DUA PULUH LIMA

4.2K 257 24
                                    

"Bangun! Lo gak mau sekolah, apa?" ujar Bara dengan ketus pada Stefan. Dia sudah rapih dengan seragam sekolahnya. Sedang Stefan masih mengawang antara bangun dan belum bangun.

"Kan gue tinggal di rumah lo, Bar" jawab Stefan.

"Ya terus? Dengan lo tinggal di rumah gue, lo gak akan sekolah, gitu?" tanya Bara.

Stefan mendelik, "Ya nggak gitu juga. Gak usah ngegass, bisa kali"

"NGEEEEEENNGG!!!" teriak Bara menirukan suara gas motor.

Lalu Jeff datang sambil membawakan seragam, "Apaan sih pagi-pagi udah ribut-ribut aje! Nih Fan, pake aja seragam bekas gue SMA. Untung aja masih kebawa sama gue kesini"

"Hah? Serius lo? Lo bawa baju seragam bekas lo SMA, Jeff?" ulang Bara, tak percaya.

"Kenapa emang?"

"Lo kan kesini mau kuliah"

"Ya buat jaga-jaga aja kalau nanti ospek disini malah disuruh pake baju SMA, gimana?"

"Iya juga sih. Bisa jadi" Bara membenarkan omongan Jeff. Lalu Jeff memberikan seragam itu pada Stefan.

Sejurus Stefan menerima seragam itu dan terkejut ketika melihat ukuran celana Jeff. "Yaaah... celananya kepanjangan, Jeff"

"Pake celana gue aja!" jawab Bara, "Gue ambilin! Lu cepetan mandi sana!"

Stefan manggut-manggut kemudian bergegas mandi pada kamar mandi di kamarnya.

Jeff dan Bara pun keluar dari kamar Stefan. Seketika Bara mengambil celana sekolahnya di lemari, kemudian berniat untuk memberikan pada Stefan di kamarnya. Sementara Jeff sudah siap di meja makan bersama Mama Bara. Dia bersiap untuk daftar ulang di kampus barunya.

Seketika Bara pun kembali lagi ke kamar Stefan, lalu tak sengaja berpapasan dengan Stefan yang hendak menutupi bagian pinggang badannya yang telanjang dengan handuk. Bara sempat melihat sekilas bulu-bulu kecil di area penis Stefan. Bahkan mungkin juga sempat melihat ukuran penis Stefan saat sedang normal.

"Oh my god..." ujar Bara sambil terpelongo memandangi Stefan.

Stefan menekuk alisnya sambil tersenyum, "Ada apa, Bar?" tanya Stefan.

Bara kemudian tersadar dan menjadi salah tingkah.

Sejurus dengan Stefan yang mendekati Bara sampai jarak mereka dekat.

Bara berusaha geleng-geleng, merasa ada yang salah pada dirinya saat berhadapan dengan Stefan.

Stefan tersenyum usil pada mantan pacarnya itu, "Kenapa, pangeran Magemaaaa? Ada yang salah?"

Bara pun memandang wajah Stefan dengan lamat. Pangeran Magema? Entah kapan rasanya terakhir kali Stefan menyebutku dengan nama tersebut. Dan sekarang... dia masih inget.

"Ini celana lo! Kalau kegedean ini sekalian ikat pinggangnya. Lo cepetan ganti baju. Abis itu sarapan, di tunggu Mama" ujar Bara sedikit gelagapan.

Stefan tersenyum dan mengangguk, "Iya. Makasih ya"

Bara berlalu tanpa berkata apa-apa lagi pada Stefan. Sesaat ketika Bara sudah menghilang dari balik pintu, Stefan tertawa kecil karena keusilannya tadi pada Bara.

~

Di meja makan, Mama Bara sudah menyiapkan sarapan di atas meja. Disana juga sudah ada Bara dan Jeff yang sedang menyantap nasi goreng sosis buatan Mama Bara.

"Stefan... ayo sarapan dulu yuk, sebelum ke sekolah" ajak Mama Bara. "Mau makan apa, nasi goreng apa roti atau buah aja?" tanya Mama Bara.

Stefan masih berdiri tak jauh dari meja makan. Dia masih segan. Rasanya tidak enak karena sudah terlalu merepotkan keluarga Bara. Tapi mau gimana lagi, dia sudah terjebak disini. Dan disini, dia merasa hidupnya lebih nyaman ketimbang tinggal dengan pamannya. "Gak usah, tante. Stefan gak ikut sarapan ya"

MISTAKES (END 21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang