Part37🐾

19 3 0
                                    

Happy reading!

Dilapangan basket Arion dan yang lain sedang bermain basket karena pumpung sekarang ini sedang ada jam kosong lebih baik mereka main basket untuk mengisi waktunya.

"Woy,bagaimana kalau kita taruhan siapa yang masukin bola paling sedikit itu yang bakal nraktir kita dikantongi selama seminggu,gimana?" Usul Matteo yang tiba-tiba terpikirkan di otaknya,tapi malah disetujui oleh Aldo yang kebiasaan dengan kata traktiran langsung grecep.

"Gue setuju,gue terima tuh tantangan dan gue yakin gue bisa masukin tuh bola banyak-banyak, lumayan makan gratis seminggu...hehehe..."

"Jangan kepedean Lo, belum main juga." bukannya Alvin meremehkan Aldo, aldo juga pandai bermain basket, tapi ada yang lebih jago dalam masalah memasukan bola ke ring siapa lagi kalau bukan Arion.

"Lama amat sih,kapan ni mulainya dari tadi Lo bertiga ngomong mulu." Arion yang dari tadi yang cuma melihat ketiga temannya merasa geram,karena permainan belum dimulai juga.

"Ok,kita mulai tapi sebelum itu kita pemanasan dulu." Dan akhirnya mereka menuruti apa yang dikatakan Matteo dan memulai pemasan. Saat merasa cukup dan kini yang ditunggu-tunggu mereka berempat berlomba-lomba memasukan bola ke ring, tidak ada yang mencoba mengalah karena seperti yang dijanjikan pertama tadi siapa yang kalah dia yang bakal neraktik selama seminggu. Dan itupun tidak disia-siakan karena kalau ada yang geratis kenapa tidak.

Kini poin mereka sama, dan juga mereka sama-sama mulai kecapekan hingga keringat bercucuran di muka dan badan mereka tapi tidak menghilangkan kadar ketampanannya, dari salah satu mereka berempat tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda siapa pemenangnya, permainan masih berlangsung hingga dimana Arion memasukkan bola lebih banyak,untuk Alvin dan Matteo memiliki poin sama,dan yang terakhir Aldo yang kalah karena memasukkan bola paling sedikit, dan untuk Aldo siap-siap uang jajannya terpaksa digunakan untuk meneraktir ketiga temannya ya...😁

"Akhirnya bisa makan geratis seminggu, woy do jangan lupa ya traktirannya." Goda Matteo saat mengistirahatkan tubuhnya dan melihat Aldo yang sedang menghampiri mereka.

"Bangke Lo! Lo nya seneng tapi gue yang seneb ,harus merelakan uang jajan gue buat Lo semua."

"Gak papa kali do, sekali-sekali Lo neraktir kita." Suara Arion yang merasa sedikit kasihan,tapi juga senang bisa makan gratis.

"Ya mungkin gue neraktir Lo semua setiap hari, bangkrut gue bisa-bisa buat makan doang,secarakan kalian bertiga kalau makan kaya orang gak dikasih makan se-abad."

"Sialan Lo do, gue bales Lo nanti."

"Eh..eh...Lo lihat noh, kenapa tuh Calista nangis sambil lari-lari gitu." Alvin yang dari tadi cuma mendengarkan tiba-tiba matanya menangkap sosok Calista yang sedang berlarian di koridor sekolah dengan keadaan menangis.

"Kenapa ya tuh anak,pake nagis segala?" Tanya Aldo yang kemudian dijawab Matteo.

"Ya mana gue tahu, gue kan bukan bapaknya.tuh si Arion yang sedang dekat dengan Calista coba Lo tanya."
Belum sempat yang lain membuka mulutnya,tiba-tiba Arion menghilang karena langsung menyusul Calista.

"Gila tuh anak, cepet amat ya?belum juga disuruh udah ngilang duluan." Jawab Matteo.

"Udahlah, biar Arion yang urus, sebaiknya kita cabut ke kelas." Ajak Alvin dan langsung pergi ke kelasnya.

Dilain tempat,Calista masih terus berlari tanpa menghiraukan panggilan Arion yang terus menerus mencoba memanggilnya, tiba-tiba Calista terjatuh karena tali sepatunya yang tidak diikat dengan benar.
Calista terus menangis apalagi saat ini kakinya sakit dan terlihat memar. Sontak saja Arion yang melihat Calista jatuh pun langsung menghampiri Calista dan membantu Calista.

"Cal Lo gak papakan?mana yang sakit?." Tanya Arion khawatir.

"Kaki gue hiks...sakit..hiks..hiks...."

"Udah gak papa, gue bantu berdiri, jangan nangis lagi." Belum sempat berdiri tubuh Calista limbung ke tubuh Arion karena tidak bisa berdiri."

"Hiks...hiks....sakit kaki gue..hiks..." Tanpa pikir panjang Arion langsung menggendong Calista dibelakang punggungnya dan segera ke UKS untuk mengobati kaki Calista yang memar.

Disampainya di UKS Arion langsung menurunkan Calista diatas kasur dan langsung mencari sesuatu yang bisa mengobati luka Calista. Setelah selesai mengobati Calista dan membereskan semuanya Arion langsung duduk disamping Calista diatas kasur UKS.

"Hmm..kak,thanks ya udah bantuin Calista." Karena tidak ada sahutan Calista mencoba melihat kearah Arion, betapa terkejutnya Calista karena saat ini posisi duduk Arion sedikit menyerong kearah Calista ditambah lagi tatapan Arion yang dari tadi terus menyorot ke Calista, Calista yang merasa diamati merasa malu dan langsung menoleh kearah objek yang lain, ditambah lagi kini pipinya sekarang pasti memerah.

"Kenapa?"

"Maksudnya?" Calista bingung maksud perkataan Arion.

"Kenapa pipinya merah gitu, sakit ya?" Sontak saja Calista langsung memegang pipinya yang kini pasti bertambah merah karena malu ketahuan Arion.

"Enggak kok gak kenapa-napa."

"Yakin...mana gue mau lihat." Arion yang merasa gemas dengan tingkah Calista langsung mengambil kedua tangan Calista yang mencoba menutupi pipinya dan melihat pipi Calista, Calista begitu malu dan menundukkan kepalanya.

"Muka cantik gak boleh disembunyikan nanti pamali loh." Goda Arion karena menurutnya sangat menyenangkan membuat Calista tersipu.

"Apaan sih, gak ada sangkut pautnya ya."

"Tuh kan gini kan cantik,gak usah disembunyikan kali..."

'ya tuhan, bisa-bisa gue pingsan nih mah kalau gini terus'batin Calista.

"Kak Arion jangan digodain terus Calista,malu gue."

"Hehehe...mangkanya jangan bikin orang gemes tahu."ucap Arion sambil mencubit pipi Calista.

"Awwhh...sakit tahu,gimana sih!" jawab Calista yang berpura-pura marah.

"Aduh..duh...mana yang sakit hmm...." Arion yang melihat Calista kesakitan akibat cubitannya mencoba mengusap pipi Calista dan kemudian tanpa aba-aba langsung memeluk Calista,sontak saja Calista yang tidak tahu apa-apa terkejut dengan sikap Arion,tapi tak lama karena merasa nyaman Calista membalas pelukan Arion,Arion yang mendapatkan respon yang baik dari Calista senyum dibibirnya terbit.

"Jangan pernah tinggalin gue."

"Tidak akan." Perkataan mereka begitu yakin dan tanpa disadari semua itu terucap sendirinya.

Dilain tempat seseorang yang dari tadi melihat mereka berdua yang begitu dekat merasakan hatinya yang hancur berkeping-keping.
"Maaf...dan gue harap Lo bahagia bersamanya walaupun disini gue yang hancur."















TBC
Jangan lupa divote ya😁...thanks...

BEST & BOY friend (COMPLETED)Where stories live. Discover now