakan suatu hal yang paling disyukurinya.

"Nanti siapa yang bela aku kalau lagi dimarahin Mas Hendra? Bisa gak sih mbak gak usah berhenti?" Yara merengek lagi pada Charina.

"Ya kamu salah, makanya mas marahin," ujar Hendra yang sebenernya juga cukup sedih saat mengetahui bahwa rekan kerjanya harus meninggalkan perusahaan pada hari ini. Kemaren mereka sudah berpesta sih untuk melepas Charina.

"Jangan sering-sering dimarahin lah Yara-nya, Hen. Kasihan," ujar Charina sembari menutup boxnya. Akhirnya ia selesai packing juga.

"Iya," jawab Hendra apa adanya, "ngomong-ngomong, kamu balik sama siapa, Char? Gak ada mobilmu didepan," tanya Hendra kepo saat melihat Charina yang sudah siap pergi.

"Dijemput," jawab Charina singkat.

"Cieeee, dijemput Mas Yuan, ya?" tanya Yara sembari meledek Charina yang sudah siap mengangkat box-nya untuk dibawa pergi.

"Kepo banget kamu," balas Charina, "sudah ya, aku pergi dulu. Kalian baik-baik lho, jangan banyakin berantem," pesan Charina sebelum akhirnya benar-benar meninggalkan Yara dan Hendra.

"Yah, sepi deh," Yara menghela napas barengan sama Hendra.

"Iya nih. Pergi sana fotokopiin ini," ujar Hendra segera menyuruh Yara. Mendelik sebal, Yara akhirnya tetap melakukan apa perintah Hendra.

---

"Ya ampun mau nangis," ujar Charina sesaat sudah berada didalam mobil Yuanda.

"Kamu boleh kerja kok, gak usah maksain diri," ujar Yuanda yang tidak tega, terlihat jelas sekali bahwa pekerjaan ini merupakan hal paling berharga dihidup Charina.

"Gak bisa, ini udah janji sama diri sendiri. Seandainya menikah aku akan fokus jadi istri dan ibu yang baik saja," ujar Charina menyeka air matanya. Yuanda meraih tangan Charina yang bebas, membuat si empunya berjengit kaget.

"Jangan jadiin mas atau Yuli sebagai penghalang karir kamu, ya? Mas gak akan larang kok selama itu baik. Memang niat awal begitu, tapi sekarang udah enggak," ujar Yuanda membuat pupil Charina melebar.

Get Married ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang