Part 11

158 21 46
                                    

Setelah diusir dengan sangat halus, Jiyeon pun melangkahkan kakinya dengan dongkol keluar dari ruang utama itu. Sungguh, ia tidak mengerti mengapa Taecyeon tak ingin ia terlibat dalam pembicaraan itu. Bukankah justru Jiyeon adalah tokoh utama dalam masalah tersebut?

Berpikir dirinya akan bosan jika hanya duduk manis seperti apa yang dikatakan Taecyeon, Jiyeon pun meminta diantarkan ke perpustakaan. Di sinilah dirinya sekarang. Perpustakaan kuno Voltress yang juga terletak di bawah tanah. Jiyeon merasa ia amat sangat noob dalam dunia pervampiran ini. Mungkin menenggelamkan dirinya di bawah tumpukan buku-buku kuno akan membantu. Gadis itu berharap bisa menemukan lebih banyak informasi tentang vampir original, croatan, dan Ratu Taehee.

"Selamat datang!" sapa si penjaga perpustakaan di depan meja kerjanya.

Jiyeon terkejut dengan sapaan mendadak di perpustakaan sepi itu. Ia menoleh pada pria paruh baya itu dan mengangguk kaku. Kemudian, setelah mencium aroma darah, ia terkejut untuk menyadari bahwa pria itu adalah seorang...

"Ya, Nona. Aku adalah manusia," jawab si penjaga seolah dapat membaca pikiran Jiyeon. "Aku bekerja di sini."

Kedua alis Jiyeon terangkat, tidak mengerti mengapa pria itu bersedia bekerja di sarang para vampir kuno.

Pria itu mengibaskan tangan kanannya. "Aku sering mendapat ekspresi seperti itu selama dua puluh tahun di sini."

"Anda sudah bekerja di sini selama dua puluh tahun?" Kedua mata Jiyeon membesar.

"Katakanlah, aku seorang profesor yang begitu tertarik dengan dunia ini. Riset membawaku ke sini."

Jiyeon sempat ternganga. Ternyata ada pula manusia yang justru tergila-gila dengan dunia supranatural ini. "Tapi, bagaimana caranya..."

Pria itu memotong karena sudah dapat menebak apa yang ingin ditanyakan tamunya. "Tidak mudah. Aku hampir mati saat pertama kali menemukan tempat ini."

Pria paruh baya tersebut menyingsingkan kedua lengan kemejanya. Jiyeon melihat beberapa bekas gigitan vampir di sepanjang lengan itu. Kemudian, pria itu juga menunjuk sisi kanan dan kiri lehernya. Bekas gigitan dari makhluk yang sama terlihat di sana. Dengan melihat semua itu, Jiyeon akhirnya tahu harga apa yang harus dibayar oleh si pria demi memuaskan rasa penasarannya terhadap dunia supranatural.

"Jadi, apa yang ingin kau cari, Nona?" tanya pria itu sembari menggulung kembali lengan kemejanya. "Ah, betapa tidak sopannya aku. Aku belum memperkenalkan diri. Choi Youngseok."

Jiyeon menundukkan kepalanya sebagai salam perkenalan lalu menyebutkan namanya. "Di mana aku bisa menemukan koleksi tentang masa kejayaan Voltress dan perang melawan croatan?"

"Wah... Kau harus berkelana ke seribu tahun yang lalu, Nona. Koleksi yang kami punya hampir semuanya ditulis dengan hanja."

Pupus sudah harapan Jiyeon. Ia buta hanja! Andaikan Myungsoo bersamanya saat ini.

"Tapi tenang saja. Aku tidak di sini mengambil gaji buta. Aku sudah membuat salinan beberapa koleksi dalam hangeul. Kau bisa menemukannya di rak paling ujung itu." Youngseok menunjuk sudut terjauh dari tempatnya bekerja.

Jiyeon mengangguk seraya mengulas senyum lebar. "Terima kasih banyak!"

Setelah tamu muda itu menghampiri rak yang ditunjuknya, Youngseok membetulkan letak kacamatanya yang melorot. Detik selanjutnya, ia sudah kembali sibuk dengan pekerjaanna mentranskripsi naskah kuno. Dedikasinya memang patut diacungi jempol.

The ChoiceWhere stories live. Discover now