Bersalah

2.6K 105 6
                                    


Hope you like it...







***







Pagi ini, ketika Lalora berjalan dengan santainya menuju ke gedung sekolahnya, lagi - lagi ada pengganggu yang sedari tadi menguntitnya dari belakang.

Namun Lalora cuek saja, dan malah terus berjalan tanpa menggubris pengendara maserati di sampingnya yang sengaja memelankan laju mobilnya demi bisa sejajar dengan langkah Lalora.

"Lo mau gak gue ajak je THT?" Ujar Regan cukup keras, "budeg lo kelewatan!"

Lalora menghela nafas kasar. Ia berhenti berjalan dan menghadap ke arah Tuan-nya ini. Regan segera mengerem mobil dan tersenyum puas.

"Nah gitu dong lo," ucapnya kemudian.

"Apa lagi sih?" Tanya Lalora tak nyaman.

"Heh! Inget ya lo babu gue! Gausah sok sok an ngeluh gitu lo! Tanggung jawab lah atas perbuatan lo!" Jawab Regan tak mau tau.

Sekali lagi, Lalora menghela nafas panjang.

"Gue tunggu di parkiran. Gausah lama," kata Regan yang sejurus kemudian melajukan mobilnya dan meninggalkan Lalora begitu saja.

Merasa kesal, ia menghentak - hentakkan kakinya berkali - kali ke jalanan sembari mengumpat dan mengepalkan kedua tangannya kuat - kuat.

SMA Graha Nusantara terlihat seperti biasa. Siswa siswi berlalu lalang dan saling berinteraksi satu sama lain. Tidak cukup banyak siswa karena ini tergolong masih pagi. Parkiran pun terlihat masih lumayan sepi. Hanya ada beberapa motor dan satu maserati yang terpampang jelas serta menjadi pusat perhatian di parkiran sekolah.

Lalora yang sudah tiba disana segera menghampiri si pemilik mobil itu yang dengan santainya bersandar dengan posisi tas yang ia selempangkan sebagian. Salah satu tangannya ia masukkan ke saku dan sesekali mengacak rambutnya hingga ia terlihat begitu, sempurna.

Tak Lalora pungkiri bahwa Regan memang sangat tampan. Bahkan ia sempat berhenti beberapa detik hanya untuk mengagumi makhluk indah ciptaan Tuhan di hadapannya ini.

"Eh, babu, dateng juga lo," sapa Regan.

Lalora hanya tersenyum tipis.

"Iketin tali sepatu gue dong, copot nih," perintah Regan yang spontan Lalora langsung mengarahkan pandangan ke sepatu milik Regan. Dua - duanya belum terikat. Lalora yakin, Regan sengaja membuka ikatan tali itu agar dapat mengerjainya.

Sedetik kemudian Lalora berjongkok dihadapan Regan dan membenarkan tali sepatu miliknya.

Belum sempat Lalora menyentuh tali itu, tiba - tiba Regan menarik kakinya ke belakang dan sedikit membuat Lalora tersentak.

"Eh, tangan lo udah bersih belum? Gue gak mau ya sepatu gue dipegang sama tangan yang gak steril." Tukasnya kemudian.

Apa?!' Batin Lalora dalam hati.

Ia mendongakkan kepala dan melihat ke arah Regan dengan tatapan, bingung sekaligus tak percaya. Ternyata di dunia ini ada lelaki yang rewelnya melebihi perempuan macam Regan ini.

REGAN [Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang