Bab 1

173K 7.6K 612
                                    

Selamat Membaca





Malam ini, adalah malam pertama bagi Nadella untuk berbagi ranjang dengan lelaki asing, yang kini sudah berganti status menjadi suaminya. Di dalam kamar mandi hotel, gadis itu memandang kasihan kepada dirinya sendiri.

Di usia yang baru menginjak dua puluh tahun, dia sudah harus menikah. Dia sudah menjadi istri seorang lelaki yang bahkan tidak dia cintai. Nadella juga tidak mengenal siapa suaminya itu. Yang dia tahu, suaminya itu adalah anak dari teman ayahnya.

"Nadella, bisa cepat keluar? Aku juga mau mandi, udah lengket semua badannya!" teriakan di luar sana, membuat Nadella cepat-cepat mengenakan piama bergambar hello kitty miliknya.

"Maaf Mas, lama," ujarnya pelan, setelah membuka pintu kamar mandi.

Sementara Elang, untuk sesaat dia termenung melihat penampilan istri kecilnya itu. Piama di saat malam pertama? Yang benar saja. Tapi, karena tidak ingin membuat gadis itu tidak nyaman, Elang memilih mengabaikannya.

"Nggak apa-apa, bisa minggir? Aku mau masuk," ujar Elang sambil melemparkan senyuman tipis.

Nadella mengangguk cepat, dia segera menyingkir dari depan pintu kamar mandi, membiarkan Elang menggunakan kamar mandi itu.

Gadis itu benar-benar bingung apa yang harus dilakukan saat malam pertama. Jadi, setelah Elang memasuki kamar mandi, dia memilih duduk di ujung ranjang sambil memainkan jarinya.

Beberapa menit kemudian, pintu kamar mandi terbuka, yang membuat Nadella menoleh ke arah sana. Gadis itu terdiam begitu melihat Elang keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana kain panjang, kaos hitam polos yang melekat di tubuhnya, tangannya tidak tinggal diam, sibuk menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil. Nadella menelan ludah melihatnya. Kenapa suaminya terlihat begitu tampan?

"Kamu nunggu aku?" tanya Elang sambil berjalan menghampiri Nadella, dan duduk di samping gadis itu.

Nadella hanya bisa mengangguk kaku, dengan menunduk. Rasanya dia seperti terkena penyakit jantung. Berdetak cepat dan tidak terkendali. Apalagi, Nadella juga merasakan hawa panas di sekitarnya.

Apa yang sedang terjadi? Apakah terjadi kebakaran di sekitar hotel ini?

Elang tersenyum, sekali lagi mengamati pakaian yang dikenakan istrinya itu. Dia meringis pelan, apakah sekarang Elang sudah terlihat seperti pedofil? Menikahi gadis di bawah umur. Tunggu dulu, Nadella sudah tidak di bawah umur. Tapi, mengapa Elang melihat kalau gadis itu masih terlihat seperti anak kecil?

"Ayo tidur."

Nadella segera menoleh cepat ke arah Elang. Gadis itu memelototkan matanya terkejut.

Sedangkan Elang yang melihat ekspresi gadis itu, buru-buru menggeleng pelan. "Maksud aku istirahat, tidur yang beneran. Nggak melakukan apa pun," katanya yang membuat semburat merah muncul di pipi cubby Nadella.

Elang tertegun melihatnya. Perlahan, tangannya menyentuh pipi Nadella, lalu mengusapnya pelan, yang membuat tubuh Nadella kaku.

"Indah," gumamnya pelan sambil semakin mendekatkan duduknya dengan Nadella.

Sementara Nadella hanya bisa menunduk, gadis itu menghindari tatapan maut milik Elang. Tapi, tidak bisa dia pungkiri, rasa senang menguasai hatinya saat Elang terlihat mengagumi pipinya.

Elang membawa dagu Nadella untuk menatapnya. Sesaat, tatapan keduanya bertemu. Mereka diam, saling mengunci satu sama lain. Sebelum Elang mendekatkan wajahnya secara perlahan ke wajah Nadella.

Gadis itu sebenarnya takut, bahkan ketika bibir Elang hampir sampai di bibirnya, gadis itu menoleh, yang mengakibatkan bibir Elang hanya singgah di pipinya yang memerah.

NadellaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz