-5

895 178 25
                                    

.
.
.
"..Bagaimana Sah? "

"Sah!"

"Alhamdulillah"

Ini bukanlah mimpi nyatanya mereka sudah resmi. Vincent dan Wendy mereka Sah menjadi suami istri.

Mari bertepuk tangan 👏👏👏
🎉🎉🎉

Wendy menatap berkaca-kaca pada suaminya, lalu mencium tangannya dan Vincent memberikan ciuman lembut pada kening Wendy.

Disini bukan hanya Wendy yang menahan tangis. Bahkan Tante Susi , dan Tante Yumi mereka benar-benar menangis sedangkan Paman Ilham matanya sudah merah , lalu Om Yusuf hanya bisa menenangkan Sang Istri dan tak jauh dari sana Jian juga tak kuasa untuk tak menahan tangis.

Adiknya, sekarang sudah menikah.

Tanggung jawabnya sekarang sudah berpindah pada laki-laki yang menjadi suami Wendy.

"Kak, boleh nyamperin Bang Jian gak?"

Dengan mata yang sembab dan hidung memerah Wendy meminta ijin pada sang suami Kak Vincent untuk menghampiri Bang Jian.

"Iya udah. Sana"

Wendy berjalan tergesa menghampiri Bang Jian dan langsung memeluk kakaknya satu-satunya. Mereka menangis berdua.

Semua tamu undangan terbawa suasana haru ini.

"Cengen banget sih lo"

Bisik Jian.

"Abang juga cengeng"

Balas Wendy.
.
.
.
"Permisi"

Wendy melangkah masuk kekamar Kak Vincent, sang suami. Wendy masih suka merasa merinding tak percaya kini dia telah menikah.

"Kenapa berdiri disitu ayo masuk"

Wendy berjalan perlahan.

Kamar kak Vincent 2 kali lebih luas dari kamarnya. Dan kamar ini begitu minimalis dan sederhana.

Wendy terduduk disisi ranjang dengan memeluk boneka beruang birunya.

"Kamu duluan yang mandi. Kakak mau kebawah dulu"

Suara Kak Vincent , menyadarkan Wendy dan dia terburu masuk toilet dan segera membersihkan diri.

30 menit Wendy berkutat dikamar mandi, sekarang dia keluar dengan memakai baju piama tidur kotak-kotak hitam dan putih.

"Udah?"

Wendy terkesiap pelan ketika melihat Vincent masuk.

"Udah , Kak"

Vincent mengangguk. Sekarang giliran dia yang membersihkan diri.

Selama Vincent dikamar mandi. Wendy disibukan dengan bermain game dihapenya sambil memeluk boneka kesanyangannya.

"Bukannya langsung tidur"

Wendy menurukan hapenya dan tersenyum malu. Dia masih belum berbaring, dia hanya duduk dipinggiran ranjang sedari tadi.

"Kak"

"Iya?"

Wendy merasa aneh, melihat kak Vincent memakai pakain yang sama dengan dirinya, mereka memakai piayama couple yang dibeli mama kak Vincent tempo hari.

"Kaka mau tidur sebelah mana? Kiri atau kanan?"

Vincent tersenyum.

Wendy kok imut banget sih?

Kan Vincent gemes.

"Kaka tidur disini"

Vincent menunjuk bagian kasur sisi kanan, lalu berbaring dan bersandar pada kepala ranjang. Disusul Wendy yang mulai berbaring dan menarik selimut disisi yang satunya. Dia sangat lelah hari ini, seharian berdiri menyalami para undangan ternyata menghabiskan tenaganya juga.

Dan Wendy baru tau ada kasur yang senyaman ini. Matanya langsung memberat minta terpejam.

"Lelah ya dek?"

Elusan dari tangan Vincent membuat mata Wendy kembali terbuka lebar saking kagetnya.

Kini Kak Vincent sedang berbaring menyamping dengan sebelah tangan menopang kepala.

Dan disini rasa lelah dan kantuk Wendy entah hilang kemana ketika bibir Kak Vincent menyentuh pelan pipinya. Memberikan kecupan selamat malam.

"Jangan lupa berdoa sebelum tidur"

Tangan itu kini melingkar diperut Wendy, dan kepala Kak Vincent bertumpu dibahu sempitnya.

Ya ampun, gimana Wendy mau tidur, kalau jantung Wendy berdebar gila kayak gini?
.
.
.


































































Update tiap hari ah 😁

































Vote ☆




























































☆☆☆☆☆

Love Bomb 💜💣 Taehyung x Wendy Where stories live. Discover now