14.

130 15 0
                                    

Mentari pagi menyapa lewat ufuk timur, bersamaan dengan suara cicitan dari para burung di luar sana. Sinar mentari nya berusaha menelusup masuk ke dalam kamar seseorang.

Yap, kamar itu adalah kamar rawat milik Seungyoun

Eunsang tertidur disamping ranjang kakaknya, dengan tangan nya yang masih memegang erat tangan kakaknya, dan matanya yang bengkak karena kebanyakan menangis tadi malam.

Namun, siapa yang tahu jika Seungyoun sudah sadar?

Yap, tepatnya saat Jam 02.00 Pagi, Seungyoun membuka matanya.

Dia melihat adiknya yang tengah tertidur pulas, tangan nya seperti ingin selalu dipegang oleh adiknya ini. Seperti, tangan Seungyoun akan menghilang jika dia lepaskan.

Seungyoun berusaha melepas tangan nya dari genggaman adiknya,

Dan berhasil! Adiknya bahkan masih tidur tanpa merasa terganggu. Ah, dia pasti sangat lelah.

Seungyoun mengusap pelan rambut adiknya, "Kau lelah ya? Tidurmu sampai tidak merasa terganggu seperti itu. Maafkan aku karena merepotkan mu ya"

Namun tak lama, Eunsang menggeliat, seperti nya dia terganggu dengan sinar matahari yang makin lama makin jelas dan mengganggu matanya.

Dia mengangkat kepalanya, dan menemukan sang kakak yang tengah tersenyum lembut padanya, "Selamat pagi Cho kecil"

Eunsang terkejut, "Kak Seungyoun? Kau sadar?"

Yang ditanya mengangguk, "Ya, aku sadar sekarang"

Eunsang langsung beranjak dan memeluk erat kakaknya, tak lama dia terisak kecil dibahu lebar sang kakak—membuat sang empu terkekeh.

"Aku pikir kau mau terus menutup mata mu bodoh!"

Eunsang memukul punggung belakang kakaknya dengan pelan, sudah tentu Seungyoun tidak merasakan apapun.

"Tidak kok, buktinya aku bangun sekarang kan?"

Eunsang mengangguk lalu melepas pelukan nya, "Apa kau lapar? Kau mau makan?"

Seungyoun menggeleng, "Nanti saja dulu, aku belum mau makan. Sebaiknya kau mandi sekarang, bau busuk mulai menguar disini"

Eunsang memukul lengan kakaknya kencang, "Sialan!"

Seungyoun tertawa kencang, lalu mengibaskan tangannya, "Bercanda kok, sudah mandi saja sana"

Eunsang memasang wajah sebal lalu beranjak ke sofa sebentar untuk mengambil bajunya di tas, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.

"Buka mulut mu kak"

Seungyoun membuka mulut nya lebar sesuai perintah adiknya. Dia tengah memakan bubur yang Eunsang beli di kantin rumah sakit.

"Nah begitu, makan yang banyak supaya kau cepat pulang"

Seungyoun terkekeh, "Tapi aku tidak ingin pulang"

Eunsang membulatkan matanya—yang malah terlihat menggemaskan—, "Lalu kau meninggalkan ku sendiri begitu?"

"Mungkin begitu, kau harus bisa sendiri jika nantinya aku tinggal nanti. Toh aku tahu, penyakit ini sudah menguasai mental ku, cepat atau lambat aku pasti dibuat meninggal karena kebanyakan gelisah kan?"

Brak!

Eunsang menaruh mangkuk bubur itu di nakas dengan kencang, menimbulkan suara yang mengejutkan.

"Bicara apa kau kak?! Kau pasti sembuh! Kau tidak boleh berbicara seperti itu!"

Air mata menggenang di pelupuk matanya—berusaha menahan tangisnya.

can you hear me, mother? | Lee Eunsang (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang