Salam Rindu

26 6 3
                                    

Pagi itu aku menemukan keberadaannya lagi. Dia tertawa bersama temannya. Matanya menyipit dengan sudut bibir yang tertarik. Awalnya aku sama sekali tak pernah mengagumi wajahnya yang satu itu. Namun entah kenapa, sejak rasa ini muncul, rautnya yang satu itu menjadi bagian pokok yang menarik untukku tatap diam-diam.

Untuk dirimu yang saat itu atau mungkin saat ini masih kukagami.

Jujur, aku cemburu. Kamu bisa tertawa lepas bersama dengan temanmu. Kamu bisa berbincang hangat dengan temanmu. Kamu juga bisa melempar senyum dengan temanmu. Apa bisa aku berada di posisi temanmu?

Kamu tahu? Disini ada gadis yang menatapmu dalam diam. Berusaha tak terlihat rasanya menggebu. Berusaha mengamatimu di setiap sudut saat menemukan dirimu. Berusaha untuk menyenangkan hatinya sesaat, sebelum tahu jawaban pasti dari sang waktu.

Ahh ....

Kamu mungkin tahu gadis itu. Mungkin kamu pernah bertemu denganku di suatu tempat. Mungkin kita pernah berpapasan, satu kelas, satu sekolah, atau mungkin rumah kita satu arah ?

Dan saat kamu tahu aku menyukaimu, apa kau akan terkejut? Mungkin iya ... mungkin tidak.

Satu hal yang tak kamu tahu, salam rindu sering menggema dalam hati. Saat melihat bulan, saat melihat bintang, saat tersapu angin menenangkan, bahkan saat hujan turun begitu derasnya, seringkali salam rindu kutitipkan disana. Alasannya? Karena aku terlalu pengecut. Aku tak berani mengatakannya langsung. Aku terlalu takut melihat reaksimu nanti. Kau tahu alasannya?

"Mungkin dia akan ilfeel kepadaku jika aku mengatakannya. Jadi, lebih baik pendam saja rasa ini. Mungkin sampai keberanianku muncul pada saatnya. Mungkin ...."

Ruang_Cy
27-02-2020

Ketika Aksaraku BerbicaraWhere stories live. Discover now