Berisi materi-materi yang disampaikan pada saat kelas Materi Kepenulisan yang diadakan oleh admin materi FLC Group. Selain materi yang disampaikan, ada sesi tanya-jawab juga.
Dari anggota.
Oleh anggota.
Untuk anggota dan teman-teman.
Rangkuman Diskusi: 29 Februari 2020 Tema: Genre Psychological
Tema kali ini menarik sampai saat diskusi selesai pun para member masih membicarakan hal itu. Yup, kali ini kita diskusi soal genre psychological.
Genre ini salah satu genre yang sulit untuk dibuat seperti halnya horor, misteri, atau thriller. Uniknya, antusiasme member sangat tinggi dalam diskusi tema ini.
Genre psychological memang salah satu genre sulit. Hal itu berkat riset yang tidak mudah.
Apakah genre psychological selalu identik dengan thriller, gore, dan psikopat? Tidak. Penjelasan dari genre ini tidak sesempit soal psikopat.
Contohnya soal bully, hinaan secara terang-terangan, stalker, dan masalah pribadi seseorang termasuk bagian dari genre ini. Banyak yang gak sadar udah masukin unsur ini di cerita lho.
Ada contoh lain yang lebih jelas?
Tahu film Posesif yang dibintangi Adipati Dolken? Film itu berkisah tentang hubungan asmara anak SMA yang tidak sehat.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Itu genre psychological yang berhasil menyatu dengan teenfic. Ceritanya dengan ide sederhana, pacaran ala anak SMA, dengan eksekusi yang berhasil membuat penontonnya merinding.
Alasan lain genre ini tergolong sulit yakni bisa membuat pembaca salah paham bila eksekusi penulisnya tidak benar. Itu sebabnya perlu riset dan pemahaman yang benar sebelum menulis ini.
🍀 Tips Menulis Genre Psychological ala FLC Market 🍀
1. Kalu bisa pas bikin ceritanya di jelasin + penjelasannya jangan ribet-ribet takutnya pembacanya gagal paham. (Catris)
2. Sering-sering riset/cari narasumber. Bisa liat gugel, bisa tanya ahlinya langsung. (Hanaru)
3. Cari dulu penyakit-penyakit atau gangguan psikologi di gugel (riset lah istilahnya). Mainin juga perasaan pembaca pake diksi. Bayangin juga kalo kita yang ada di posisi si MC biar lebih kerasa feel-nya. (Yuma)
4. Peka sama masalah di sekitar kita. Masalah pribadi sekalipun bisa jadi sumber ide genre psychological. Contohnya novel The Shining yang idenya berasal dari pengalaman penulisnya kecanduan alkohol. (Pika)
5. Psychological ada banyak jenisnya. Ditolak saat menyatakan termasuk psychological. Dimarahi ortu termasuk psychological. Ketahuan menyontek termasuk psychological. Jangan jauh2, referensi bisa dipakai berdasar pengalaman sendiri. Bagaimana perasaanmu saat mengalami hal itu. (Fikri)
6. Psikologi, menurut ane itu tujuannya buat mainin pemikiran pembaca. Cocok buat plot twist atau Ending. Nggak perlu misteri atau horor :v (Faltro)
7. Kita nggak sadar, genre teenfict lah sarang psikologi. Kenapa, karena genre ini sedang masa pencarian jati diri, lingkungan beserta keluarga jadi pacuan di sini. I mean, gimana keluarga mendidik, gimana kamu bergaul, itu berpengaruh sama psikis dan menimbulkan beberapa kejadian baik maupun buruk akan terjadi.
Selain itu, psikologi ini nggak harus tentang penyakit kok, bisa dari kebiasaan (karena sifat baik maupun buruk manusia juga merupakan penyakit diri) yang kadang kita sendiri suka gak sadar.
Genre psikologi juga biasanya bakal buat gimana kita kencari oasangan lewat orang yg mau menerima kita (romance); kenapa orang dikatakan bunuh diri padahal dia dibunuh mentalnya (misteri); gimana cara kita menghilangkan paranoid dan takut (horor atau supranatural, tergantung mau munculin apa); gimana kita melawan trauma kayak sama orang nekrofilia, psikopat, sosiopat (thriller). (Syaa)
8. Mungkin, lebih baik kalau melakukan riset yang mendalam mengenai genre ini, karena (biasanya) alur yang dibawakan cenderung berat. Tell sama show harus seimbang agar pembaca tidak bosan dan mengerti mengenai sesuatu yang akan dibawakan. (Vara)
9. Sama kayak nomor 5. Kalau kalian mau nulis sesuatu tentang psikologi, narasumber terbaik adalah diri kalian sendiri.
Jadi sering-sering tanya kepada diri sendiri, ajak ngobrol diri sendiri, cermati hal-hal sepele yang kalian lewatkan,
Karena dari hal itu, kalian bisa ngembangin ke jenis cerita yang lebih berat. -orang yang numpang lewat- (Ini tips kan? :v)
[NB: Ini bukan kesalahan teknos, eh, teknis! Sebut saja nama membernya anonim ato hamba Allah ato NN, tapi bukan Mawar juga]
10. Genre ini cocok bila dipasangkan dengan genre misteri, taulah, pasti ada deduktif detektif yg bakal ngehancurin mental si pelaku. So its a good idea to combine it. (Carl)
Nah, itu tips dari para member. Adakah yang masih kurang jelas?