Part 10

126 24 40
                                    

Interogasi sudah berjalan selama sekitar 30 menit dan keluarga Kim telah berhasil mendapatkan beberapa informasi yang mereka butuhkan. Dari wawancara dadakan itu, keluarga Kim telah mengetahui tempat persembunyian para croatan, markas utama mereka, dan beberapa nama anggota perkumpulan sesat itu.

Croatan bernama Lee Joon ini mengatakan bahwa terdapat 10 anggota dan 1 pemimpin. Sebelas! Bayangkan itu. Mereka harus berhadapan dengan 11 croatan yang mengincar darah ratu Taehee dalam tubuh Jiyeon.

"Boram, kau sudah mencatatnya?" tanya Sunggyu memastikan agar tidak ada informasi yang terlupakan.

Boram mengangguk lalu mengetuk kepalanya dengan jari telunjuk. Ia sudah mencatatnya di dalam otak.

"Junsu, Lee Hongki, dan Kim Woobin. Kau baru menyebutkan tiga nama itu. Siapa lagi yang lainnya?" kejar Jiyeon yang berdiri di samping Myungsoo. Tentu saja ia juga ingin tahu nama dari para musuh yang mengincarnya.

Lee Joon mengangkat salah satu sudut bibirnya, puas membuat musuh-musuhnya penasaran. Ia yakin dirinya takkan dibunuh karena memiliki informasi penting yang bisa dimanfaatkan.

Myungsoo melangkah mundur sembari memegang kepala. Ekspresinya terlihat letih. Saat ini, lelaki itu tampak lebih lelah daripada ketika ia sedang berkelahi fisik. Menggunakan kekuatan pikiran menguras lebih banyak energi.

"Kita istirahat saja dulu," usul Sunggyu tak tega melihat putranya.

Myungsoo menggeleng. "Tidak. Aku bisa memulainya lagi. Kita tidak punya banyak waktu."

"Ya. Kalian tidak tahu kapan rekan-rekanku akan menerobos masuk dan menghabisi kalian semua! Hahahaha!" Lee Joon tertawa puas seperti orang gila. Dalam kondisinya yang masih terikat dan babak belur itu, ia sama sekali tidak pantas tertawa.

"Apa yang membuatmu berpikir mereka akan menyelamatkanmu?" tanya Sunggyu dengan kedua tangan yang terlipat.

Lee Joon mendesis dan menunjukkan taringnya kepada Sunggyu.

Sunggyu tertawa mengejek. "Bagaimana mungkin mereka memiliki waktu untuk menyelamatkanmu jika mereka sibuk menyelamatkan diri sendiri?"

"Apa maksudmu?!" sembur Lee Joon marah.

"Jika beruntung, mereka bisa kabur dengan selamat. Jika tidak..." Sunggyu mengangkat kedua bahunya. "Sebaiknya kau lupakan saja harapan itu."

Lee Joon berontak dalam cekalan rantai yang berbalut vervain. "Brengsek! Akan kubunuh kalian semua!!!"

"Kita lanjutkan saja," kata Boram yang sudah malas mendengar ocehan pria itu.

Myungsoo kembali pada posisinya semula, berhadapan dengan Lee Joon dan menatap mata sang musuh, siap berkonsentrasi.

"Kau kelelahan dan dia sudah mulai pulih. Kau tidak bisa menembus pikirannya dalam keadaan ini jika menggunakan metode yang sama."

Itu suara Hyomin!

Semua orang di dalam ruang bawah tanah itu menengok ke sumber suara. Hyomin memasuki ruangan remang itu diikuti oleh Eunjung dan Sungyeol.

"Kalian sudah datang?" sapa Sunggyu lalu menoleh kepada sang istri.

"Aku tidak mengerti mengapa kau menyuruhku membiarkan mereka kabur, tapi baiklah..." lapor Eunjung. Ia yakin Sunggyu selalu punya rencana untuk setiap keputusan yang dibuatnya.

"Mau kugantikan?" Hyomin menawarkan.

"Aku saja yang melakukannya," tolak Myungsoo setelah melihat kondisi Hyomin. Di medan perang kedua pasti juga terjadi baku hantam.

The ChoiceKde žijí příběhy. Začni objevovat